Mempunyai ide-ide baru yang terus mengalir adalah sangat penting. Ide-ide baru adalah darah kehidupan bisnis kita. Oleh karena itu, penting untuk mendorong kreativitas dan menjadi benar-benar inovatif.
Namun perlu diketahui bahwa kreativitas dan inovasi adalah dua hal yang berbeda. Kreativitas adalah segala hal yang berkaitan dengan memunculkan ide-ide baru, sedangkan inovasi berkaitan dengan penerapan ide-ide baru dalam suatu tindakan (action).
Ide-ide baru bisa sangat sulit untuk ditemukan. Ketika Anda menemukannya dan menerapkannya ke dalam tindakan, ide-ide baru tersebut dapat menjadi alat-alat pemasaran yang sangat powerful dan menjadi lisensi yang akan mendatangkan uang kepada kita.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk membantu melahirkan ide-ide baru:
1. Meminta Opini
Anda dapat menyewa konsultan atau dengan cara sederhana mencari opini / pendapat dari seseorang yang tidak mengetahui sama sekali tentang bisnis Anda. Kita mungkin sangat sibuk mengurusi bisnis yang kita jalankan, sehingga seringkali menyebabkan kita tidak dapat melihat cara lain untuk melakukan sesuatu. Ada saat-saat ketika kita perlu untuk melangkah keluar dari lingkungan kita karena seringkali ide-ide yang digunakan dalam suatu bisnis tertentu dapat diterapkan dalam bisnis yang lainnya.
2. Mendorong Kreativitas Pegawai (Staff)
Doronglah anggota tim Anda untuk menciptakan ide-ide baru dan mempersilakan mereka memberikan saran mengenai cara yang lebih baik atau lebih cerdas agar inovatif. Anda harus berpikiran terbuka (open-minded) dan menyemangati masukan mereka.
3. Bertukar Pikiran (Brain Storm)
Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan ide-ide baru adalah melalui brainstorming / diskusi. Ini bisa melibatkan keluarga, teman dan anggota tim. Tujuan kegiatan brainstorming adalah untuk mendapatkan banyak ide. Ingat, jumlahnya bukan kualitasnya. Pemilihan/penyaringan (refining) ide-ide bisa dilakukan belakangan.
4. Mendidik kembali Pikiran Kita (Re-educate The Mind)
Ada pepatah lama yang mengatakan, Janganlah Anda pernah berhenti belajar dan ini benar. Jika Anda akan membuat komitmen pribadi untuk terus belajar, Anda akan memperoleh hasilnya.
5. Membaca dan Berlangganan
Ada banyak informasi bermanfaat di internet dan sebagian besar informasi tersebut gratis. Carilah informasi bidang-bidang bisnis lainnya jangan hanya informasi yang terkait dengan bisnis Anda karena Anda mungkin dapat menerapkan suatu ide yang benar-benar tidak berkaitan.
Anda seringkali dapat menemukan ide-ide di tempat-tempat yang tidak biasa. Koran atau majalah tentang bisnis ataupun fashion contohnya adalah sumber yang bernilai. Saat ini mudah untuk berlangganan sejumlah koran dalam negeri atau luar negeri, majalah atau newsletters.
6. Melakukan Perjalanan (travel) akan Membuka Mata Anda
Kunjungilah tempat-tempat yang berbeda atau bahkan tidak berhubungan dengan bidang bisnis Anda. Anda akan mendapatkan banyak pengetahuan secara gratis dari kegiatan ini yang nantinya dapat diterapkan dalam bisnis Anda.
Tujuan utama berbisnis tentunya adalah untuk mendapatkan konsumen, dan sesungguhnya hanya ada dua cara untuk melakukannya …yaitu melalui Kreativitas dan Inovasi.
Sumber: wirausaha.com
Senin, 15 Desember 2008
Memahami 9 Aspek Penting Sebelum Memulai Usaha
Memulai bisnis bagi kebanyakan orang bukanlah hal yang mudah. Hal yang klasik, banyak pertimbangan di sana sini sehingga tak jarang membuat orang urung memulai bisnis. Semestinya memulai bisnis tidak menjadi salah satu sumber ketakutan bagi setiap orang.
Untuk menghilangkan ketakutan dalam memulai bisnis, seseorang bisa membuat persiapan bisnis yang matang sehingga dapat menjalaninya dengan optimistis.
Salah satu seminar Gerald Abraham salah seorang penasehat bisnis pada sebuah firma hukum, juga pemilik dan direktur sebuah konsultan keuangan di tahun 2006, berisi tentang menjadi sukses dengan memahami 9 aspek penting sebelum memulai usaha.
1. Memahami konsep produk atau jasa secara baik
Sebelum memulai suatu usaha maka hal yang terpenting adalah pemahaman kita akan konsep produk atau jasa yang akan menjadi bisnis inti. Kita perlu memahami bukan hanya secara teknis produksi tetapi juga pasar dan prospek mulai daripada lingkungan yang terkecil kepada lingkungan yang terbesar. Dalam topik ini dibahas secara menyeluruh aspek-aspek yang penting dalam melakukan analisa atas kelayakan dan prospek produk termasuk produk-produk yang sama sekali baru dengan melihat sisi human behavior, kebutuhan pasar dan lainnya.
2. Membuat visi dan misi bisnis
Setiap orang yang mau memulai bisnis harus mengetahui visi dan misi yang akan menjadi panduan seseorang untuk tetap fokus kepada tujuan bisnis dan organisasi yang awal. Seringkali suatu usaha pada saat mulai berkembang pada tahap berikutnya mengalami kegagalan karena organisasi tersebut tidak memfokuskan diri kepada peningkatan kemajuan bisnis awal tetapi terlalu banyak mencoba mengembangkan bidang usaha lain yang baru. Dalam topik ini setiap orang akan belajar bagaimana membuat visi dan misi dalam kaitannya dengan latar belakang pribadi dan pengetahuan usaha yang akan anda rintis.
3. Perlunya winning, positive dan learning attitude untuk menjadi sukses
Sikap mental merupakan kunci keberhasilan atas usaha anda selain daripada pemahaman usaha anda. there is no over night success sesuatu yang harus dicamkan daripada setiap calon “entrepreneur” karena dibutuhkan waktu, sikap tidak menyerah, proses belajar secara kesinambunga, dan melihat permasalahan secara positif yang tidak membuat anda menjadi patah semangat namun melihat setiap peluang dan belajar atas setiap kegagalan.Anda akan belajar untuk mengembangkan sikap-sikap diatas untuk menjadi “bisnis entrepreneur” yang sukses.
4. Membuat perencanaan dan strategi bisnis yang efektif akan menghindari usaha daripada risiko bisnis dan keuangan.
Secara statistik hampir seluruh kegagalan bisnis kecil dan menengah disebabkan karena tidak adanya atau kurang efektifnya perencanaan bisnis yang anda buat. Asumsi-asumsi seperti kapasitas produksi, tingkat utilisasi produksi, proyeksi kenaikan harga dan biaya dan aspek lainnya dalam perencanaan bisnis haruslah menggambarkan secara akurat realitas pasar atau praktek yang ada dalam suatu industri. Sistematika perhitungan dan proyeksi pendapatan dan biaya harus dibuat secara tepat sehingga membantu setiap calon pengusaha untuk menghitung secara akurat kebutuhan modal investasi dan modal kerja termasuk struktur biaya untuk persiapan awal, tahap percobaan, produksi secara komersial, inventori, distribusi, pemasaran, administrasi, sumber daya manusia dan juga komponen pendapatan usaha yang terdiri dari pendapatan inti dan tambahan. Pemahaman yang baik atas hal ini juga akan membantu calon entrepreneur untuk dapat mengindentifikasi potensi resiko bisnis, manajemen dan keuangan dan membuat langkah-langkah pengendalian untuk dapat menghindari setiap resiko tersebut.
5. Pengetahuan dasar manajemen, organisasi dan sistem akan menghindari usaha daripada risiko manajemen.
Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan manajemen yang baik untuk memastikan proses pemasaran, produksi, distribusi dan penjualan berlangsung dengan baik. Sistem manajemen yang buruk akan mengakibatkan adanya biaya yang tidak perlu seperti bahan baku yang terbuang, pekerja yang tidak produktif karena pengawasan yang tidak efektif dan deskripsi pekerjaan yang tidak jelas, koordinasi dan komunikasi antar pegawai yang tidak efektif sehingga banyak keputusan yang terlambat, perekrutan pegawai yang tidak efektif sehingga banyak pegawai yang keluar masuk dan membuang banyak waktu dan biaya, pelatihan yang tidak baik sehingga produktivitas pegawai yang rendah dan masih banyak lagi permasalahan organisasi. Dalam topik ini kami akan memberikan pengetahuan dasar dan aspek-aspek yang sangat penting yang harus dipelajari oleh calon bisnis entrepreneur untuk menghindari resiko manajemen yang dapat menyebabkan kegagalan usaha.
6. Optimalisasi sumber daya manusia maka 50% usaha Anda sudah berhasil.
Sumber Daya Manusia atau SDM merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha yang sangat penting. Banyak pakar yang menyadari bahwasanya untuk memulai usaha seringkali apabila kita merekrut pegawai yang tepat dan berpotensi sangat baik dapat menutup kelemahan manajemen, organisasi dan sistim dalam jangka pendek. Dengan SDM yang tepat maka kita sudah setengah jalan untuk menjadi sukses. Topik ini akan membantu kita untuk memahami kriteria pegawai yang baik dan sesuai dengan kebutuhan usaha, manajemen SDM secara umum termasuk sistim penilaian kinerja pegawai sehingga setiap pegawai akan merasa puas dan juga bagaimana memotivasi pegawai baik secara psikologi umum maupun dengan sistim insentif untuk mengoptimalkan kinerja pegawai.
7. Mengapa kreativitas, kepemimpinan dan proses pembuatan keputusan sangat penting?
Dalam memulai usaha umumnya setiap calon entrepreneur akan mengalami banyak permasalahan dan krisis. Banyak kegagalan terjadi karena kurangnya kreativitas, kepemimpinan dan pembuatan keputusan yang tepat untuk mencari solusi yang baik. Kreativitas seperti “thinking outbox” atau kemampuan melakukan analisa permasalahan di luar pemahaman yang sudah ada dan mencari alternatif solusi yang kreatif akan sangat membantu usaha anda untuk berhasil. Kreativitas juga akan sangat membantu anda untuk menyesuaikan produk-produk anda agar dapat diterima oleh pasar dan juga melihat berbagai peluang dalam membangun usaha anda. Kepemimpinan sangat penting dalamkrisis untuk membuat setiap pegawai dan semua orang yang terlibat dalam usaha anda percaya bahwasanya anda tidak panik, menjadi tempat last resort solusi atas semua permasalahan dan menjadi panutan. Proses Pembuatan Keputusan akan membantu anda dalam mencari alternatif solusi dan memilih yang terbaik untuk usaha dan organisasi anda. Dalam topik ini anda akan mendapatkan cara-cara mengembangkan kreativitas usaha anda, ciri-ciri kepemimpinan yang cocok dengan latar belakang pribadi anda dan bagaimana proses yang benar dalam membuat keputusan dalam setiap permasalahan.
8. Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan pembiayaan
Pemahaman atas aspek ini adalah sangat penting dalam perkembangan usaha anda. Seringkali produksi terganggu karena pengelolaan keuangan yang tidak baik seperti kekurangan dana untuk pembelian bahan baku, alat-alat produksi dan lainnya. Dalamtopik ini akan dibahas pengetahuan dasar atas cash flow atau arus kas yang seperti darah dalam tubuh manusia, biaya pendanaan, pembiayaan modal kerja dan investasi, struktur modal, aset perusahaan, penyertaan modal dan lainnya.
9. Pemasaran, pelayanan dan product brand
Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan penjualan produk atau jasa. Sebaik apapun produk atau jasa tanpa pemasaran yang baik maka akan sangat sukar untuk meningkat penjualan dan keuntungan usaha. Di lain pihak tanpa pelayanan yang baik kepada pelanggan maka akan sangat sukar suatu usaha untuk memperoleh pelanggan yang loyal yang merupakan kunci perkembangan usaha. Dengan pelanggan yang loyal maka pekerjaan pemasaran akan lebih mudah karena pelayanan yang baik akan menciptakan product brand yang baik kepada calon pelanggan baru. Dalam topik ini akan dibahas secera menyeluruh semua aspek penting dalam membuat strategi pemasaran, identifikasi pelayanan yang dibutuhkan pelanggan dan bagaimana menciptakan product brand dan efeknya kepada keberhasilan usaha.
Sumber: wirausaha.com
Untuk menghilangkan ketakutan dalam memulai bisnis, seseorang bisa membuat persiapan bisnis yang matang sehingga dapat menjalaninya dengan optimistis.
Salah satu seminar Gerald Abraham salah seorang penasehat bisnis pada sebuah firma hukum, juga pemilik dan direktur sebuah konsultan keuangan di tahun 2006, berisi tentang menjadi sukses dengan memahami 9 aspek penting sebelum memulai usaha.
1. Memahami konsep produk atau jasa secara baik
Sebelum memulai suatu usaha maka hal yang terpenting adalah pemahaman kita akan konsep produk atau jasa yang akan menjadi bisnis inti. Kita perlu memahami bukan hanya secara teknis produksi tetapi juga pasar dan prospek mulai daripada lingkungan yang terkecil kepada lingkungan yang terbesar. Dalam topik ini dibahas secara menyeluruh aspek-aspek yang penting dalam melakukan analisa atas kelayakan dan prospek produk termasuk produk-produk yang sama sekali baru dengan melihat sisi human behavior, kebutuhan pasar dan lainnya.
2. Membuat visi dan misi bisnis
Setiap orang yang mau memulai bisnis harus mengetahui visi dan misi yang akan menjadi panduan seseorang untuk tetap fokus kepada tujuan bisnis dan organisasi yang awal. Seringkali suatu usaha pada saat mulai berkembang pada tahap berikutnya mengalami kegagalan karena organisasi tersebut tidak memfokuskan diri kepada peningkatan kemajuan bisnis awal tetapi terlalu banyak mencoba mengembangkan bidang usaha lain yang baru. Dalam topik ini setiap orang akan belajar bagaimana membuat visi dan misi dalam kaitannya dengan latar belakang pribadi dan pengetahuan usaha yang akan anda rintis.
3. Perlunya winning, positive dan learning attitude untuk menjadi sukses
Sikap mental merupakan kunci keberhasilan atas usaha anda selain daripada pemahaman usaha anda. there is no over night success sesuatu yang harus dicamkan daripada setiap calon “entrepreneur” karena dibutuhkan waktu, sikap tidak menyerah, proses belajar secara kesinambunga, dan melihat permasalahan secara positif yang tidak membuat anda menjadi patah semangat namun melihat setiap peluang dan belajar atas setiap kegagalan.Anda akan belajar untuk mengembangkan sikap-sikap diatas untuk menjadi “bisnis entrepreneur” yang sukses.
4. Membuat perencanaan dan strategi bisnis yang efektif akan menghindari usaha daripada risiko bisnis dan keuangan.
Secara statistik hampir seluruh kegagalan bisnis kecil dan menengah disebabkan karena tidak adanya atau kurang efektifnya perencanaan bisnis yang anda buat. Asumsi-asumsi seperti kapasitas produksi, tingkat utilisasi produksi, proyeksi kenaikan harga dan biaya dan aspek lainnya dalam perencanaan bisnis haruslah menggambarkan secara akurat realitas pasar atau praktek yang ada dalam suatu industri. Sistematika perhitungan dan proyeksi pendapatan dan biaya harus dibuat secara tepat sehingga membantu setiap calon pengusaha untuk menghitung secara akurat kebutuhan modal investasi dan modal kerja termasuk struktur biaya untuk persiapan awal, tahap percobaan, produksi secara komersial, inventori, distribusi, pemasaran, administrasi, sumber daya manusia dan juga komponen pendapatan usaha yang terdiri dari pendapatan inti dan tambahan. Pemahaman yang baik atas hal ini juga akan membantu calon entrepreneur untuk dapat mengindentifikasi potensi resiko bisnis, manajemen dan keuangan dan membuat langkah-langkah pengendalian untuk dapat menghindari setiap resiko tersebut.
5. Pengetahuan dasar manajemen, organisasi dan sistem akan menghindari usaha daripada risiko manajemen.
Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan manajemen yang baik untuk memastikan proses pemasaran, produksi, distribusi dan penjualan berlangsung dengan baik. Sistem manajemen yang buruk akan mengakibatkan adanya biaya yang tidak perlu seperti bahan baku yang terbuang, pekerja yang tidak produktif karena pengawasan yang tidak efektif dan deskripsi pekerjaan yang tidak jelas, koordinasi dan komunikasi antar pegawai yang tidak efektif sehingga banyak keputusan yang terlambat, perekrutan pegawai yang tidak efektif sehingga banyak pegawai yang keluar masuk dan membuang banyak waktu dan biaya, pelatihan yang tidak baik sehingga produktivitas pegawai yang rendah dan masih banyak lagi permasalahan organisasi. Dalam topik ini kami akan memberikan pengetahuan dasar dan aspek-aspek yang sangat penting yang harus dipelajari oleh calon bisnis entrepreneur untuk menghindari resiko manajemen yang dapat menyebabkan kegagalan usaha.
6. Optimalisasi sumber daya manusia maka 50% usaha Anda sudah berhasil.
Sumber Daya Manusia atau SDM merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha yang sangat penting. Banyak pakar yang menyadari bahwasanya untuk memulai usaha seringkali apabila kita merekrut pegawai yang tepat dan berpotensi sangat baik dapat menutup kelemahan manajemen, organisasi dan sistim dalam jangka pendek. Dengan SDM yang tepat maka kita sudah setengah jalan untuk menjadi sukses. Topik ini akan membantu kita untuk memahami kriteria pegawai yang baik dan sesuai dengan kebutuhan usaha, manajemen SDM secara umum termasuk sistim penilaian kinerja pegawai sehingga setiap pegawai akan merasa puas dan juga bagaimana memotivasi pegawai baik secara psikologi umum maupun dengan sistim insentif untuk mengoptimalkan kinerja pegawai.
7. Mengapa kreativitas, kepemimpinan dan proses pembuatan keputusan sangat penting?
Dalam memulai usaha umumnya setiap calon entrepreneur akan mengalami banyak permasalahan dan krisis. Banyak kegagalan terjadi karena kurangnya kreativitas, kepemimpinan dan pembuatan keputusan yang tepat untuk mencari solusi yang baik. Kreativitas seperti “thinking outbox” atau kemampuan melakukan analisa permasalahan di luar pemahaman yang sudah ada dan mencari alternatif solusi yang kreatif akan sangat membantu usaha anda untuk berhasil. Kreativitas juga akan sangat membantu anda untuk menyesuaikan produk-produk anda agar dapat diterima oleh pasar dan juga melihat berbagai peluang dalam membangun usaha anda. Kepemimpinan sangat penting dalamkrisis untuk membuat setiap pegawai dan semua orang yang terlibat dalam usaha anda percaya bahwasanya anda tidak panik, menjadi tempat last resort solusi atas semua permasalahan dan menjadi panutan. Proses Pembuatan Keputusan akan membantu anda dalam mencari alternatif solusi dan memilih yang terbaik untuk usaha dan organisasi anda. Dalam topik ini anda akan mendapatkan cara-cara mengembangkan kreativitas usaha anda, ciri-ciri kepemimpinan yang cocok dengan latar belakang pribadi anda dan bagaimana proses yang benar dalam membuat keputusan dalam setiap permasalahan.
8. Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan pembiayaan
Pemahaman atas aspek ini adalah sangat penting dalam perkembangan usaha anda. Seringkali produksi terganggu karena pengelolaan keuangan yang tidak baik seperti kekurangan dana untuk pembelian bahan baku, alat-alat produksi dan lainnya. Dalamtopik ini akan dibahas pengetahuan dasar atas cash flow atau arus kas yang seperti darah dalam tubuh manusia, biaya pendanaan, pembiayaan modal kerja dan investasi, struktur modal, aset perusahaan, penyertaan modal dan lainnya.
9. Pemasaran, pelayanan dan product brand
Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan penjualan produk atau jasa. Sebaik apapun produk atau jasa tanpa pemasaran yang baik maka akan sangat sukar untuk meningkat penjualan dan keuntungan usaha. Di lain pihak tanpa pelayanan yang baik kepada pelanggan maka akan sangat sukar suatu usaha untuk memperoleh pelanggan yang loyal yang merupakan kunci perkembangan usaha. Dengan pelanggan yang loyal maka pekerjaan pemasaran akan lebih mudah karena pelayanan yang baik akan menciptakan product brand yang baik kepada calon pelanggan baru. Dalam topik ini akan dibahas secera menyeluruh semua aspek penting dalam membuat strategi pemasaran, identifikasi pelayanan yang dibutuhkan pelanggan dan bagaimana menciptakan product brand dan efeknya kepada keberhasilan usaha.
Sumber: wirausaha.com
9 Bekal Memulai Usaha
saya ingin berbagi bekal kepada anda yang ingin membangun sebuah usaha baru. Sebagai seorang calon pengusaha, maka anda harus benar-benar memiliki bekal-bekal yang akan coba saya paparkan di bawah ini.
Dengan memiliki bekal yang cukup, maka anda akan siap mengarungi samudera dunia usaha yang penuh tantangan dan persaingan.
1. Mulailah dengan sebuah mimpi.
Banyak orang takut bahkan berusaha keras untuk tidak bermimpi, apalagi ditengah situasi perekonomian yang makin ga jelas seperti sekarang. Namun, apa yang terjadi? Karena enggan bermimpi untuk besar, maka selamanya kita akan menjadi orang kecil. Semua bermula dari sebuah mimpi dan yakinlah produk yang akan kita tawarkan. A dream is where it all started : Pemimpilah yang selalu menciptakan dan membuat sebuah terobosan dalam produk, cara pelayanan, jasa, ataupun ide yang dapat dijual dengan sukses. Mereka tidak mengenal batas dan keterikatan, tak mengenal kata “tidak bisa” ataupun “tidak mungkin”.
2. Cintailah Produk Anda.
Dengan mencintai suatu produk, anda akan mudah memberikan seluruh kekuatan tenaga dan pikiran untuk mensukseskan produk anda. Produk yang anda cintai akan selalu tampak luar biasa di mata anda. Dan akibatnya, saat anda berpromosi kecintaan anda mampu mempengaruhi orang lain calon pembeli potensial anda.
3. Belajar dan Belajar
Banyak pengusaha yang mendapatkan sedikit kesuksesan kemudian enggan belajar dan berkembang. Padahal belajar itu tak mengenal batas. Saat anda sukses di suatu bidang, maka pelajari lebih dalam bidang tersebut. Jika anda makin mengenal bidang pekerjaan anda, maka anda akan menemukan banyak sekali peluang-peluang usaha baru yang menanti tangan emas anda.
4. Berani Ambil Resiko
Berani mengambil resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko yang akan diambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik-baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Dan inilah faktor penentu yang membedakan “entrepreneur” dengan “manager”. Entrepreneur akan lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, dan manager dibutuhkan akan mengatur perusahaan yang telah maju.
5. Mintalah Nasehat
Dapatkan pandangan lain dari orang lain. Tanyakan pada sang ahli. Entrepreneur selalu mencari nasehat dari berbagai pihak tapi keputusan akhir selalu ada ditangannya dan dapat diputuskan dengan indera ke enam-nya. Komunikasi yang baik dan kepiawaian menjual. Pada fase awal sebuah usaha, kepiawaian menjual merupakan kunci suksesnya. Dan kemampuan untuk memahami dan menguasai hubungan dengan pelanggan akan membantu mengembangkan usaha pada fase itu.
6. Kerja Keras dan Etos Kerja
Anda mungkin sering mendengar Smart Work, tapi seorang entreprenuer tak hanya menggunakan cara cepat dan gampang. Dia harus bekerja keras. Pengusaha pemula harus mengerahkan segenap kemampuannya dalam memulai usaha. Bahkan saat tidur sekalipun pikirannya tetap bekerja mengumpulkan mimpi dan rencana-rencana kerja
7. Silaturahmi
Bertemanlah sebanyak banyaknya. Pada harga dan kwalitas yang sama orang membeli dari temannya, pada harga yang sedikit mahal, orang akan tetap membeli dari teman. Teman akan membantu mengembangkan usaha kita, memberi nasehat, membantu menolong pada masa sulit.
8. Bertemanlah dengan kegagalan
Hadapi kegagalan dengan tangan terbuka. Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha, selama kegagalan itu tidak “mematikan”. Setiap usaha selalu akan mempunyai resiko kegagalan dan bila mana itu sampai terjadi, bersiaplah dan hadapilah ! Kegagalan kecil dapat menjadi imunisasi bagi usaha anda. Anda takkan pernah melakukan persiapan penting jika tak pernah gagal sebelumnya. Saat anda gagal, itu berarti anda telah sukses menemukan sebuah solusi penanggulangannya.
9. Lakukan Sekarang !!
Tunggu apa lagi?? Lakukanlah sekarang juga. Bila anda telah siap, lakukanlah sekarang juga. Manager selalu melakukan READY-AIM-SHOOT, tetapi entrepreneur sejati akan melakukan READY-SHOOT-AIM ! Putuskan dan kerjakan sekarang, karena besok belum tentu milik kita. Kesempatan itu datangnya hanya sekali. Sekali anda melewatkan sedetik kesempatan, jangan harap dia akan terulang lagi di waktu sama.
Sumber: info.anekamesin.com
Dengan memiliki bekal yang cukup, maka anda akan siap mengarungi samudera dunia usaha yang penuh tantangan dan persaingan.
1. Mulailah dengan sebuah mimpi.
Banyak orang takut bahkan berusaha keras untuk tidak bermimpi, apalagi ditengah situasi perekonomian yang makin ga jelas seperti sekarang. Namun, apa yang terjadi? Karena enggan bermimpi untuk besar, maka selamanya kita akan menjadi orang kecil. Semua bermula dari sebuah mimpi dan yakinlah produk yang akan kita tawarkan. A dream is where it all started : Pemimpilah yang selalu menciptakan dan membuat sebuah terobosan dalam produk, cara pelayanan, jasa, ataupun ide yang dapat dijual dengan sukses. Mereka tidak mengenal batas dan keterikatan, tak mengenal kata “tidak bisa” ataupun “tidak mungkin”.
2. Cintailah Produk Anda.
Dengan mencintai suatu produk, anda akan mudah memberikan seluruh kekuatan tenaga dan pikiran untuk mensukseskan produk anda. Produk yang anda cintai akan selalu tampak luar biasa di mata anda. Dan akibatnya, saat anda berpromosi kecintaan anda mampu mempengaruhi orang lain calon pembeli potensial anda.
3. Belajar dan Belajar
Banyak pengusaha yang mendapatkan sedikit kesuksesan kemudian enggan belajar dan berkembang. Padahal belajar itu tak mengenal batas. Saat anda sukses di suatu bidang, maka pelajari lebih dalam bidang tersebut. Jika anda makin mengenal bidang pekerjaan anda, maka anda akan menemukan banyak sekali peluang-peluang usaha baru yang menanti tangan emas anda.
4. Berani Ambil Resiko
Berani mengambil resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko yang akan diambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik-baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Dan inilah faktor penentu yang membedakan “entrepreneur” dengan “manager”. Entrepreneur akan lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, dan manager dibutuhkan akan mengatur perusahaan yang telah maju.
5. Mintalah Nasehat
Dapatkan pandangan lain dari orang lain. Tanyakan pada sang ahli. Entrepreneur selalu mencari nasehat dari berbagai pihak tapi keputusan akhir selalu ada ditangannya dan dapat diputuskan dengan indera ke enam-nya. Komunikasi yang baik dan kepiawaian menjual. Pada fase awal sebuah usaha, kepiawaian menjual merupakan kunci suksesnya. Dan kemampuan untuk memahami dan menguasai hubungan dengan pelanggan akan membantu mengembangkan usaha pada fase itu.
6. Kerja Keras dan Etos Kerja
Anda mungkin sering mendengar Smart Work, tapi seorang entreprenuer tak hanya menggunakan cara cepat dan gampang. Dia harus bekerja keras. Pengusaha pemula harus mengerahkan segenap kemampuannya dalam memulai usaha. Bahkan saat tidur sekalipun pikirannya tetap bekerja mengumpulkan mimpi dan rencana-rencana kerja
7. Silaturahmi
Bertemanlah sebanyak banyaknya. Pada harga dan kwalitas yang sama orang membeli dari temannya, pada harga yang sedikit mahal, orang akan tetap membeli dari teman. Teman akan membantu mengembangkan usaha kita, memberi nasehat, membantu menolong pada masa sulit.
8. Bertemanlah dengan kegagalan
Hadapi kegagalan dengan tangan terbuka. Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha, selama kegagalan itu tidak “mematikan”. Setiap usaha selalu akan mempunyai resiko kegagalan dan bila mana itu sampai terjadi, bersiaplah dan hadapilah ! Kegagalan kecil dapat menjadi imunisasi bagi usaha anda. Anda takkan pernah melakukan persiapan penting jika tak pernah gagal sebelumnya. Saat anda gagal, itu berarti anda telah sukses menemukan sebuah solusi penanggulangannya.
9. Lakukan Sekarang !!
Tunggu apa lagi?? Lakukanlah sekarang juga. Bila anda telah siap, lakukanlah sekarang juga. Manager selalu melakukan READY-AIM-SHOOT, tetapi entrepreneur sejati akan melakukan READY-SHOOT-AIM ! Putuskan dan kerjakan sekarang, karena besok belum tentu milik kita. Kesempatan itu datangnya hanya sekali. Sekali anda melewatkan sedetik kesempatan, jangan harap dia akan terulang lagi di waktu sama.
Sumber: info.anekamesin.com
memulai dan mengelola bisnis
Penulis buku Rahasia Sukses Toko Tionghoa Istijanto Oei mengajak belajar dari orang Tionghoa yang terkenal lihai dalam memulai dan mengelola bisnis. Berikut adalah tipsnya:
1. Mulailah dengan jenis usaha berdasarkan keahlian atau hobi keluarga Anda. Dengan demikian Anda cukup menguasainya dan bersemangat untuk mengembangkannya.
2. Carilah lokasi usaha yang paling potensial. Anda bisa sesuaikan dengan segmentasi dan jenis usaha Anda.
3. Perhatikan tempat dan buat semenarik mungkin. Jika perlu renovasi, tekan biayanya. Soal modal, sesuai dengan prinsip orang Tionghoa, jangan ragu memulai dari 'nol'.
4. Membuka toko berarti harus cerdik menentukan barang yang paling cepat laku dari jenis usaha Anda, karena nanti modal akan banyak tersedot untuk pengadaan barang yang paling cepat laku tersebut.
5. Jika dana terbatas untuk modal pengadaan barang, bisa juga meminjam barang saudara atau rekanan yang mau dititipkan. "Atau konsinyasi dari pemasok 'beli kalau laku", atau dengan membuat gudang bersama," ujar Istijanto.
6. Saat pembukaan toko, jangan lupa mengundang sanak saudara atau relasi.
7. Hati-hati dalam mencari relasi bisnis. Carilah relasi yang dapat dipercaya. Orang Tionghoa lebih sering memakai hubungan keluarga. "Jangan mudah percaya pada orang," tandas Istijanto.
8. Perhatikan kualitas barang-barang yang diperoleh dari relasi, jangan langsung senang memperoleh barang murah dan selalu ingat bernegosiasilah dengan pemasok soal harga. Akan lebih baik Anda membangun jejaring dengan toko-toko lain, sehingga mengetahui informasi-informasi penting bagi usaha Anda atau memiliki cukup pasokan barang dengan gudang bersama.
Komitmen Pemilik
9. Sejak awal, pemilik harusnya mulai berkomitmen untuk memperhatikan penuh usahanya ini. Dalam kebiasaan Tionghoa, pemilik harus ada di toko itu. Pemilik harus disiplin berada di tokonya setiap hari.
10. Dalam bergaul dengan karyawan dan pembeli jangan menempatkan diri sebagai bos. "Justru pemilik harus terjun langsung melayani pembeli. Karena pembeli paling suka bertemu langsung dengan pemilik," ujar Istijanto. Dengan berada di toko, pemilik berarti mengusahakan secara eksternal membangun kepercayaan pembeli dan secara internal mengontrol langsung karyawannya.
Sumber: kompas.com
1. Mulailah dengan jenis usaha berdasarkan keahlian atau hobi keluarga Anda. Dengan demikian Anda cukup menguasainya dan bersemangat untuk mengembangkannya.
2. Carilah lokasi usaha yang paling potensial. Anda bisa sesuaikan dengan segmentasi dan jenis usaha Anda.
3. Perhatikan tempat dan buat semenarik mungkin. Jika perlu renovasi, tekan biayanya. Soal modal, sesuai dengan prinsip orang Tionghoa, jangan ragu memulai dari 'nol'.
4. Membuka toko berarti harus cerdik menentukan barang yang paling cepat laku dari jenis usaha Anda, karena nanti modal akan banyak tersedot untuk pengadaan barang yang paling cepat laku tersebut.
5. Jika dana terbatas untuk modal pengadaan barang, bisa juga meminjam barang saudara atau rekanan yang mau dititipkan. "Atau konsinyasi dari pemasok 'beli kalau laku", atau dengan membuat gudang bersama," ujar Istijanto.
6. Saat pembukaan toko, jangan lupa mengundang sanak saudara atau relasi.
7. Hati-hati dalam mencari relasi bisnis. Carilah relasi yang dapat dipercaya. Orang Tionghoa lebih sering memakai hubungan keluarga. "Jangan mudah percaya pada orang," tandas Istijanto.
8. Perhatikan kualitas barang-barang yang diperoleh dari relasi, jangan langsung senang memperoleh barang murah dan selalu ingat bernegosiasilah dengan pemasok soal harga. Akan lebih baik Anda membangun jejaring dengan toko-toko lain, sehingga mengetahui informasi-informasi penting bagi usaha Anda atau memiliki cukup pasokan barang dengan gudang bersama.
Komitmen Pemilik
9. Sejak awal, pemilik harusnya mulai berkomitmen untuk memperhatikan penuh usahanya ini. Dalam kebiasaan Tionghoa, pemilik harus ada di toko itu. Pemilik harus disiplin berada di tokonya setiap hari.
10. Dalam bergaul dengan karyawan dan pembeli jangan menempatkan diri sebagai bos. "Justru pemilik harus terjun langsung melayani pembeli. Karena pembeli paling suka bertemu langsung dengan pemilik," ujar Istijanto. Dengan berada di toko, pemilik berarti mengusahakan secara eksternal membangun kepercayaan pembeli dan secara internal mengontrol langsung karyawannya.
Sumber: kompas.com
Usaha Keripik Buah dan Keripik Sayur
Ingin memulai usaha keripik buah dan kripik sayur ? Tentu ada beberapa hal yang harus Anda siapkan agar usaha Anda cepat berjalan dan sukses.
Saat Anda ingin memulai usaha keripik buah dan kripik sayur, hal-hal yang perlu Anda siapkan antara lain :
1. Modal Usaha
Modal awal untuk memulai usaha ini dialokasikan untuk membeli peralatan / mesin vacuum frying. Kapasitas mesin ideal untuk usaha minimal 5 kg/proses. Memang kami juga membuat mesin dengan kapasitas lebih kecil, namun kalau tujuan untuk usaha sebaiknya yang 5 kg ke atas. Pertimbangannya, biaya operasional mesin 1,5 kg - 5 kg nyaris sama. Anda bayangkan saja, lama menggoreng hampir sama 45 menit, pemakain LPG hampir sama juga, tenaga kerja tentu juga sama.
Sehingga berdasarkan pertimbangan efisiensi, maka pilih kapasitas mesin yang 5 kg. Tapi jika Anda punya dana berlebih, silahkan memilih mesin yang kapasitas lebih besar, agar lebih efisien lagi
2. Lokasi Produksi
Lokasi produksi digunakan sebagai tempat Anda nanti memproduksi keripik buah dan sayur. Luas ruangan minimal 2×2 m, jika bisa lebih besar tentu lebih baik lagi.
3. Listrik
Mesin vacuum fryer yang kami produksi menggunakan listrik rata-rata 750 watt/ 220 V untuk kapasitas 5 kg PV1 (instalasi listrik minimum berarti 900 watt). Kalau kapasitas 10 kg PV1 2200 watt / 220 V (instalasi listrik minimum rumah Anda berarti harus di atasnya).
4. Bahan Baku
Anda ingin produksi keripik apa ? Semua terserah Anda. Masing-masing daerah biasanya punya produk buah tertentu yang berlimpah. Seperti di Malang misalnya yang berlimpah akan buah apel, sehingga keripik apel bisa menjadi produk andalan keripik buah di sini. Demikian juga kalau di Lumajang, yang berlimpah buah nangka. Di Daerah Anda buah apa yang berlimpah ?
Saya yakin, hampir semua buah dan sayur ada di daerah Anda. Anda bisa memproduksi aneka keripik buah dan sayur dengan mudah
Bahan lain yang perlu Anda siapkan adalah minyak goreng dan LPG. Anda bisa memilih minyak goreng yang bermerek jika memungkinkan. Menggunakan minyak goreng tanpa merek yang dijual di pasar bisa saja, hanya kadang kalau minyak gorengnya tidak jernih maka hasil keripik biasanya warna tidak bisa sempurna.
5. Siap Berwirausaha
Bagaimanapun juga, saat Anda memutuskan menjadi pengusaha keripik buah dan kripik sayur, Anda harus siap untuk berwirausaha. Ini tentu sama dengan memulai usaha-usaha lainnya. Fisik, mental dan spiritual harus siap meniti jalur entrepreneur
Sumber: keripikbuah.com
Saat Anda ingin memulai usaha keripik buah dan kripik sayur, hal-hal yang perlu Anda siapkan antara lain :
1. Modal Usaha
Modal awal untuk memulai usaha ini dialokasikan untuk membeli peralatan / mesin vacuum frying. Kapasitas mesin ideal untuk usaha minimal 5 kg/proses. Memang kami juga membuat mesin dengan kapasitas lebih kecil, namun kalau tujuan untuk usaha sebaiknya yang 5 kg ke atas. Pertimbangannya, biaya operasional mesin 1,5 kg - 5 kg nyaris sama. Anda bayangkan saja, lama menggoreng hampir sama 45 menit, pemakain LPG hampir sama juga, tenaga kerja tentu juga sama.
Sehingga berdasarkan pertimbangan efisiensi, maka pilih kapasitas mesin yang 5 kg. Tapi jika Anda punya dana berlebih, silahkan memilih mesin yang kapasitas lebih besar, agar lebih efisien lagi
2. Lokasi Produksi
Lokasi produksi digunakan sebagai tempat Anda nanti memproduksi keripik buah dan sayur. Luas ruangan minimal 2×2 m, jika bisa lebih besar tentu lebih baik lagi.
3. Listrik
Mesin vacuum fryer yang kami produksi menggunakan listrik rata-rata 750 watt/ 220 V untuk kapasitas 5 kg PV1 (instalasi listrik minimum berarti 900 watt). Kalau kapasitas 10 kg PV1 2200 watt / 220 V (instalasi listrik minimum rumah Anda berarti harus di atasnya).
4. Bahan Baku
Anda ingin produksi keripik apa ? Semua terserah Anda. Masing-masing daerah biasanya punya produk buah tertentu yang berlimpah. Seperti di Malang misalnya yang berlimpah akan buah apel, sehingga keripik apel bisa menjadi produk andalan keripik buah di sini. Demikian juga kalau di Lumajang, yang berlimpah buah nangka. Di Daerah Anda buah apa yang berlimpah ?
Saya yakin, hampir semua buah dan sayur ada di daerah Anda. Anda bisa memproduksi aneka keripik buah dan sayur dengan mudah
Bahan lain yang perlu Anda siapkan adalah minyak goreng dan LPG. Anda bisa memilih minyak goreng yang bermerek jika memungkinkan. Menggunakan minyak goreng tanpa merek yang dijual di pasar bisa saja, hanya kadang kalau minyak gorengnya tidak jernih maka hasil keripik biasanya warna tidak bisa sempurna.
5. Siap Berwirausaha
Bagaimanapun juga, saat Anda memutuskan menjadi pengusaha keripik buah dan kripik sayur, Anda harus siap untuk berwirausaha. Ini tentu sama dengan memulai usaha-usaha lainnya. Fisik, mental dan spiritual harus siap meniti jalur entrepreneur
Sumber: keripikbuah.com
Usaha dgn Modal kecil
Jika ingin memiliki usaha, baik kecil maupun besar, kita harus memiliki suatu gagasan mengenai bisnis apa yang akan digarap. Dari mana gagasan usaha itu muncul? Gagasan bisnis akan lebih mudah kita dapat apabila kita peka dan peduli terhadap diri kita sendiri, keluarga, teman, dan lingkungan masyarakat sekitar (mulai setingkat RT hingga nasional, bahkan internasional).
Peduli kepada diri sendiri adalah bagaimana kita mengenali kemampuan, minat, bakat, dan lain sebagainya. Banyak wiraswastawan yang berhasil karena dia dapat memanfaatkan kemampuan/minat/bakat yang dimilikinya sendiri dikombinasikan dengan kejelian melihat peluang pasar.
Bagaimana seorang Purdi E. Chandra (pemilik Lembaga Pendidikan Primagama) memulai usaha? Beliau beranjak dari kemampuan diri sendiri, yakni mengajar dan dikombinasikan dengan kejelian melihat pasar atau peluang dengan banyaknya siswa SMA yang ingin lulus tes masuk ke perguruan tinggi negeri. Ia pun mendirikan bimbingan belajar. Apakah dengan kemampuan dan adanya potensi pasar, Purdi E. Chandra dapat menjaring banyak siswa pada awalnya? Ternyata tidak. Mengapa? Karena masyarakat atau pasar belum yakin dan belum melihat apakah ia benar dapat membimbing siswa sehingga dapat lolos tes ke perguruan tinggi negeri? Apa yang dilakukannya? Pada awalnya ia melakukan promosi dengan menggratiskan biaya kursus bagi siswa pada saat bisnis tersebut mulai dijalankan. Setelah terbukti dan masyarakat yakin, mulailah bimbingan belajar tersebut berkembang dengan pesat, bahkan ia sekarang memiliki banyak jenis usaha dari hasil bisnis bimbingan belajar tersebut.
Ada lagi contoh seorang pengusaha sampah di Bandung yang sukses dan berhasil mengembangkan usaha daur ulang sampah. Bahkan, kini beliau memiliki beberapa jenis usaha di antaranya menjadi pengembang perumahan. Dari mana ide bisnisnya berasal? Banyak sampah berserakan, dan ia melihat banyak jenis sampah yang dapat didaur ulang seperti plastik menjadi bijih plastik, dsb. Bayangkan, sampah dapat dikelola menjadi sebuah bisnis besar! Dari mana ide bisnisnya? Dari melihat lingkungan sekitar! Bila saat ini kita tidak memiliki gagasan, kurang mampu mengamati lingkungan sekitar, cobalah untuk mencari teman atau kenalan baru sebanyak-banyaknya. Salah satu caranya, bacalah iklan peluang usaha di koran/surat khabar. Amati iklan-iklannya, terutama iklan mininya setiap hari. Banyak yang menawarkan peluang usaha atau produk-produk yang dijual yang sesungguhnya kita memiliki peluang untuk ikut memasarkan produk tersebut. Bila kita jeli, mungkin dapat membuat produk serupa dengan kemampuan yang kita miliki dengan harga dan kualitas lebih baik. Hubungi orang tersebut, mintalah penjelasan selengkap-lengkapnya agar kita dapat memasarkan produk tersebut. Namun hati-hati! Karena banyak praktik money game atau bahkan penipuan. Kunci untuk menghindari penipuan adalah jangan ikut ke dalam bisnis yang mengharuskan kita menyetorkan uang terlebih dahulu, sebelum kita mencoba atau mendapatkan manfaatnya. Cobalah untuk meminta ikut memasarkan produk tersebut terlebih dahulu secara freelance, kemudian setelah yakin kita mampu menjual, bolehlah membeli produk tersebut untuk persediaan.
Jadi kunci memulai usaha adalah gagasan bisnis! Mewujudkan gagasan bisnis Setelah mendapatkan gagasan bisnis dan sebelum memulai bisnis, lakukan langkah
sebagai berikut:
LAKUKAN PENGAMATAN DAN PENDALAMAN MENGENAI SELUK-BELUK BISNIS TERSEBUT.
Sebelum mewujudkan gagasan bisnis, pelajari seluk-beluk bisnis tersebut, baik atau tidak? Bagaimana proses produksinya secara efisien? Dari mana kita membeli bahan bakunya? Siapa calon konsumen atau karakteristik pelanggan? Di mana kita akan memasarkan dan menjualnya? Bagaimana pola pemasaran dan penjualannya? Cara terbaik adalah mengamati pengusaha sukses yang bergerak di bidang yang sama. Bila bisnis kita benar-benar baru, paling tidak pelajari bagaimana para pengusaha yang sukses menjalankan bisnis mereka. Terakhir, kenali juga risikonya. Siapkah mental kita dengan risiko tersebut? Salah satu ciri calon pengusaha sukses adalah berani mengambil risiko sepanjang risiko itu sudah diperhitungkan. Berani mengambil risiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha.
LAKUKAN UJI COBA DENGAN CARA TES PASAR
Manfaat uji coba pasar adalah untuk mendapatkan umpan balik terhadap calon konsumen mengenai produk yang kita tawarkan. Misalnya kita membuat kue, sebelum dijual cobalah berikan secara gratis kepada tetangga dan lingkungan sekitar. Tentunya dalam jumlah yang terbatas yang sesuai dengan kemampuan kita. Mintalah pendapat dari tetangga atau lingkungan sekitar mengenai produk yang kita buat tersebut, enakkah, kurang manis atau bentuknya kurang menarik? Jadikan kritikan dan saran sebagai masukan berharga untuk melakukan perbaikan sedikit demi sedikit, sehingga produk kita benar-benar siap diluncurkan dengan skala yang lebih besar.
SUSUNLAH RENCANA USAHA.
Perencanaan ini bisa mencakup antara lain penetapan nama produk, packaging produk, proses produksi, jalur distribusi yang dipilih, modal tambahan yang diperlukan, orang-orang yang akan diajak bekerja sama, baik sebagai penanam modal, pegawai, ataupun penyalur produk. Juga pikirkan strategi pemasaran yang akan dijalankan misalnya dengan selebaran, brosur, katalog, melalui website, mailling list, atau iklan di media, organisasi sosial, dsb. Umumnya, dalam usaha kecil, lokasi usaha atau tempat pemasaran/outlet yang strategis menjadi salah satu kunci sukses usaha. Perlu kejelian dan keberanian tersendiri bagaimana mendapatkan tempat pemasaran yang strategis dengan modal terbatas. Cara paling mudah adalah bekerja sama dengan pemilik tempat melalui sistem bagi hasil atau bagi keuntungan.
MULAILAH SAAT INI.
Sebuah gagasan bisnis akan tetap menjadi sebuah gagasan jika tidak ada tindakan untuk mewujudkannya. Dengan memulainya, kita bisa mendapatkan pengalaman dan pelajaran berharga yang bisa digunakan memperbaiki usaha secara sistematis. Jika mental telah siap, mulailah dari saat ini walau mungkin kita masih memiliki beberapa keterbatasan dan kendala yang ada.
HADAPI DAN ATASI HAMBATAN ATAU KEGAGALAN.
Berdasarkan pengalaman, mungkin tidak ada seorang pun wiraswasta yang berhasil tidak mengalami hambatan atau bahkan kegagalan dalam perjalanan bisnis mereka. Sebaiknya kita memiliki sikap positif, apa yang terjadi adalah yang terbaik buat kita. Mengapa? Karena, itu adalah janji Tuhan. Hambatan dan kegagalan merupakan sebuah pelajaran yang harus kita ambil hikmahnya. Tanpa kita sadari itu akan menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita dalam berwirausaha. Setiap usaha selalu akan mempunyai risiko dan bila itu sampai terjadi, bersiaplah, dan hadapilah dengan kepala dingin.
JENIS USAHA
Jenis usaha yang cocok bagi pemodal kecil atau bahkan tanpa modal adalah:
Memasarkan produk atau jasa orang lain. Sebaiknya produk atau jasa yang banyak dibutuhkan orang atau produk spesifik yang langka namun sesungguhnya terdapat pasar yang cukup luas.
Bisnis makanan dan minuman seperti kue, roti, es juice, bakso, mi ayam, dan lain sebagainya bisa dicoba.
Bisnis kerajinan seperti barang suvenir, pernik-pernik kebutuhan rumah tangga, dan lain-lain
Jasa seperti potong rambut, usaha jahit, obras, konsultan, pengurusan surat-surat.
Jangan berkecil hati jika memulai bisnis dengan modal kecil atau bahkan tanpa modal. Selalu ada jalan lain menuju Roma, begitu kata sebuah pepatah. Sepanjang kita mau berusaha, dengan izin Tuhan, yakinlah bahwa usaha kita akan menjadi kenyataan.
REFRINAL, SKH., MM
Akademisi, Marketing Inspirator
Senior Trainer & Researcher pada QuickStart Institute Jakarta
Sumber: dc parfum.com
Peduli kepada diri sendiri adalah bagaimana kita mengenali kemampuan, minat, bakat, dan lain sebagainya. Banyak wiraswastawan yang berhasil karena dia dapat memanfaatkan kemampuan/minat/bakat yang dimilikinya sendiri dikombinasikan dengan kejelian melihat peluang pasar.
Bagaimana seorang Purdi E. Chandra (pemilik Lembaga Pendidikan Primagama) memulai usaha? Beliau beranjak dari kemampuan diri sendiri, yakni mengajar dan dikombinasikan dengan kejelian melihat pasar atau peluang dengan banyaknya siswa SMA yang ingin lulus tes masuk ke perguruan tinggi negeri. Ia pun mendirikan bimbingan belajar. Apakah dengan kemampuan dan adanya potensi pasar, Purdi E. Chandra dapat menjaring banyak siswa pada awalnya? Ternyata tidak. Mengapa? Karena masyarakat atau pasar belum yakin dan belum melihat apakah ia benar dapat membimbing siswa sehingga dapat lolos tes ke perguruan tinggi negeri? Apa yang dilakukannya? Pada awalnya ia melakukan promosi dengan menggratiskan biaya kursus bagi siswa pada saat bisnis tersebut mulai dijalankan. Setelah terbukti dan masyarakat yakin, mulailah bimbingan belajar tersebut berkembang dengan pesat, bahkan ia sekarang memiliki banyak jenis usaha dari hasil bisnis bimbingan belajar tersebut.
Ada lagi contoh seorang pengusaha sampah di Bandung yang sukses dan berhasil mengembangkan usaha daur ulang sampah. Bahkan, kini beliau memiliki beberapa jenis usaha di antaranya menjadi pengembang perumahan. Dari mana ide bisnisnya berasal? Banyak sampah berserakan, dan ia melihat banyak jenis sampah yang dapat didaur ulang seperti plastik menjadi bijih plastik, dsb. Bayangkan, sampah dapat dikelola menjadi sebuah bisnis besar! Dari mana ide bisnisnya? Dari melihat lingkungan sekitar! Bila saat ini kita tidak memiliki gagasan, kurang mampu mengamati lingkungan sekitar, cobalah untuk mencari teman atau kenalan baru sebanyak-banyaknya. Salah satu caranya, bacalah iklan peluang usaha di koran/surat khabar. Amati iklan-iklannya, terutama iklan mininya setiap hari. Banyak yang menawarkan peluang usaha atau produk-produk yang dijual yang sesungguhnya kita memiliki peluang untuk ikut memasarkan produk tersebut. Bila kita jeli, mungkin dapat membuat produk serupa dengan kemampuan yang kita miliki dengan harga dan kualitas lebih baik. Hubungi orang tersebut, mintalah penjelasan selengkap-lengkapnya agar kita dapat memasarkan produk tersebut. Namun hati-hati! Karena banyak praktik money game atau bahkan penipuan. Kunci untuk menghindari penipuan adalah jangan ikut ke dalam bisnis yang mengharuskan kita menyetorkan uang terlebih dahulu, sebelum kita mencoba atau mendapatkan manfaatnya. Cobalah untuk meminta ikut memasarkan produk tersebut terlebih dahulu secara freelance, kemudian setelah yakin kita mampu menjual, bolehlah membeli produk tersebut untuk persediaan.
Jadi kunci memulai usaha adalah gagasan bisnis! Mewujudkan gagasan bisnis Setelah mendapatkan gagasan bisnis dan sebelum memulai bisnis, lakukan langkah
sebagai berikut:
LAKUKAN PENGAMATAN DAN PENDALAMAN MENGENAI SELUK-BELUK BISNIS TERSEBUT.
Sebelum mewujudkan gagasan bisnis, pelajari seluk-beluk bisnis tersebut, baik atau tidak? Bagaimana proses produksinya secara efisien? Dari mana kita membeli bahan bakunya? Siapa calon konsumen atau karakteristik pelanggan? Di mana kita akan memasarkan dan menjualnya? Bagaimana pola pemasaran dan penjualannya? Cara terbaik adalah mengamati pengusaha sukses yang bergerak di bidang yang sama. Bila bisnis kita benar-benar baru, paling tidak pelajari bagaimana para pengusaha yang sukses menjalankan bisnis mereka. Terakhir, kenali juga risikonya. Siapkah mental kita dengan risiko tersebut? Salah satu ciri calon pengusaha sukses adalah berani mengambil risiko sepanjang risiko itu sudah diperhitungkan. Berani mengambil risiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha.
LAKUKAN UJI COBA DENGAN CARA TES PASAR
Manfaat uji coba pasar adalah untuk mendapatkan umpan balik terhadap calon konsumen mengenai produk yang kita tawarkan. Misalnya kita membuat kue, sebelum dijual cobalah berikan secara gratis kepada tetangga dan lingkungan sekitar. Tentunya dalam jumlah yang terbatas yang sesuai dengan kemampuan kita. Mintalah pendapat dari tetangga atau lingkungan sekitar mengenai produk yang kita buat tersebut, enakkah, kurang manis atau bentuknya kurang menarik? Jadikan kritikan dan saran sebagai masukan berharga untuk melakukan perbaikan sedikit demi sedikit, sehingga produk kita benar-benar siap diluncurkan dengan skala yang lebih besar.
SUSUNLAH RENCANA USAHA.
Perencanaan ini bisa mencakup antara lain penetapan nama produk, packaging produk, proses produksi, jalur distribusi yang dipilih, modal tambahan yang diperlukan, orang-orang yang akan diajak bekerja sama, baik sebagai penanam modal, pegawai, ataupun penyalur produk. Juga pikirkan strategi pemasaran yang akan dijalankan misalnya dengan selebaran, brosur, katalog, melalui website, mailling list, atau iklan di media, organisasi sosial, dsb. Umumnya, dalam usaha kecil, lokasi usaha atau tempat pemasaran/outlet yang strategis menjadi salah satu kunci sukses usaha. Perlu kejelian dan keberanian tersendiri bagaimana mendapatkan tempat pemasaran yang strategis dengan modal terbatas. Cara paling mudah adalah bekerja sama dengan pemilik tempat melalui sistem bagi hasil atau bagi keuntungan.
MULAILAH SAAT INI.
Sebuah gagasan bisnis akan tetap menjadi sebuah gagasan jika tidak ada tindakan untuk mewujudkannya. Dengan memulainya, kita bisa mendapatkan pengalaman dan pelajaran berharga yang bisa digunakan memperbaiki usaha secara sistematis. Jika mental telah siap, mulailah dari saat ini walau mungkin kita masih memiliki beberapa keterbatasan dan kendala yang ada.
HADAPI DAN ATASI HAMBATAN ATAU KEGAGALAN.
Berdasarkan pengalaman, mungkin tidak ada seorang pun wiraswasta yang berhasil tidak mengalami hambatan atau bahkan kegagalan dalam perjalanan bisnis mereka. Sebaiknya kita memiliki sikap positif, apa yang terjadi adalah yang terbaik buat kita. Mengapa? Karena, itu adalah janji Tuhan. Hambatan dan kegagalan merupakan sebuah pelajaran yang harus kita ambil hikmahnya. Tanpa kita sadari itu akan menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita dalam berwirausaha. Setiap usaha selalu akan mempunyai risiko dan bila itu sampai terjadi, bersiaplah, dan hadapilah dengan kepala dingin.
JENIS USAHA
Jenis usaha yang cocok bagi pemodal kecil atau bahkan tanpa modal adalah:
Memasarkan produk atau jasa orang lain. Sebaiknya produk atau jasa yang banyak dibutuhkan orang atau produk spesifik yang langka namun sesungguhnya terdapat pasar yang cukup luas.
Bisnis makanan dan minuman seperti kue, roti, es juice, bakso, mi ayam, dan lain sebagainya bisa dicoba.
Bisnis kerajinan seperti barang suvenir, pernik-pernik kebutuhan rumah tangga, dan lain-lain
Jasa seperti potong rambut, usaha jahit, obras, konsultan, pengurusan surat-surat.
Jangan berkecil hati jika memulai bisnis dengan modal kecil atau bahkan tanpa modal. Selalu ada jalan lain menuju Roma, begitu kata sebuah pepatah. Sepanjang kita mau berusaha, dengan izin Tuhan, yakinlah bahwa usaha kita akan menjadi kenyataan.
REFRINAL, SKH., MM
Akademisi, Marketing Inspirator
Senior Trainer & Researcher pada QuickStart Institute Jakarta
Sumber: dc parfum.com
Mengapa Harus Menunggu jika Bisa Mulai Sekarang!
Nanti sajalah kalau saya sudah punya banyak uang.
Saya ingin punya usaha sendiri, tapi, jangan sekarang.
Perjalanan saya masih jauh untuk meraih
cita-cita saya.
Perlengkapan usaha saya belum komplit.
Banyak jalan menuju Roma. Banyak cara meraih sukses. Salah satu cara adalah memulai usaha sendiri. Jika memang ”jalan” ini yang Anda pilih (memulai usaha sendiri), artikel ini memang untuk Anda.
KEKUATAN 4 S
Sebelum kita mengambil langkah pertama memulai usaha sendiri, ada empat hal yang bisa kita gunakan sebagai kekuatan untuk mendorong kita mewujudkan mimpi kita: memiliki usaha sendiri yang sukses.
Sekarang. Meraih cita-cita, apa pun itu bentuknya memang tidaklah semudah membalik telapak tangan. Semua upaya untuk mewujudkan cita-cita, termasuk juga memulai usaha sendiri, mengandung berbagai risiko: kegagalan, kesulitan dana, berbagai masalah dan hambatan lainnya. Tetapi, upaya ini juga tidak sesulit memindahkan gunung. Untuk sukses dalam menekuni sebuah usaha, memang memerlukan waktu dan kesiapan. Tapi, jika semua itu tidak kita mulai sekarang, lalu kapan lagi? Jika kita tidak memulai sekarang, mungkin sekali kita tidak akan pernah punya keberanian untuk memulai. Jadi jangan sampai kita menyesal kemudian.
Banyak hal yang bisa kita lakukan sekarang: mempersiapkan diri, mempelajari ataupun memantapkan keterampilan yang diperlukan, memupuk pengalaman berharga, melakukan riset kecil untuk menentukan kebutuhan pasar ataupun perubahan kebutuhan yang bisa kita akomodasi melalui usaha yang akan kita bentuk, mencari informasi mengenai segala persyaratan dan aturan hukum yang terkait dengan usaha yang akan kita mulai (dokumen yang perlu dilengkapi, aturan main yang perlu dipatuhi), dan mencari dukungan dana, sumber daya manusia, dan nasihat yang diperlukan. ”You don’t have to be great to get started, but you have to get started to be great,” (Anda tidak perlu menjadi besar dulu untuk memulai, tapi Anda harus memulai dulu untuk menjadi ”besar”, begitulah yang dikatakan Les Brown. Kata-kata bijak Les Brown ini mungkin bisa membantu kita untuk memulai mengambil langkah pertama menuju cita-cita kita.
Sedikit. ”Saya belum punya cukup uang. Saya belum punya banyak pengalaman. Saya belum punya ruang usaha.” Selain waktu, kelengkapan sarana dan prasarana sering menjadi alasan bagi kita untuk menunda memulai usaha sendiri. Sebenarnya, dalam memulai usaha, kita tidak perlu menunggu sampai semua yang kita perlukan ada. Mulai dengan memanfaatkan yang ada, untuk kemudian bisa kita lengkapi sedikit demi sedikit sejalan dengan berkembangnya usaha kita. Sebagai ilustrasi, kita bisa meneladani apa yang dilakukan oleh Daisy Braxton. Wanita pengusaha jasa kebersihan gedung ini, tidak menunggu sampai ia memiliki banyak pegawai, dan banyak peralatan untuk memulai usahanya. Ia memasarkan jasanya ke berbagai pemilik gedung. Begitu pesanan diterima dari satu pemilik gedung kecil, ia langsung merekrut dua karyawan untuk membantunya, dan membeli perlengkapan yang diperlukan dari uang muka yang didapatkan. Dari satu gedung dan dua karyawan, dalam kurang dari lima tahun, Daisy berhasil mengembangkan usahanya menjadi besar dengan omzet yang 500% lebih tinggi dari saat ia pertama kali memulai.
Sendiri. Memulai sebuah usaha memang sering kali memerlukan dukungan orang lain: keluarga, teman, karyawan, bank, pelanggan. Tapi, sebelum kita mendapatkan dukungan orang lain, kita perlu mulai dari diri sendiri. Kita perlu meyakinkan diri sendiri bahwa kita bisa sukses. Jika kita sendiri sudah memiliki keyakinan ini, akan lebih mudah bagi kita untuk meyakinkan orang lain untuk mendukung kita. Walt Disney, sebelum memulai usahanya di bidang pembuatan film-film kartun yang menghibur banyak orang, memiliki keyakinan yang kuat akan ide bisnis yang dimilikinya. Dengan keyakinan yang kuat ini, ia berhasil meyakinkan saudara laki-lakinya untuk bersama-sama merintis usaha pembuatan film kartun. Karena mereka belum memiliki tempat usaha, Disney dan saudaranya kemudian mengunjungi paman mereka yang memiliki sebuah ruangan yang belum dimanfaatkan. Mereka pun berhasil meyakinkan paman mereka untuk meminjamkan ruangan tersebut untuk diubah menjadi sebuah studio mini.
Senang. Modal utama dari sebuah usaha adalah ”rasa senang”. Kita perlu menyenangi bisnis yang kita terjuni. Tanpa rasa cinta pada apa yang akan kita kerjakan, akan mudah bagi kita untuk menyerah ketika harus menghadapi berbagai masalah dan kendala yang menghadang. Seperti ibaratnya orang yang sedang jatuh cinta, ke gunung pun kita ikut, ke lembah kita turut, menyebrangi lautan bukan masalah, ke bulan (jika perlu) kita jalani juga. Ini menunjukkan bahwa jika kita sudah jatuh cinta pada sebuah usaha, maka masalah, halangan dan hambatan tidak akan mematahkan semangat kita untuk terus berjuang meraih sukses. Misalnya saja Steve Case, pemilik American On Line (AOL), sebuah perusahaan jasa komunikasi di industri Internet yang membuka akses bagi orang-orang untuk memasuki dunia maya. Dari sejak kecil, Steve senang sekali berkomunikasi dengan banyak orang, terutama melalui surat. Tapi, sarana pos memakan waktu lama, dan biaya yang makin tinggi jika jarak semakin jauh.
Untuk mengatasi masalah biaya dan jarak, Steve akhirnya membangun usaha yang memungkinkan masyarakat untuk mengirim surat dengan lebih cepat dan lebih murah melalui sarana surat elektronik (email). Dalam membangun usahanya ini, banyak kendala dan tantangan yang dihadapi, antara lain: Ketika AOL sedang mengalami kesulitan, Bill Gates pernah membujuk Case untuk menjual usahanya ini kepada sang Kaisar Microsoft, tapi Steve Case menolak dan tetap mempertahankan usahanya. Semua hambatan tersebut tidak mematahkan semangat Steve Case, yang telah jatuh cinta pada dunia komunikasi elektronik, untuk tetap menekuni dan mengembangkan usahanya. Ternyata keputusan ini berhasil membawa Steve Case dan AOL perusahaannya ke jenjang sukses.
SUMBER IDE
Setelah kita yakin untuk memulai usaha sendiri, lalu usaha apa yang menguntungkan untuk kita mulai? Mungkin sumber-sumber ide berikut bisa kita gali untuk menetapkan jenis usaha yang paling tepat bagi kita dan pasar yang paling pas untuk kita bidik.
Pekerjaan dan Keterampilan. Menurut William E Heinecke, seorang pengusaha sukses di bidang makanan dan pariwisata di Thailand, dalam bukunya The Entrepreneur, pekerjaan yang kita tekuni, dan keterampilan yang sudah kita miliki merupakan sumber yang kaya akan ide bisnis yang tepat untuk kita. Alasannya? Dari sinilah (pekerjaan yang telah sekian lama kita jalankan, dan keterampilan yang sudah kita kembangkan) insting bisnis kita dibentuk dan dipupuk. Mary Kay Ash, sang Ratu Kosmetik, Norman Monath, pengusaha di bidang penerbitan, dan William Colgate si Raja Sabun memilih ide usaha dari pekerjaan yang pernah mereka tekuni dan keterampilan yang sudah mereka miliki. Mary pernah bekerja di perusahaan kosmetik dan menjadi tenaga penjual di perusahaan tersebut sebelum akhirnya terjun untuk membangun perusahaan kosmetiknya sendiri.
William Colgate, sebelum membangun usahanya sendiri, pernah bekerja di perusahaan sabun milik orang lain. Dari pekerjaannya ini, ia mengembangkan keterampilan teknis dan manajemen, serta mengembangkan jaringan perkenalan dengan orang-orang yang tepat yang harus dihubungi di bisnis yang ia tekuni tersebut. Norman Monath, memulai karier di perusahaan penerbitan milik orang lain. Ia bahkan sempat belasan tahun menimba ilmu di perusahaan ini dan menajamkan keterampilan editing dan pengelolaan bisnis sebelum akhirnya memutuskan untuk membangun usaha penerbitannya sandiri.
Minat dan Hobi. Sumber kedua yang juga tidak kalah pentingnya adalah minat dan hobi yang kita miliki. Kedua hal ini merupakan sumber yang memiliki kekuatan yang ampuh dalam membangun keyakinan serta motivasi bagi kita untuk memulai usaha. Umumnya orang tidak merasa terbeban untuk melakukan yang ia senangi (misalnya: minat dan hobi). Ini merupakan modal kuat bagi seorang wiraswastawan yang menekuni dunia yang memang ia cintai. Bill Gates mengandalkan hobi dan minatnya di bidang komputer sebagai sumber ide memulai kerajaan bisnisnya yang sekarang telah menggurita di seluruh dunia.
Anita Roddick, nakhoda perusahaan kosmetik yang mengandalkan bahan-bahan alami, Body Shop, terpacu memulai usahanya, karena minatnya yang besar di bidang perlindungan alam, terutama satwa. Sehingga ia akhirnya memiliki ide untuk membuat perusahaan kosmetik yang bahan bakunya adalah dari bahan nabati, bukan hewani (jadi tidak perlu membunuh hewan). Anita yakin, ada banyak orang yang memiliki pendapat yang sama untuk melindungi hewan dari kepunahan. Inilah peluang yang dibidiknya, dan yang ternyata memang telah terbukti merupakan bidikan yang tepat. Beberapa mantan olahragawan nasional (Susi Susanti, Elfira Nasution), mengembangkan usaha mereka di jalur yang sesuai dengan minat, hobi, dan pengalaman kerja: menjadi pelatih, membuka sekolah olah raga, dan toko peralatan olah raga.
Pengalaman. Pengalaman diri sendiri dan juga orang lain (apa yang kita alami, ataupun yang dialami oleh orang lain), selain merupakan guru yang baik, juga merupakan sumber ide bisnis yang kaya. Pengalaman, terutama yang buruk, memberikan kesan yang mendalam bagi kita, yang tidak mudah untuk dilupakan. Jika pengalaman tersebut adalah pengalaman buruk, maka tentunya kita tidak ingin pengalaman tersebut terulang lagi. Kita akan berusaha mencari jalan ”baru” untuk menghindari kesulitan dan masalah yang pernah kita alami. Jalan baru inilah yang memacu munculnya ide-ide bisnis yang brilian seperti yang dialami oleh Ralph Schneider dan King C. Gillette. Ralph Schneider mendapatkan ide untuk meluncurkan Diners Club (yang menjadi cikal bakal kartu kredit), dari pengalaman buruknya di sebuah restoran. Saat itu, ketika akan membayar makanan yang dipesan, Ralph baru sadar bahwa ia tidak punya uang tunai karena ia tidak membawa dompetnya. King C Gillette, merasa kesal karena sering terluka ketika ia bercukur di pagi hari dengan alat cukur yang berat dan tidak praktis. Dari pengalaman buruk inilah, ia mendapatkan ide untuk membuat pisau cukur yang ringan, relatif aman dan praktis (bisa dibuang setelah sekali dipakai).
Pengamatan. Selain pengalaman, pengamatan ternyata juga adalah sumber ide bisnis yang tak habis-habisnya. Dari pengamatan akan segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita, kita bisa menemukan kebutuhan-kebutuhan pasar yang belum terpenuhi, yang bisa kita jadikan peluang bisnis. Bahkan, pengamatan ini merupakan keterampilan yang harus dimiliki seorang wiraswastawan. Pada prinsipnya, identifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi merupakan konsep dari dari upaya membangun usaha. Dari pengamatan ini, banyak ide bisnis dan peluang bisnis yang bisa terus digali untuk dikembangkan. Dari hasil pengamatannya terhadap masyarakat sekitar pada waktu itu, Isaac Merritt Singer berhasil mengidentifikasi kebutuhan masyarakat akan mesin jahit untuk rumah tangga. Ide ini dituangkan menjadi peluang bisnis yang kemudian diwujudkannya dengan membuat mesin jahit yang praktis untuk digunakan di rumah (bukan di pabrik). George Eastman, juga mendapatkan ide bisnis dari hasil pengamatannya. Dulu, kamera bentuknya sangat besar, berat, harganya mahal, dan sulit dibawa ke sana-sini. Padahal banyak orang yang senang untuk difoto, dan banyak peristiwa yang perlu diabadikan. Untuk itulah, ia akhirnya memproduksi kamera yang kecil dan portable (ringan dan praktis untuk di bawa ke mana-mana.
Ingin memulai usaha sendiri? Jika ada yang bisa dimulai sekarang, mengapa harus menunggu lagi? Lebih cepat dimulai, lebih cepat pula dituai. Mulailah sekarang, mulailah dari sarana yang ada, mulailah dari diri sendiri, dan mulailah dari apa yang disenangi. Dari mana sumber ide didapat? Dari pekerjaan dan keterampilan, dari minat dan hobi, dari pengalaman, dan dari pengamatan. Ide-ide ini kemudian bisa dituangkan menjadi sebuah rencana bisnis. Selamat memulai.
Oleh: Roy Sembel, Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina Nusantara (www.roy-sembel.com), Sandra Sembel, Direktur Utama Edpro (Education for Professionals), edpro@cbn.net.id
Sumber: Sinar Harapan
Saya ingin punya usaha sendiri, tapi, jangan sekarang.
Perjalanan saya masih jauh untuk meraih
cita-cita saya.
Perlengkapan usaha saya belum komplit.
Banyak jalan menuju Roma. Banyak cara meraih sukses. Salah satu cara adalah memulai usaha sendiri. Jika memang ”jalan” ini yang Anda pilih (memulai usaha sendiri), artikel ini memang untuk Anda.
KEKUATAN 4 S
Sebelum kita mengambil langkah pertama memulai usaha sendiri, ada empat hal yang bisa kita gunakan sebagai kekuatan untuk mendorong kita mewujudkan mimpi kita: memiliki usaha sendiri yang sukses.
Sekarang. Meraih cita-cita, apa pun itu bentuknya memang tidaklah semudah membalik telapak tangan. Semua upaya untuk mewujudkan cita-cita, termasuk juga memulai usaha sendiri, mengandung berbagai risiko: kegagalan, kesulitan dana, berbagai masalah dan hambatan lainnya. Tetapi, upaya ini juga tidak sesulit memindahkan gunung. Untuk sukses dalam menekuni sebuah usaha, memang memerlukan waktu dan kesiapan. Tapi, jika semua itu tidak kita mulai sekarang, lalu kapan lagi? Jika kita tidak memulai sekarang, mungkin sekali kita tidak akan pernah punya keberanian untuk memulai. Jadi jangan sampai kita menyesal kemudian.
Banyak hal yang bisa kita lakukan sekarang: mempersiapkan diri, mempelajari ataupun memantapkan keterampilan yang diperlukan, memupuk pengalaman berharga, melakukan riset kecil untuk menentukan kebutuhan pasar ataupun perubahan kebutuhan yang bisa kita akomodasi melalui usaha yang akan kita bentuk, mencari informasi mengenai segala persyaratan dan aturan hukum yang terkait dengan usaha yang akan kita mulai (dokumen yang perlu dilengkapi, aturan main yang perlu dipatuhi), dan mencari dukungan dana, sumber daya manusia, dan nasihat yang diperlukan. ”You don’t have to be great to get started, but you have to get started to be great,” (Anda tidak perlu menjadi besar dulu untuk memulai, tapi Anda harus memulai dulu untuk menjadi ”besar”, begitulah yang dikatakan Les Brown. Kata-kata bijak Les Brown ini mungkin bisa membantu kita untuk memulai mengambil langkah pertama menuju cita-cita kita.
Sedikit. ”Saya belum punya cukup uang. Saya belum punya banyak pengalaman. Saya belum punya ruang usaha.” Selain waktu, kelengkapan sarana dan prasarana sering menjadi alasan bagi kita untuk menunda memulai usaha sendiri. Sebenarnya, dalam memulai usaha, kita tidak perlu menunggu sampai semua yang kita perlukan ada. Mulai dengan memanfaatkan yang ada, untuk kemudian bisa kita lengkapi sedikit demi sedikit sejalan dengan berkembangnya usaha kita. Sebagai ilustrasi, kita bisa meneladani apa yang dilakukan oleh Daisy Braxton. Wanita pengusaha jasa kebersihan gedung ini, tidak menunggu sampai ia memiliki banyak pegawai, dan banyak peralatan untuk memulai usahanya. Ia memasarkan jasanya ke berbagai pemilik gedung. Begitu pesanan diterima dari satu pemilik gedung kecil, ia langsung merekrut dua karyawan untuk membantunya, dan membeli perlengkapan yang diperlukan dari uang muka yang didapatkan. Dari satu gedung dan dua karyawan, dalam kurang dari lima tahun, Daisy berhasil mengembangkan usahanya menjadi besar dengan omzet yang 500% lebih tinggi dari saat ia pertama kali memulai.
Sendiri. Memulai sebuah usaha memang sering kali memerlukan dukungan orang lain: keluarga, teman, karyawan, bank, pelanggan. Tapi, sebelum kita mendapatkan dukungan orang lain, kita perlu mulai dari diri sendiri. Kita perlu meyakinkan diri sendiri bahwa kita bisa sukses. Jika kita sendiri sudah memiliki keyakinan ini, akan lebih mudah bagi kita untuk meyakinkan orang lain untuk mendukung kita. Walt Disney, sebelum memulai usahanya di bidang pembuatan film-film kartun yang menghibur banyak orang, memiliki keyakinan yang kuat akan ide bisnis yang dimilikinya. Dengan keyakinan yang kuat ini, ia berhasil meyakinkan saudara laki-lakinya untuk bersama-sama merintis usaha pembuatan film kartun. Karena mereka belum memiliki tempat usaha, Disney dan saudaranya kemudian mengunjungi paman mereka yang memiliki sebuah ruangan yang belum dimanfaatkan. Mereka pun berhasil meyakinkan paman mereka untuk meminjamkan ruangan tersebut untuk diubah menjadi sebuah studio mini.
Senang. Modal utama dari sebuah usaha adalah ”rasa senang”. Kita perlu menyenangi bisnis yang kita terjuni. Tanpa rasa cinta pada apa yang akan kita kerjakan, akan mudah bagi kita untuk menyerah ketika harus menghadapi berbagai masalah dan kendala yang menghadang. Seperti ibaratnya orang yang sedang jatuh cinta, ke gunung pun kita ikut, ke lembah kita turut, menyebrangi lautan bukan masalah, ke bulan (jika perlu) kita jalani juga. Ini menunjukkan bahwa jika kita sudah jatuh cinta pada sebuah usaha, maka masalah, halangan dan hambatan tidak akan mematahkan semangat kita untuk terus berjuang meraih sukses. Misalnya saja Steve Case, pemilik American On Line (AOL), sebuah perusahaan jasa komunikasi di industri Internet yang membuka akses bagi orang-orang untuk memasuki dunia maya. Dari sejak kecil, Steve senang sekali berkomunikasi dengan banyak orang, terutama melalui surat. Tapi, sarana pos memakan waktu lama, dan biaya yang makin tinggi jika jarak semakin jauh.
Untuk mengatasi masalah biaya dan jarak, Steve akhirnya membangun usaha yang memungkinkan masyarakat untuk mengirim surat dengan lebih cepat dan lebih murah melalui sarana surat elektronik (email). Dalam membangun usahanya ini, banyak kendala dan tantangan yang dihadapi, antara lain: Ketika AOL sedang mengalami kesulitan, Bill Gates pernah membujuk Case untuk menjual usahanya ini kepada sang Kaisar Microsoft, tapi Steve Case menolak dan tetap mempertahankan usahanya. Semua hambatan tersebut tidak mematahkan semangat Steve Case, yang telah jatuh cinta pada dunia komunikasi elektronik, untuk tetap menekuni dan mengembangkan usahanya. Ternyata keputusan ini berhasil membawa Steve Case dan AOL perusahaannya ke jenjang sukses.
SUMBER IDE
Setelah kita yakin untuk memulai usaha sendiri, lalu usaha apa yang menguntungkan untuk kita mulai? Mungkin sumber-sumber ide berikut bisa kita gali untuk menetapkan jenis usaha yang paling tepat bagi kita dan pasar yang paling pas untuk kita bidik.
Pekerjaan dan Keterampilan. Menurut William E Heinecke, seorang pengusaha sukses di bidang makanan dan pariwisata di Thailand, dalam bukunya The Entrepreneur, pekerjaan yang kita tekuni, dan keterampilan yang sudah kita miliki merupakan sumber yang kaya akan ide bisnis yang tepat untuk kita. Alasannya? Dari sinilah (pekerjaan yang telah sekian lama kita jalankan, dan keterampilan yang sudah kita kembangkan) insting bisnis kita dibentuk dan dipupuk. Mary Kay Ash, sang Ratu Kosmetik, Norman Monath, pengusaha di bidang penerbitan, dan William Colgate si Raja Sabun memilih ide usaha dari pekerjaan yang pernah mereka tekuni dan keterampilan yang sudah mereka miliki. Mary pernah bekerja di perusahaan kosmetik dan menjadi tenaga penjual di perusahaan tersebut sebelum akhirnya terjun untuk membangun perusahaan kosmetiknya sendiri.
William Colgate, sebelum membangun usahanya sendiri, pernah bekerja di perusahaan sabun milik orang lain. Dari pekerjaannya ini, ia mengembangkan keterampilan teknis dan manajemen, serta mengembangkan jaringan perkenalan dengan orang-orang yang tepat yang harus dihubungi di bisnis yang ia tekuni tersebut. Norman Monath, memulai karier di perusahaan penerbitan milik orang lain. Ia bahkan sempat belasan tahun menimba ilmu di perusahaan ini dan menajamkan keterampilan editing dan pengelolaan bisnis sebelum akhirnya memutuskan untuk membangun usaha penerbitannya sandiri.
Minat dan Hobi. Sumber kedua yang juga tidak kalah pentingnya adalah minat dan hobi yang kita miliki. Kedua hal ini merupakan sumber yang memiliki kekuatan yang ampuh dalam membangun keyakinan serta motivasi bagi kita untuk memulai usaha. Umumnya orang tidak merasa terbeban untuk melakukan yang ia senangi (misalnya: minat dan hobi). Ini merupakan modal kuat bagi seorang wiraswastawan yang menekuni dunia yang memang ia cintai. Bill Gates mengandalkan hobi dan minatnya di bidang komputer sebagai sumber ide memulai kerajaan bisnisnya yang sekarang telah menggurita di seluruh dunia.
Anita Roddick, nakhoda perusahaan kosmetik yang mengandalkan bahan-bahan alami, Body Shop, terpacu memulai usahanya, karena minatnya yang besar di bidang perlindungan alam, terutama satwa. Sehingga ia akhirnya memiliki ide untuk membuat perusahaan kosmetik yang bahan bakunya adalah dari bahan nabati, bukan hewani (jadi tidak perlu membunuh hewan). Anita yakin, ada banyak orang yang memiliki pendapat yang sama untuk melindungi hewan dari kepunahan. Inilah peluang yang dibidiknya, dan yang ternyata memang telah terbukti merupakan bidikan yang tepat. Beberapa mantan olahragawan nasional (Susi Susanti, Elfira Nasution), mengembangkan usaha mereka di jalur yang sesuai dengan minat, hobi, dan pengalaman kerja: menjadi pelatih, membuka sekolah olah raga, dan toko peralatan olah raga.
Pengalaman. Pengalaman diri sendiri dan juga orang lain (apa yang kita alami, ataupun yang dialami oleh orang lain), selain merupakan guru yang baik, juga merupakan sumber ide bisnis yang kaya. Pengalaman, terutama yang buruk, memberikan kesan yang mendalam bagi kita, yang tidak mudah untuk dilupakan. Jika pengalaman tersebut adalah pengalaman buruk, maka tentunya kita tidak ingin pengalaman tersebut terulang lagi. Kita akan berusaha mencari jalan ”baru” untuk menghindari kesulitan dan masalah yang pernah kita alami. Jalan baru inilah yang memacu munculnya ide-ide bisnis yang brilian seperti yang dialami oleh Ralph Schneider dan King C. Gillette. Ralph Schneider mendapatkan ide untuk meluncurkan Diners Club (yang menjadi cikal bakal kartu kredit), dari pengalaman buruknya di sebuah restoran. Saat itu, ketika akan membayar makanan yang dipesan, Ralph baru sadar bahwa ia tidak punya uang tunai karena ia tidak membawa dompetnya. King C Gillette, merasa kesal karena sering terluka ketika ia bercukur di pagi hari dengan alat cukur yang berat dan tidak praktis. Dari pengalaman buruk inilah, ia mendapatkan ide untuk membuat pisau cukur yang ringan, relatif aman dan praktis (bisa dibuang setelah sekali dipakai).
Pengamatan. Selain pengalaman, pengamatan ternyata juga adalah sumber ide bisnis yang tak habis-habisnya. Dari pengamatan akan segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita, kita bisa menemukan kebutuhan-kebutuhan pasar yang belum terpenuhi, yang bisa kita jadikan peluang bisnis. Bahkan, pengamatan ini merupakan keterampilan yang harus dimiliki seorang wiraswastawan. Pada prinsipnya, identifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi merupakan konsep dari dari upaya membangun usaha. Dari pengamatan ini, banyak ide bisnis dan peluang bisnis yang bisa terus digali untuk dikembangkan. Dari hasil pengamatannya terhadap masyarakat sekitar pada waktu itu, Isaac Merritt Singer berhasil mengidentifikasi kebutuhan masyarakat akan mesin jahit untuk rumah tangga. Ide ini dituangkan menjadi peluang bisnis yang kemudian diwujudkannya dengan membuat mesin jahit yang praktis untuk digunakan di rumah (bukan di pabrik). George Eastman, juga mendapatkan ide bisnis dari hasil pengamatannya. Dulu, kamera bentuknya sangat besar, berat, harganya mahal, dan sulit dibawa ke sana-sini. Padahal banyak orang yang senang untuk difoto, dan banyak peristiwa yang perlu diabadikan. Untuk itulah, ia akhirnya memproduksi kamera yang kecil dan portable (ringan dan praktis untuk di bawa ke mana-mana.
Ingin memulai usaha sendiri? Jika ada yang bisa dimulai sekarang, mengapa harus menunggu lagi? Lebih cepat dimulai, lebih cepat pula dituai. Mulailah sekarang, mulailah dari sarana yang ada, mulailah dari diri sendiri, dan mulailah dari apa yang disenangi. Dari mana sumber ide didapat? Dari pekerjaan dan keterampilan, dari minat dan hobi, dari pengalaman, dan dari pengamatan. Ide-ide ini kemudian bisa dituangkan menjadi sebuah rencana bisnis. Selamat memulai.
Oleh: Roy Sembel, Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina Nusantara (www.roy-sembel.com), Sandra Sembel, Direktur Utama Edpro (Education for Professionals), edpro@cbn.net.id
Sumber: Sinar Harapan
Bisnis Modal Dengkul
Logikanya, bisnis pasti memerlukan modal uang, bukan modal dengkul. Jadi, mana mungkin memulai bisnis dengan modal dengkul? Mungkin saja. Ingin tahu rahasianya? Baca terus yang berikut.
MODAL DASAR
Ternyata memulai suatu bisnis tidak harus selalu diawali dengan uang. Uang memang penting, tetapi ternyata bukan yang terpenting. Ada tiga modal dasar yang harus kita miliki jika ingin memulai suatu usaha.
Keberanian. Jika ingin memulai usaha baru, modal pertama dan terutama bukanlah uang, tetapi keberanian: keberanian berubah, keberanian untuk bermimpi, keberanian untuk bertindak, keberanian untuk gagal, dan keberanian untuk sukses. Segunung ide dan segudang uang tak ada artinya tanpa keberanian. Henry Nestle, raja bisnis dalam industri makanan bayi dan makanan kering, memulai bisnisnya dari keberanian untuk berubah. Pada masa krisis ekonomi berkepanjangan, sulit bagi rakyat di negaranya untuk mencari makanan untuk bayi. Nestle yang pada saat itu adalah seorang ahli kimia, menggunakan keahliannya untuk menemukan solusi terbaik bagi makanan bayi yang mudah dibuat dan bergizi. Setelah berjuang untuk berusaha, akhirnya Henry berhasil menemukan ramuan yang paling tepat untuk makanan bayi. Temuannya ini kemudian dikembangkan menjadi bisnis yang berhasil dan mendunia.
Keyakinan. Selain keberanian, kita juga perlu memiliki keyakinan sukses. Keyakinan ini hanya bisa kita dapatkan jika kita memiliki mimpi sukses yang jelas. Semakin jelas gambaran kita mengenai mimpi kita, semakin tinggi derajat keyakinan kita untuk sukses. Dengan gambaran yang jelas, akan lebih mudah bagi kita untuk mempersiapkan semua yang diperlukan ataupun dipersyaratkan bagi terwujudnya mimpi tersebut. Kenichi Ohmae, ”Management Guru” dari Jepang, melihat perlunya semua orang, terutama pelaku bisnis untuk memiliki gambaran kesuksesan mereka di masa depan dengan jelas, karena gambaran yang jelas ini dapat menumbuhkan keyakinan untuk mewujudkannya secara proaktif. Keyakinan juga bisa ditumbuhkan dari persiapan yang cukup. Charles Schwab seorang investor yang merupakan pionir dalam mendirikan perusahaan pialang, dengan menuliskan semua yang ingin diraihnya secara rinci. Rincian mimpi sukses ini disusun kembali berdasarkan prioritas yang ingin dicapainya, dan rencana aksi untuk mencapainya. Strategi penyusunan prioritas dan rencana aksi ini, ternyata berhasil menumbuhkan keyakinan Schwab untuk sukses. Dengan strategi ini, Schwab berhasil membangun kerajaan bisnisnya di bidang investasi, sehingga menjadi perusahaan pialang terkemuka di dunia.
Ketekunan. Membangun sebuah bisnis memang tidak mudah. Upaya ini memerlukan perjuangan yang tekun sebelum sukses dapat diwujudkan. Orang yang sukses adalah orang yang tidak menyerah sebelum sukses itu dapat diraih. Mungkin saja ia harus mengalami banyak kegagalan, tetapi ia bangkit kembali dan memiliki keuletan untuk mencoba lagi. Thomas Alva Edison, penemu bola lampu, dan pendiri perusahaan barang-barang elektronik terkemuka di dunia, General Electrics, juga berhasil berkat ketekunannya yang luar biasa. Dalam upaya menemukan bola lampu tersebut, Edison harus mengalami banyak kegagalan. Jika orang lain berhenti berusaha ketika terantuk pada kegagalan yang pertama, kedua, ketiga ataupun keempat, tidak demikian dengan Edison. Ia puluhan kali harus mengalami kegagalan, sebelum akhirnya bola lampu berhasil ditemukannya. Ketekunannya ini membuahkan hasil yang tidak hanya bisa dinikmati oleh Thomas Alva Edison sendiri, melainkan juga oleh seluruh dunia. Ray ”McDonald” Kroc juga memiliki ketekunan yang luar biasa dalam membangun bisnis makanan cepat sajinya ini. Sebelum meraih keberhasilan, berbagai profesi pernah ditekuninya, dari supir truk sampai salesman, dari posisi terendah sampai tertinggi. Semua dijalaninya dengan tekun tanpa putus asa, walaupun berbagai penolakan, kegagalan harus dijalaninya. Hasilnya? Luar biasa. Ketekunan Ray Kroc telah mempersembahkan kerajaan bisnis makanan cepat saji yang telah menggurita di seluruh dunia.
MODAL DENGKUL
”Saya tidak punya uang untuk memulai usaha. Saya belum memiliki cukup modal untuk berbisnis.” Ini yang sering dijadikan alasan oleh banyak orang yang menunda memulai usaha sendiri. Ternyata kita tidak perlu menunggu sampai modal besar datang. Usaha bisa dimulai dengan modal ”dengkul”. Caranya?
Ide. Semua usaha berawal dari sebuah ide yang kemudian dijual. Jadi, asal kita sudah punya ide bisnis yang baik, walaupun belum punya modal, kita bisa menjual ide bisnis kita tersebut untuk kemudian dijadikan uang. Bill Gates, kaisar kerajaan Microsoft, juga memulai usahanya dengan modal ide. Setelah drop out dari Harvard, Bill Gates berani bermimpi untuk memiliki bisnis yang dapat menjadi saingan IBM. Mimpi ini ia pupuk terus sehingga membuahkan keberanian untuk bertindak. Dengan keberanian ini, Bill Gates menjual ide briliannya yang menawarkan solusi bisnis di bidang teknologi informasi ke berbagai investor, sampai akhirnya ia mampu menggalang dana yang cukup untuk memulai usahanya.
Kemitraan ala Restoran Padang. Jika kita punya keterampilan tapi tidak punya uang, mengapa kita tidak bermitra dengan orang yang punya uang, tetapi tidak mempunyai keberanian dan keterampilan yang kita miliki. Strategi bisnis dengan prinsip kerja sama win-win ini ternyata sudah lama diterapkan oleh para pelaku bisnis yang menekuni usaha restoran Padang. Tim manajemen dan pemilik modal bermitra untuk menjalankan bisnis ini. Tim manajemen tidak digaji melainkan diberikan bagian keuntungan (sesuai dengan prosentasi yang disepakati bersama) yang diperoleh dari menjalankan bisnis restoran tersebut. Strategi kemitraan seperti ini tentunya bisa juga diterapkan di industri yang berbeda.
Bayar di Muka. Dasar dari sebuah bisnis adalah kepercayaan. Jika orang lain telah menaruh kepercayaan kepada kita, tentunya akan lebih mudah bagi kita untuk melakukan bisnis dengan modal dengkul. Misalnya saja, jika kita mendapat pesanan untuk mengekspor barang ke luar negeri, tetapi kita tidak punya cukup uang untuk memproduksi barang yang akan diekspor tersebut, kita bisa mencoba untuk meminta pembeli untuk membayar di muka sebagian. Uang yang kita dapatkan ini bisa kita gunakan untuk memproduksi barang yang telah dipesan. Untuk mendapatkan uang muka tersebut, kita juga bisa mencoba mengajukan aplikasi kredit ekspor ke bagian Trade Services di Bank, dengan menunjukkan sales contract yang sudah ditandatangani untuk mengekspor sejumlah barang serta dokumen lain yang diperlukan. Dengan menunjukkan kepastian pembelian barang dari mitra di luar negeri, akan lebih mudah bagi kita untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank. Cara ini banyak dilakukan oleh pelaku bisnis yang mengekspor barang ke luar negeri ataupun yang mengimpor barang dari luar negeri.
Perantara. Tidak ada modal bukan merupakan alasan bagi kita untuk tidak memulai usaha. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memulai bisnis dengan modal dengkul. Salah satunya adalah dengan bertindak sebagai perantara. Di sini kita bertindak seperti perantara antara produsen (pemilik barang) dan konsumen (pembeli barang). Kita bisa membantu orang yang memiliki barang untuk menjualkan barangnya kepada konsumen. Lalu kita bisa menjualkan barang tersebut di tempat usaha kita (dengan cara konsinyasi). Setelah barang terjual, kita bisa mendapatkan komisi dari hasil yang terjual. Uang yang berhasil kita kumpulkan, bisa kita gunakan untuk mengembangkan bisnis kita lebih lanjut. Cara ini digunakan oleh Charles Scwab dengan bisnis pialangnya yang menjadi perantara dalam penjualan saham dan surat-surat berharga lainnya.
Jual Keahlian. Jika kita memiliki keahlian ataupun pengalaman berharga di suatu bidang yang jarang dimiliki orang lain, kita bisa mencoba menjual keahlian dan pengalaman kita tersebut untuk membantu orang lain dalam melakukan bisnis mereka. Jika kita memiliki pengalaman dan keahlian di bidang IT, kita bisa menawarkan pengalaman dan keahlian kita sebagai solusi bagi bisnis orang lain. Jika kita memiliki keahlian dalam bidang bahasa Inggris, kita bisa menawarkan jasa terjemahan dokumen, interpreting dalam seminar ataupun pertemuan bisnis, maupun pelatihan bahasa Inggris bagi pelaku bisnis. Jika kita memiliki keahlian dalam musik, kita bisa menawarkan keahlian kita untuk menghibur orang lain di berbagai acara, ataupun melatih orang lain untuk memainkan alat musik yang bisa kita mainkan. Para konsultan bisnis, konsultan pendidikan, artis, dan olahragawan profesional menggunakan strategi ini untuk meraih sukses.
Pada prinsipnya, jika kita sudah bertekad untuk memulai sebuah bisnis, uang bukanlah modal utama. Yang perlu dimiliki adalah keberanian, keyakinan, dan ketekunan. Setelah itu, untuk memulai usaha, kita tidak perlu menunggu sampai modal besar terkumpul. Kita bisa mendapatkan modal dari berbagai sumber, antara lain dengan menjual ide, menerapkan manajemen ala restoran padang, memenangkan kepercayaan mitra bisnis sehingga mereka bersedia bayar di muka untuk jasa yang kita tawarkan, menjadi perantara ataupun menjual keahlian kita sebagai solusi bagi orang lain. Jadi, siapa bilang kita tidak bisa memulai usaha dengan ”modal dengkul”?n
Sumber: Sinar Harapan
MODAL DASAR
Ternyata memulai suatu bisnis tidak harus selalu diawali dengan uang. Uang memang penting, tetapi ternyata bukan yang terpenting. Ada tiga modal dasar yang harus kita miliki jika ingin memulai suatu usaha.
Keberanian. Jika ingin memulai usaha baru, modal pertama dan terutama bukanlah uang, tetapi keberanian: keberanian berubah, keberanian untuk bermimpi, keberanian untuk bertindak, keberanian untuk gagal, dan keberanian untuk sukses. Segunung ide dan segudang uang tak ada artinya tanpa keberanian. Henry Nestle, raja bisnis dalam industri makanan bayi dan makanan kering, memulai bisnisnya dari keberanian untuk berubah. Pada masa krisis ekonomi berkepanjangan, sulit bagi rakyat di negaranya untuk mencari makanan untuk bayi. Nestle yang pada saat itu adalah seorang ahli kimia, menggunakan keahliannya untuk menemukan solusi terbaik bagi makanan bayi yang mudah dibuat dan bergizi. Setelah berjuang untuk berusaha, akhirnya Henry berhasil menemukan ramuan yang paling tepat untuk makanan bayi. Temuannya ini kemudian dikembangkan menjadi bisnis yang berhasil dan mendunia.
Keyakinan. Selain keberanian, kita juga perlu memiliki keyakinan sukses. Keyakinan ini hanya bisa kita dapatkan jika kita memiliki mimpi sukses yang jelas. Semakin jelas gambaran kita mengenai mimpi kita, semakin tinggi derajat keyakinan kita untuk sukses. Dengan gambaran yang jelas, akan lebih mudah bagi kita untuk mempersiapkan semua yang diperlukan ataupun dipersyaratkan bagi terwujudnya mimpi tersebut. Kenichi Ohmae, ”Management Guru” dari Jepang, melihat perlunya semua orang, terutama pelaku bisnis untuk memiliki gambaran kesuksesan mereka di masa depan dengan jelas, karena gambaran yang jelas ini dapat menumbuhkan keyakinan untuk mewujudkannya secara proaktif. Keyakinan juga bisa ditumbuhkan dari persiapan yang cukup. Charles Schwab seorang investor yang merupakan pionir dalam mendirikan perusahaan pialang, dengan menuliskan semua yang ingin diraihnya secara rinci. Rincian mimpi sukses ini disusun kembali berdasarkan prioritas yang ingin dicapainya, dan rencana aksi untuk mencapainya. Strategi penyusunan prioritas dan rencana aksi ini, ternyata berhasil menumbuhkan keyakinan Schwab untuk sukses. Dengan strategi ini, Schwab berhasil membangun kerajaan bisnisnya di bidang investasi, sehingga menjadi perusahaan pialang terkemuka di dunia.
Ketekunan. Membangun sebuah bisnis memang tidak mudah. Upaya ini memerlukan perjuangan yang tekun sebelum sukses dapat diwujudkan. Orang yang sukses adalah orang yang tidak menyerah sebelum sukses itu dapat diraih. Mungkin saja ia harus mengalami banyak kegagalan, tetapi ia bangkit kembali dan memiliki keuletan untuk mencoba lagi. Thomas Alva Edison, penemu bola lampu, dan pendiri perusahaan barang-barang elektronik terkemuka di dunia, General Electrics, juga berhasil berkat ketekunannya yang luar biasa. Dalam upaya menemukan bola lampu tersebut, Edison harus mengalami banyak kegagalan. Jika orang lain berhenti berusaha ketika terantuk pada kegagalan yang pertama, kedua, ketiga ataupun keempat, tidak demikian dengan Edison. Ia puluhan kali harus mengalami kegagalan, sebelum akhirnya bola lampu berhasil ditemukannya. Ketekunannya ini membuahkan hasil yang tidak hanya bisa dinikmati oleh Thomas Alva Edison sendiri, melainkan juga oleh seluruh dunia. Ray ”McDonald” Kroc juga memiliki ketekunan yang luar biasa dalam membangun bisnis makanan cepat sajinya ini. Sebelum meraih keberhasilan, berbagai profesi pernah ditekuninya, dari supir truk sampai salesman, dari posisi terendah sampai tertinggi. Semua dijalaninya dengan tekun tanpa putus asa, walaupun berbagai penolakan, kegagalan harus dijalaninya. Hasilnya? Luar biasa. Ketekunan Ray Kroc telah mempersembahkan kerajaan bisnis makanan cepat saji yang telah menggurita di seluruh dunia.
MODAL DENGKUL
”Saya tidak punya uang untuk memulai usaha. Saya belum memiliki cukup modal untuk berbisnis.” Ini yang sering dijadikan alasan oleh banyak orang yang menunda memulai usaha sendiri. Ternyata kita tidak perlu menunggu sampai modal besar datang. Usaha bisa dimulai dengan modal ”dengkul”. Caranya?
Ide. Semua usaha berawal dari sebuah ide yang kemudian dijual. Jadi, asal kita sudah punya ide bisnis yang baik, walaupun belum punya modal, kita bisa menjual ide bisnis kita tersebut untuk kemudian dijadikan uang. Bill Gates, kaisar kerajaan Microsoft, juga memulai usahanya dengan modal ide. Setelah drop out dari Harvard, Bill Gates berani bermimpi untuk memiliki bisnis yang dapat menjadi saingan IBM. Mimpi ini ia pupuk terus sehingga membuahkan keberanian untuk bertindak. Dengan keberanian ini, Bill Gates menjual ide briliannya yang menawarkan solusi bisnis di bidang teknologi informasi ke berbagai investor, sampai akhirnya ia mampu menggalang dana yang cukup untuk memulai usahanya.
Kemitraan ala Restoran Padang. Jika kita punya keterampilan tapi tidak punya uang, mengapa kita tidak bermitra dengan orang yang punya uang, tetapi tidak mempunyai keberanian dan keterampilan yang kita miliki. Strategi bisnis dengan prinsip kerja sama win-win ini ternyata sudah lama diterapkan oleh para pelaku bisnis yang menekuni usaha restoran Padang. Tim manajemen dan pemilik modal bermitra untuk menjalankan bisnis ini. Tim manajemen tidak digaji melainkan diberikan bagian keuntungan (sesuai dengan prosentasi yang disepakati bersama) yang diperoleh dari menjalankan bisnis restoran tersebut. Strategi kemitraan seperti ini tentunya bisa juga diterapkan di industri yang berbeda.
Bayar di Muka. Dasar dari sebuah bisnis adalah kepercayaan. Jika orang lain telah menaruh kepercayaan kepada kita, tentunya akan lebih mudah bagi kita untuk melakukan bisnis dengan modal dengkul. Misalnya saja, jika kita mendapat pesanan untuk mengekspor barang ke luar negeri, tetapi kita tidak punya cukup uang untuk memproduksi barang yang akan diekspor tersebut, kita bisa mencoba untuk meminta pembeli untuk membayar di muka sebagian. Uang yang kita dapatkan ini bisa kita gunakan untuk memproduksi barang yang telah dipesan. Untuk mendapatkan uang muka tersebut, kita juga bisa mencoba mengajukan aplikasi kredit ekspor ke bagian Trade Services di Bank, dengan menunjukkan sales contract yang sudah ditandatangani untuk mengekspor sejumlah barang serta dokumen lain yang diperlukan. Dengan menunjukkan kepastian pembelian barang dari mitra di luar negeri, akan lebih mudah bagi kita untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank. Cara ini banyak dilakukan oleh pelaku bisnis yang mengekspor barang ke luar negeri ataupun yang mengimpor barang dari luar negeri.
Perantara. Tidak ada modal bukan merupakan alasan bagi kita untuk tidak memulai usaha. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memulai bisnis dengan modal dengkul. Salah satunya adalah dengan bertindak sebagai perantara. Di sini kita bertindak seperti perantara antara produsen (pemilik barang) dan konsumen (pembeli barang). Kita bisa membantu orang yang memiliki barang untuk menjualkan barangnya kepada konsumen. Lalu kita bisa menjualkan barang tersebut di tempat usaha kita (dengan cara konsinyasi). Setelah barang terjual, kita bisa mendapatkan komisi dari hasil yang terjual. Uang yang berhasil kita kumpulkan, bisa kita gunakan untuk mengembangkan bisnis kita lebih lanjut. Cara ini digunakan oleh Charles Scwab dengan bisnis pialangnya yang menjadi perantara dalam penjualan saham dan surat-surat berharga lainnya.
Jual Keahlian. Jika kita memiliki keahlian ataupun pengalaman berharga di suatu bidang yang jarang dimiliki orang lain, kita bisa mencoba menjual keahlian dan pengalaman kita tersebut untuk membantu orang lain dalam melakukan bisnis mereka. Jika kita memiliki pengalaman dan keahlian di bidang IT, kita bisa menawarkan pengalaman dan keahlian kita sebagai solusi bagi bisnis orang lain. Jika kita memiliki keahlian dalam bidang bahasa Inggris, kita bisa menawarkan jasa terjemahan dokumen, interpreting dalam seminar ataupun pertemuan bisnis, maupun pelatihan bahasa Inggris bagi pelaku bisnis. Jika kita memiliki keahlian dalam musik, kita bisa menawarkan keahlian kita untuk menghibur orang lain di berbagai acara, ataupun melatih orang lain untuk memainkan alat musik yang bisa kita mainkan. Para konsultan bisnis, konsultan pendidikan, artis, dan olahragawan profesional menggunakan strategi ini untuk meraih sukses.
Pada prinsipnya, jika kita sudah bertekad untuk memulai sebuah bisnis, uang bukanlah modal utama. Yang perlu dimiliki adalah keberanian, keyakinan, dan ketekunan. Setelah itu, untuk memulai usaha, kita tidak perlu menunggu sampai modal besar terkumpul. Kita bisa mendapatkan modal dari berbagai sumber, antara lain dengan menjual ide, menerapkan manajemen ala restoran padang, memenangkan kepercayaan mitra bisnis sehingga mereka bersedia bayar di muka untuk jasa yang kita tawarkan, menjadi perantara ataupun menjual keahlian kita sebagai solusi bagi orang lain. Jadi, siapa bilang kita tidak bisa memulai usaha dengan ”modal dengkul”?n
Sumber: Sinar Harapan
Bisnis Modal Dengkul
Logikanya, bisnis pasti memerlukan modal uang, bukan modal dengkul. Jadi, mana mungkin memulai bisnis dengan modal dengkul? Mungkin saja. Ingin tahu rahasianya? Baca terus yang berikut.
MODAL DASAR
Ternyata memulai suatu bisnis tidak harus selalu diawali dengan uang. Uang memang penting, tetapi ternyata bukan yang terpenting. Ada tiga modal dasar yang harus kita miliki jika ingin memulai suatu usaha.
Keberanian. Jika ingin memulai usaha baru, modal pertama dan terutama bukanlah uang, tetapi keberanian: keberanian berubah, keberanian untuk bermimpi, keberanian untuk bertindak, keberanian untuk gagal, dan keberanian untuk sukses. Segunung ide dan segudang uang tak ada artinya tanpa keberanian. Henry Nestle, raja bisnis dalam industri makanan bayi dan makanan kering, memulai bisnisnya dari keberanian untuk berubah. Pada masa krisis ekonomi berkepanjangan, sulit bagi rakyat di negaranya untuk mencari makanan untuk bayi. Nestle yang pada saat itu adalah seorang ahli kimia, menggunakan keahliannya untuk menemukan solusi terbaik bagi makanan bayi yang mudah dibuat dan bergizi. Setelah berjuang untuk berusaha, akhirnya Henry berhasil menemukan ramuan yang paling tepat untuk makanan bayi. Temuannya ini kemudian dikembangkan menjadi bisnis yang berhasil dan mendunia.
Keyakinan. Selain keberanian, kita juga perlu memiliki keyakinan sukses. Keyakinan ini hanya bisa kita dapatkan jika kita memiliki mimpi sukses yang jelas. Semakin jelas gambaran kita mengenai mimpi kita, semakin tinggi derajat keyakinan kita untuk sukses. Dengan gambaran yang jelas, akan lebih mudah bagi kita untuk mempersiapkan semua yang diperlukan ataupun dipersyaratkan bagi terwujudnya mimpi tersebut. Kenichi Ohmae, ”Management Guru” dari Jepang, melihat perlunya semua orang, terutama pelaku bisnis untuk memiliki gambaran kesuksesan mereka di masa depan dengan jelas, karena gambaran yang jelas ini dapat menumbuhkan keyakinan untuk mewujudkannya secara proaktif. Keyakinan juga bisa ditumbuhkan dari persiapan yang cukup. Charles Schwab seorang investor yang merupakan pionir dalam mendirikan perusahaan pialang, dengan menuliskan semua yang ingin diraihnya secara rinci. Rincian mimpi sukses ini disusun kembali berdasarkan prioritas yang ingin dicapainya, dan rencana aksi untuk mencapainya. Strategi penyusunan prioritas dan rencana aksi ini, ternyata berhasil menumbuhkan keyakinan Schwab untuk sukses. Dengan strategi ini, Schwab berhasil membangun kerajaan bisnisnya di bidang investasi, sehingga menjadi perusahaan pialang terkemuka di dunia.
Ketekunan. Membangun sebuah bisnis memang tidak mudah. Upaya ini memerlukan perjuangan yang tekun sebelum sukses dapat diwujudkan. Orang yang sukses adalah orang yang tidak menyerah sebelum sukses itu dapat diraih. Mungkin saja ia harus mengalami banyak kegagalan, tetapi ia bangkit kembali dan memiliki keuletan untuk mencoba lagi. Thomas Alva Edison, penemu bola lampu, dan pendiri perusahaan barang-barang elektronik terkemuka di dunia, General Electrics, juga berhasil berkat ketekunannya yang luar biasa. Dalam upaya menemukan bola lampu tersebut, Edison harus mengalami banyak kegagalan. Jika orang lain berhenti berusaha ketika terantuk pada kegagalan yang pertama, kedua, ketiga ataupun keempat, tidak demikian dengan Edison. Ia puluhan kali harus mengalami kegagalan, sebelum akhirnya bola lampu berhasil ditemukannya. Ketekunannya ini membuahkan hasil yang tidak hanya bisa dinikmati oleh Thomas Alva Edison sendiri, melainkan juga oleh seluruh dunia. Ray ”McDonald” Kroc juga memiliki ketekunan yang luar biasa dalam membangun bisnis makanan cepat sajinya ini. Sebelum meraih keberhasilan, berbagai profesi pernah ditekuninya, dari supir truk sampai salesman, dari posisi terendah sampai tertinggi. Semua dijalaninya dengan tekun tanpa putus asa, walaupun berbagai penolakan, kegagalan harus dijalaninya. Hasilnya? Luar biasa. Ketekunan Ray Kroc telah mempersembahkan kerajaan bisnis makanan cepat saji yang telah menggurita di seluruh dunia.
MODAL DENGKUL
”Saya tidak punya uang untuk memulai usaha. Saya belum memiliki cukup modal untuk berbisnis.” Ini yang sering dijadikan alasan oleh banyak orang yang menunda memulai usaha sendiri. Ternyata kita tidak perlu menunggu sampai modal besar datang. Usaha bisa dimulai dengan modal ”dengkul”. Caranya?
Ide. Semua usaha berawal dari sebuah ide yang kemudian dijual. Jadi, asal kita sudah punya ide bisnis yang baik, walaupun belum punya modal, kita bisa menjual ide bisnis kita tersebut untuk kemudian dijadikan uang. Bill Gates, kaisar kerajaan Microsoft, juga memulai usahanya dengan modal ide. Setelah drop out dari Harvard, Bill Gates berani bermimpi untuk memiliki bisnis yang dapat menjadi saingan IBM. Mimpi ini ia pupuk terus sehingga membuahkan keberanian untuk bertindak. Dengan keberanian ini, Bill Gates menjual ide briliannya yang menawarkan solusi bisnis di bidang teknologi informasi ke berbagai investor, sampai akhirnya ia mampu menggalang dana yang cukup untuk memulai usahanya.
Kemitraan ala Restoran Padang. Jika kita punya keterampilan tapi tidak punya uang, mengapa kita tidak bermitra dengan orang yang punya uang, tetapi tidak mempunyai keberanian dan keterampilan yang kita miliki. Strategi bisnis dengan prinsip kerja sama win-win ini ternyata sudah lama diterapkan oleh para pelaku bisnis yang menekuni usaha restoran Padang. Tim manajemen dan pemilik modal bermitra untuk menjalankan bisnis ini. Tim manajemen tidak digaji melainkan diberikan bagian keuntungan (sesuai dengan prosentasi yang disepakati bersama) yang diperoleh dari menjalankan bisnis restoran tersebut. Strategi kemitraan seperti ini tentunya bisa juga diterapkan di industri yang berbeda.
Bayar di Muka. Dasar dari sebuah bisnis adalah kepercayaan. Jika orang lain telah menaruh kepercayaan kepada kita, tentunya akan lebih mudah bagi kita untuk melakukan bisnis dengan modal dengkul. Misalnya saja, jika kita mendapat pesanan untuk mengekspor barang ke luar negeri, tetapi kita tidak punya cukup uang untuk memproduksi barang yang akan diekspor tersebut, kita bisa mencoba untuk meminta pembeli untuk membayar di muka sebagian. Uang yang kita dapatkan ini bisa kita gunakan untuk memproduksi barang yang telah dipesan. Untuk mendapatkan uang muka tersebut, kita juga bisa mencoba mengajukan aplikasi kredit ekspor ke bagian Trade Services di Bank, dengan menunjukkan sales contract yang sudah ditandatangani untuk mengekspor sejumlah barang serta dokumen lain yang diperlukan. Dengan menunjukkan kepastian pembelian barang dari mitra di luar negeri, akan lebih mudah bagi kita untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank. Cara ini banyak dilakukan oleh pelaku bisnis yang mengekspor barang ke luar negeri ataupun yang mengimpor barang dari luar negeri.
Perantara. Tidak ada modal bukan merupakan alasan bagi kita untuk tidak memulai usaha. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memulai bisnis dengan modal dengkul. Salah satunya adalah dengan bertindak sebagai perantara. Di sini kita bertindak seperti perantara antara produsen (pemilik barang) dan konsumen (pembeli barang). Kita bisa membantu orang yang memiliki barang untuk menjualkan barangnya kepada konsumen. Lalu kita bisa menjualkan barang tersebut di tempat usaha kita (dengan cara konsinyasi). Setelah barang terjual, kita bisa mendapatkan komisi dari hasil yang terjual. Uang yang berhasil kita kumpulkan, bisa kita gunakan untuk mengembangkan bisnis kita lebih lanjut. Cara ini digunakan oleh Charles Scwab dengan bisnis pialangnya yang menjadi perantara dalam penjualan saham dan surat-surat berharga lainnya.
Jual Keahlian. Jika kita memiliki keahlian ataupun pengalaman berharga di suatu bidang yang jarang dimiliki orang lain, kita bisa mencoba menjual keahlian dan pengalaman kita tersebut untuk membantu orang lain dalam melakukan bisnis mereka. Jika kita memiliki pengalaman dan keahlian di bidang IT, kita bisa menawarkan pengalaman dan keahlian kita sebagai solusi bagi bisnis orang lain. Jika kita memiliki keahlian dalam bidang bahasa Inggris, kita bisa menawarkan jasa terjemahan dokumen, interpreting dalam seminar ataupun pertemuan bisnis, maupun pelatihan bahasa Inggris bagi pelaku bisnis. Jika kita memiliki keahlian dalam musik, kita bisa menawarkan keahlian kita untuk menghibur orang lain di berbagai acara, ataupun melatih orang lain untuk memainkan alat musik yang bisa kita mainkan. Para konsultan bisnis, konsultan pendidikan, artis, dan olahragawan profesional menggunakan strategi ini untuk meraih sukses.
Pada prinsipnya, jika kita sudah bertekad untuk memulai sebuah bisnis, uang bukanlah modal utama. Yang perlu dimiliki adalah keberanian, keyakinan, dan ketekunan. Setelah itu, untuk memulai usaha, kita tidak perlu menunggu sampai modal besar terkumpul. Kita bisa mendapatkan modal dari berbagai sumber, antara lain dengan menjual ide, menerapkan manajemen ala restoran padang, memenangkan kepercayaan mitra bisnis sehingga mereka bersedia bayar di muka untuk jasa yang kita tawarkan, menjadi perantara ataupun menjual keahlian kita sebagai solusi bagi orang lain. Jadi, siapa bilang kita tidak bisa memulai usaha dengan ”modal dengkul”?n
Sumber: Sinar Harapan
MODAL DASAR
Ternyata memulai suatu bisnis tidak harus selalu diawali dengan uang. Uang memang penting, tetapi ternyata bukan yang terpenting. Ada tiga modal dasar yang harus kita miliki jika ingin memulai suatu usaha.
Keberanian. Jika ingin memulai usaha baru, modal pertama dan terutama bukanlah uang, tetapi keberanian: keberanian berubah, keberanian untuk bermimpi, keberanian untuk bertindak, keberanian untuk gagal, dan keberanian untuk sukses. Segunung ide dan segudang uang tak ada artinya tanpa keberanian. Henry Nestle, raja bisnis dalam industri makanan bayi dan makanan kering, memulai bisnisnya dari keberanian untuk berubah. Pada masa krisis ekonomi berkepanjangan, sulit bagi rakyat di negaranya untuk mencari makanan untuk bayi. Nestle yang pada saat itu adalah seorang ahli kimia, menggunakan keahliannya untuk menemukan solusi terbaik bagi makanan bayi yang mudah dibuat dan bergizi. Setelah berjuang untuk berusaha, akhirnya Henry berhasil menemukan ramuan yang paling tepat untuk makanan bayi. Temuannya ini kemudian dikembangkan menjadi bisnis yang berhasil dan mendunia.
Keyakinan. Selain keberanian, kita juga perlu memiliki keyakinan sukses. Keyakinan ini hanya bisa kita dapatkan jika kita memiliki mimpi sukses yang jelas. Semakin jelas gambaran kita mengenai mimpi kita, semakin tinggi derajat keyakinan kita untuk sukses. Dengan gambaran yang jelas, akan lebih mudah bagi kita untuk mempersiapkan semua yang diperlukan ataupun dipersyaratkan bagi terwujudnya mimpi tersebut. Kenichi Ohmae, ”Management Guru” dari Jepang, melihat perlunya semua orang, terutama pelaku bisnis untuk memiliki gambaran kesuksesan mereka di masa depan dengan jelas, karena gambaran yang jelas ini dapat menumbuhkan keyakinan untuk mewujudkannya secara proaktif. Keyakinan juga bisa ditumbuhkan dari persiapan yang cukup. Charles Schwab seorang investor yang merupakan pionir dalam mendirikan perusahaan pialang, dengan menuliskan semua yang ingin diraihnya secara rinci. Rincian mimpi sukses ini disusun kembali berdasarkan prioritas yang ingin dicapainya, dan rencana aksi untuk mencapainya. Strategi penyusunan prioritas dan rencana aksi ini, ternyata berhasil menumbuhkan keyakinan Schwab untuk sukses. Dengan strategi ini, Schwab berhasil membangun kerajaan bisnisnya di bidang investasi, sehingga menjadi perusahaan pialang terkemuka di dunia.
Ketekunan. Membangun sebuah bisnis memang tidak mudah. Upaya ini memerlukan perjuangan yang tekun sebelum sukses dapat diwujudkan. Orang yang sukses adalah orang yang tidak menyerah sebelum sukses itu dapat diraih. Mungkin saja ia harus mengalami banyak kegagalan, tetapi ia bangkit kembali dan memiliki keuletan untuk mencoba lagi. Thomas Alva Edison, penemu bola lampu, dan pendiri perusahaan barang-barang elektronik terkemuka di dunia, General Electrics, juga berhasil berkat ketekunannya yang luar biasa. Dalam upaya menemukan bola lampu tersebut, Edison harus mengalami banyak kegagalan. Jika orang lain berhenti berusaha ketika terantuk pada kegagalan yang pertama, kedua, ketiga ataupun keempat, tidak demikian dengan Edison. Ia puluhan kali harus mengalami kegagalan, sebelum akhirnya bola lampu berhasil ditemukannya. Ketekunannya ini membuahkan hasil yang tidak hanya bisa dinikmati oleh Thomas Alva Edison sendiri, melainkan juga oleh seluruh dunia. Ray ”McDonald” Kroc juga memiliki ketekunan yang luar biasa dalam membangun bisnis makanan cepat sajinya ini. Sebelum meraih keberhasilan, berbagai profesi pernah ditekuninya, dari supir truk sampai salesman, dari posisi terendah sampai tertinggi. Semua dijalaninya dengan tekun tanpa putus asa, walaupun berbagai penolakan, kegagalan harus dijalaninya. Hasilnya? Luar biasa. Ketekunan Ray Kroc telah mempersembahkan kerajaan bisnis makanan cepat saji yang telah menggurita di seluruh dunia.
MODAL DENGKUL
”Saya tidak punya uang untuk memulai usaha. Saya belum memiliki cukup modal untuk berbisnis.” Ini yang sering dijadikan alasan oleh banyak orang yang menunda memulai usaha sendiri. Ternyata kita tidak perlu menunggu sampai modal besar datang. Usaha bisa dimulai dengan modal ”dengkul”. Caranya?
Ide. Semua usaha berawal dari sebuah ide yang kemudian dijual. Jadi, asal kita sudah punya ide bisnis yang baik, walaupun belum punya modal, kita bisa menjual ide bisnis kita tersebut untuk kemudian dijadikan uang. Bill Gates, kaisar kerajaan Microsoft, juga memulai usahanya dengan modal ide. Setelah drop out dari Harvard, Bill Gates berani bermimpi untuk memiliki bisnis yang dapat menjadi saingan IBM. Mimpi ini ia pupuk terus sehingga membuahkan keberanian untuk bertindak. Dengan keberanian ini, Bill Gates menjual ide briliannya yang menawarkan solusi bisnis di bidang teknologi informasi ke berbagai investor, sampai akhirnya ia mampu menggalang dana yang cukup untuk memulai usahanya.
Kemitraan ala Restoran Padang. Jika kita punya keterampilan tapi tidak punya uang, mengapa kita tidak bermitra dengan orang yang punya uang, tetapi tidak mempunyai keberanian dan keterampilan yang kita miliki. Strategi bisnis dengan prinsip kerja sama win-win ini ternyata sudah lama diterapkan oleh para pelaku bisnis yang menekuni usaha restoran Padang. Tim manajemen dan pemilik modal bermitra untuk menjalankan bisnis ini. Tim manajemen tidak digaji melainkan diberikan bagian keuntungan (sesuai dengan prosentasi yang disepakati bersama) yang diperoleh dari menjalankan bisnis restoran tersebut. Strategi kemitraan seperti ini tentunya bisa juga diterapkan di industri yang berbeda.
Bayar di Muka. Dasar dari sebuah bisnis adalah kepercayaan. Jika orang lain telah menaruh kepercayaan kepada kita, tentunya akan lebih mudah bagi kita untuk melakukan bisnis dengan modal dengkul. Misalnya saja, jika kita mendapat pesanan untuk mengekspor barang ke luar negeri, tetapi kita tidak punya cukup uang untuk memproduksi barang yang akan diekspor tersebut, kita bisa mencoba untuk meminta pembeli untuk membayar di muka sebagian. Uang yang kita dapatkan ini bisa kita gunakan untuk memproduksi barang yang telah dipesan. Untuk mendapatkan uang muka tersebut, kita juga bisa mencoba mengajukan aplikasi kredit ekspor ke bagian Trade Services di Bank, dengan menunjukkan sales contract yang sudah ditandatangani untuk mengekspor sejumlah barang serta dokumen lain yang diperlukan. Dengan menunjukkan kepastian pembelian barang dari mitra di luar negeri, akan lebih mudah bagi kita untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank. Cara ini banyak dilakukan oleh pelaku bisnis yang mengekspor barang ke luar negeri ataupun yang mengimpor barang dari luar negeri.
Perantara. Tidak ada modal bukan merupakan alasan bagi kita untuk tidak memulai usaha. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memulai bisnis dengan modal dengkul. Salah satunya adalah dengan bertindak sebagai perantara. Di sini kita bertindak seperti perantara antara produsen (pemilik barang) dan konsumen (pembeli barang). Kita bisa membantu orang yang memiliki barang untuk menjualkan barangnya kepada konsumen. Lalu kita bisa menjualkan barang tersebut di tempat usaha kita (dengan cara konsinyasi). Setelah barang terjual, kita bisa mendapatkan komisi dari hasil yang terjual. Uang yang berhasil kita kumpulkan, bisa kita gunakan untuk mengembangkan bisnis kita lebih lanjut. Cara ini digunakan oleh Charles Scwab dengan bisnis pialangnya yang menjadi perantara dalam penjualan saham dan surat-surat berharga lainnya.
Jual Keahlian. Jika kita memiliki keahlian ataupun pengalaman berharga di suatu bidang yang jarang dimiliki orang lain, kita bisa mencoba menjual keahlian dan pengalaman kita tersebut untuk membantu orang lain dalam melakukan bisnis mereka. Jika kita memiliki pengalaman dan keahlian di bidang IT, kita bisa menawarkan pengalaman dan keahlian kita sebagai solusi bagi bisnis orang lain. Jika kita memiliki keahlian dalam bidang bahasa Inggris, kita bisa menawarkan jasa terjemahan dokumen, interpreting dalam seminar ataupun pertemuan bisnis, maupun pelatihan bahasa Inggris bagi pelaku bisnis. Jika kita memiliki keahlian dalam musik, kita bisa menawarkan keahlian kita untuk menghibur orang lain di berbagai acara, ataupun melatih orang lain untuk memainkan alat musik yang bisa kita mainkan. Para konsultan bisnis, konsultan pendidikan, artis, dan olahragawan profesional menggunakan strategi ini untuk meraih sukses.
Pada prinsipnya, jika kita sudah bertekad untuk memulai sebuah bisnis, uang bukanlah modal utama. Yang perlu dimiliki adalah keberanian, keyakinan, dan ketekunan. Setelah itu, untuk memulai usaha, kita tidak perlu menunggu sampai modal besar terkumpul. Kita bisa mendapatkan modal dari berbagai sumber, antara lain dengan menjual ide, menerapkan manajemen ala restoran padang, memenangkan kepercayaan mitra bisnis sehingga mereka bersedia bayar di muka untuk jasa yang kita tawarkan, menjadi perantara ataupun menjual keahlian kita sebagai solusi bagi orang lain. Jadi, siapa bilang kita tidak bisa memulai usaha dengan ”modal dengkul”?n
Sumber: Sinar Harapan
Kiat-kiat Memulai Usaha dan Bisnis
bebrapa masukan dibawah ini mungkin akan membantu anda bagaimana memulai usaha yang nantinya akan anda jalankan...
1. START WITH A DREAM
Mulailah dengan sebuah mimpi. Semua bermula dari sebuah mimpi dan yakinkan akan produk yang akan kita tawarkan. A dream is where it all started : Pemimpilah yang selalu menciptakan dan membuat sebuah terobosan dalam produk, cara pelayanan, jasa, ataupun ide yang dapat dijual dengan sukses. Mereka tidak mengenal batas dan keterikatan, tak mengenal kata “tidak bisa” ataupun “tidak mungkin”. 2. LOVE THE PRODUCTS OR SERVICES
Cintailah Produk Anda. Kecintaan akan produk kita akan memberikan sebuah keyakinan pada pelanggan kita dan membuat kerja keras terasa ringan. Membuat kita mampu melewati masa-masa sulit. Enthusiastism and Persistence : Antusiasme dan keuletan sebagai pertanda cinta dan keyakinan akan menjadi tulang punggung keberhasilan sebuah usaha yang baru.
3. LEARN THE BASICS OF BUSINESS
Pelajarilah fundamental business. BEYOND THE “BUY LOW, SELL HIGH, PAY LATE, COLLECT EARLY”: Tidak akan ada sukses tanpa ada sebuah pengetahuan dasar untuk business yang baik, belajar sambil bekerja, turut kerja dahulu selama 1-2 tahun untuk dapat mempelajari dasar-dasar usaha akan membantu kita untuk maju dengan lebih baik. Carilah Guru yang baik.
4. WILLING TO TAKE CALCULATED RISKS
Ambillah resiko. The Gaint that u will be able to achieve is directly proportional to the risk taken : Berani mengambil resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko yang akan diambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik-baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Dan inilah faktor penentu yang membedakan “entrepreneur” dengan “manager”. Entrepreneur akan lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, dan manager dibutuhkan akan mengatur perusahaan yang telah maju.
5. SEEK ADVICE, BUT FOLLOW YOUR BELIEF
Carilah nasehat dari pakarnya, tapi ikuti kata-kata kita. Consult Consultants, ask the experts, but follow your hearts. Entrepreneur selalu mencari nasehat dari berbagai pihak tapi keputusan akhir selalu ada ditangannya dan dapat diputuskan dengan indera ke enam-nya. Komunikasi yang baik dan kepiawaian menjual. Pada fase awal sebuah usaha, kepiawaian menjual merupakan kunci suksesnya. Dan kemampuan untuk memahami dan menguasai hubungan dengan pelanggan akan membantu mengembangkan usaha pada fase itu.
6. WORK HARD, 7 DAY A WEEK, 18 HOURS A DAY
Kerja keras. Etos kerja keras sering dianggap sebagai mimpi kuno dan seharusnya diganti, tapi hard-work and smart-work tidaklah dapat dipisahkan lagi sekarang. Hampir semua successful start-up butuh workaholics. Entrepreneur sejati tidak pernah lepas dari kerjanya, pada saat tidurpun otaknya bekerja dan berpikir akan bussinessnya. Melamunkan dan memimpikan kerjanya.
7. MAKE FRIENDS AS MUCH AS POSSIBLE
Bertemanlah sebanyak banyaknya. Pada harga dan kwalitas yang sama orang membeli dari temannya, pada harga yang sedikit mahal, orang akan tetap membeli dari teman. Teman akan membantu mengembangkan usaha kita, memberi nasehat, membantu menolong pada masa sulit.
8. DEAL WITH FAILURES
Hadapi kegagalan. Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha, selama kegagalan itu tidak “mematikan”. Setiap usaha selalu akan mempunyai resiko kegagalan dan bila mana itu sampai terjadi, bersiaplah dan hadapilah !
9. JUST DO IT, NOW!
Lakukanlah sekarang juga. Bila anda telah siap, lakukanlah sekarang juga. Manager selalu melakukan READY-AIM-SHOOT, tetapi entrepreneur sejati akan melakukan READY-SHOOT-AIM ! Putuskan dan kerjakan sekarang, karena besok bukanlah milik kita.
Sumber: indonesianegeriku.com
1. START WITH A DREAM
Mulailah dengan sebuah mimpi. Semua bermula dari sebuah mimpi dan yakinkan akan produk yang akan kita tawarkan. A dream is where it all started : Pemimpilah yang selalu menciptakan dan membuat sebuah terobosan dalam produk, cara pelayanan, jasa, ataupun ide yang dapat dijual dengan sukses. Mereka tidak mengenal batas dan keterikatan, tak mengenal kata “tidak bisa” ataupun “tidak mungkin”. 2. LOVE THE PRODUCTS OR SERVICES
Cintailah Produk Anda. Kecintaan akan produk kita akan memberikan sebuah keyakinan pada pelanggan kita dan membuat kerja keras terasa ringan. Membuat kita mampu melewati masa-masa sulit. Enthusiastism and Persistence : Antusiasme dan keuletan sebagai pertanda cinta dan keyakinan akan menjadi tulang punggung keberhasilan sebuah usaha yang baru.
3. LEARN THE BASICS OF BUSINESS
Pelajarilah fundamental business. BEYOND THE “BUY LOW, SELL HIGH, PAY LATE, COLLECT EARLY”: Tidak akan ada sukses tanpa ada sebuah pengetahuan dasar untuk business yang baik, belajar sambil bekerja, turut kerja dahulu selama 1-2 tahun untuk dapat mempelajari dasar-dasar usaha akan membantu kita untuk maju dengan lebih baik. Carilah Guru yang baik.
4. WILLING TO TAKE CALCULATED RISKS
Ambillah resiko. The Gaint that u will be able to achieve is directly proportional to the risk taken : Berani mengambil resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko yang akan diambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik-baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Dan inilah faktor penentu yang membedakan “entrepreneur” dengan “manager”. Entrepreneur akan lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, dan manager dibutuhkan akan mengatur perusahaan yang telah maju.
5. SEEK ADVICE, BUT FOLLOW YOUR BELIEF
Carilah nasehat dari pakarnya, tapi ikuti kata-kata kita. Consult Consultants, ask the experts, but follow your hearts. Entrepreneur selalu mencari nasehat dari berbagai pihak tapi keputusan akhir selalu ada ditangannya dan dapat diputuskan dengan indera ke enam-nya. Komunikasi yang baik dan kepiawaian menjual. Pada fase awal sebuah usaha, kepiawaian menjual merupakan kunci suksesnya. Dan kemampuan untuk memahami dan menguasai hubungan dengan pelanggan akan membantu mengembangkan usaha pada fase itu.
6. WORK HARD, 7 DAY A WEEK, 18 HOURS A DAY
Kerja keras. Etos kerja keras sering dianggap sebagai mimpi kuno dan seharusnya diganti, tapi hard-work and smart-work tidaklah dapat dipisahkan lagi sekarang. Hampir semua successful start-up butuh workaholics. Entrepreneur sejati tidak pernah lepas dari kerjanya, pada saat tidurpun otaknya bekerja dan berpikir akan bussinessnya. Melamunkan dan memimpikan kerjanya.
7. MAKE FRIENDS AS MUCH AS POSSIBLE
Bertemanlah sebanyak banyaknya. Pada harga dan kwalitas yang sama orang membeli dari temannya, pada harga yang sedikit mahal, orang akan tetap membeli dari teman. Teman akan membantu mengembangkan usaha kita, memberi nasehat, membantu menolong pada masa sulit.
8. DEAL WITH FAILURES
Hadapi kegagalan. Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha, selama kegagalan itu tidak “mematikan”. Setiap usaha selalu akan mempunyai resiko kegagalan dan bila mana itu sampai terjadi, bersiaplah dan hadapilah !
9. JUST DO IT, NOW!
Lakukanlah sekarang juga. Bila anda telah siap, lakukanlah sekarang juga. Manager selalu melakukan READY-AIM-SHOOT, tetapi entrepreneur sejati akan melakukan READY-SHOOT-AIM ! Putuskan dan kerjakan sekarang, karena besok bukanlah milik kita.
Sumber: indonesianegeriku.com
Minggu, 14 Desember 2008
3 langkah awal memulai usaha
Anda berpikir: "Kira-kira menarik juga ya ide untuk membuka usaha. Oke, kalau sekarang saya memutuskan untuk membuka usaha, kira-kira apa saja hal-hal penting yang harus saya perhatikan? Saya kan Enggak MAU gagal dalam usaha saya....".
Saya jadi ingat ketika sekitar dua minggu yang lalu saya membaca sebuah tulisan dari seorang pengusaha terkenal di Indonesia. Dia mengatakan, "Kalau Anda membuka usaha, maka apa yang harus Anda lakukan adalah... lakukan saja." Saya pikir betul juga. Banyak diantara kita yang ketika akan membuka usaha, seringkali terbentur pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya hitung menghitung seperti, "Apa kira-kira usaha saya ini bisa untung ya... Coba saya hitung dulu...".
Sebetulnya, menghitungnya sih enggak apa-apa. Tindakan survei yang Anda lakukan sebelum membuka usaha juga tidak apa-apa. Tapi sayangnya, seringkali banyak dari kita yang terlalu lama berkutat di masalah survei kelayakan usaha dan hitung menghitung sehingga kita jadi kehilangan emosi yang dibutuhkan dalam membuka usaha.
Saran saya, Ibu - Bapak, ketika Anda sudah berniat membuka usaha, tidak apa-apa bila Anda ingin mengadakan survei atau acara hitung-menghitung terlebih dahulu. Tapi, jangan sampai tindakan yang Anda lakukan tersebut membuat Anda jadi menunda-nunda tindakan untuk membuka usaha.
Nah, sebelum Anda membuka usaha, ada 3 hal penting yang harus Anda ketahui dalam menjalankan usaha. Kalau ke-3 hal ini Anda jalankan, mudah-mudahan risiko kegagalan dalam usaha Anda lebih bisa ditekan. Bukankah itu yang kita semua inginkan?
1. Kreatif Mencari Sumber Modal
Apakah Anda kesulitan mencari modal usaha? Apakah Anda terlalu berat untuk membayar bunga kredit usaha di bank? Bila kedua jawabannya tersebut adalah ya, maka mungkin Anda perlu mencari alternatif sumber modal yang lebih murah. Caranya? Antara lain mungkin dengan mengajak sahabat atau saudara Anda untuk menanamkan modalnya pada usaha Anda, atau malah Anda berdua atau bertiga malah bisa membuka usaha tersebut secara patungan dan menjalankannya bersama-sama.
Alternatif lainnya, cobalah meminjamkan uang dari kerabat dekat atau sahabat terdekat. Karena umumnya mereka telah mengenal Anda dan memahami tujuan Anda untuk membuka usaha. Maka bisa jadi mereka rela memberikan pinjaman uang dengan bunga di bawah bunga bank atau malah tanpa bunga.
Tapi ingat, meski saudara, yang namanya meminjam sesuatu tetap harus dikembalikan, termasuk meminjam uang. Jangan sampai malah hubungan Anda dengan kerabat atau sahabat jadi rusak nantinya gara-gara masalah uang.
2. Lokasi dan SDM
Lokasi adalah salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam membuka usaha. Ada usaha yang cocok didirikan di suatu lokasi, tapi enggak cocok di tempat lain. Usaha warnet dan fotokopi mungkin sesuai untuk lingkungan di sekitar kampus, tapi membuka toko kelontong mungkin akan lebih cocok untuk daerah pemukiman. Karenanya, lakukan survei untuk mencari tempat yang sesuai bagi usaha Anda. Amati kondisi pasarnya, potensi permintaannya, dan jangan lupa cari juga informasi tentang bagaimana prospek perkembangan daerah itu ke depannya, karena hal ini bisa sangat mempengaruhi usaha Anda.
Faktor lain adalah sumber daya manusia (SDM). SDM menjadi sangat penting karena hal inilah yang akan menggerakkan usaha Anda sehari-hari nantinya. Bila Anda memulai usaha ini sendirian mungkin enggak akan terlalu jadi masalah. Tapi, kalau Anda merekrut pegawai dalam usaha Anda, maka Anda harus memperhatikan masalah kepribadian dan kemampuannya. Kalau pegawai Anda akan berhadapan langsung dengan pelanggan Anda, pilihlah orang yang sopan dan ramah. Seorang klien saya misalnya, mempunyai sebuah usaha toko kelontong. Ketika dia menjaga sendiri tokonya, pelanggannya sangat banyak. Tapi, ketika pegawainya yang disuruh menjaga toko, pelanggannya mulai berkurang. Usut punya usut, setelah ditanyakan pada para pelanggan, rata-rata dari mereka menjawab bahwa pegawai tersebut tidak ramah dalam melayani sehingga para pelanggan menjadi enggan untuk datang ke toko itu. Tentunya Anda tidak mau hal ini terjadi pada usaha Anda kan?
3. Promosi
Segi promosi seringkali dilupakan oleh mereka yang sedang membuka usaha, atau tak jarang, kegiatan promosi dihilangkan ketika kegiatan usaha sedang lesu. Alasannya, tidak ada dana. Padahal, promosi usaha apa pun bentuknya hendaknya jangan sampai berhenti dalam waktu lama.
Bila promosi berhenti untuk waktu yang lama, orang bisa lupa pada usaha Anda. Tapi kalau Anda selalu melakukan promosi secara rutin, orang akan selalu teringat pada usaha Anda. Promosi yang kontinyu akan selalu berdampak baik pada usaha Anda. Bila kelesuan usaha menimpa secara keseluruhan pada Anda dan pesaing Anda, tetaplah berpromosi. Mungkin Anda memang harus sedikit berkorban dulu, karena pemasukan minim sedangkan pengeluaran promosi terus ada. Tetapi, saya percaya bahwa bila kelesuan usaha ditentukan atas faktor kondisi ekonomi, maka suatu saat kondisinya akan pulih kembali.
Nah, saat kondisi mulai pulih, orang mulai membutuhkan kembali barang dan jasa Anda, saat itulah Anda akan menuai hasilnya. Orang akan membeli dari Anda, karena Andalah yang diingat karena Anda yang paling rajin berpromosi. Bayangkan bila Anda tidak berpromosi disaat kondisi buruk, bisa-bisa Anda malah dikira sudah bangkrut. Nah, bagaimana? Mudah-mudahan 3 hal tersebut di atas bisa membantu Anda dalam menyukseskan usaha Anda. Salam.
Memulai Usaha dari Rumah
Bila Anda tertarik membuka usaha, kenapa Anda tidak mencoba untuk menjalankannya dari rumah? Ya, memulai usaha dari rumah bisa sangat bermanfaat, tapi tentu saja hal ini harus disesuaikan dengan kondisi rumah Anda dan sifat dari usaha Anda. Tentu saja penilaian terbaik untuk dua hal ini adalah di tangan Anda sebagai sang calon wirausahawan. Bila keduanya tidak memungkinkan untuk memulai usaha dari rumah, jangan dipaksakan. Namun, bila usaha Anda memungkinkan untuk dijalankan dari rumah akan sangat bagus karena Anda akan mendapat berbagai manfaat.
Membuka usaha di rumah memungkinkan kita untuk meluangkan waktu untuk keluarga. Dengan memulai usaha dari rumah, kita bisa mempunyai waktu lebih untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Oleh karena itu, kalau Anda wanita, memulai usaha dari rumah sangat sesuai untuk Anda yang ingin tetap menunaikan kodrat kewanitaan Anda sebagai ratu rumah tangga sekaligus bisa bekerja untuk mendapatkan penghasilan. Memulai usaha dari rumah juga merupakan suatu penghematan yang cukup berarti, karena dengan memulai usaha di rumah, berarti Anda mengurangi kebutuhan biaya untuk menyewa atau membeli tempat usaha. Nah, kalau Anda ingin menjalankan usaha dari rumah, jangan lupa beritahukan dan jalin hubungan baik dengan tetangga dan aparat setempat. Ini penting untuk keamanan tempat usaha Anda, dan juga supaya warga sekitar tahu usaha Anda, siapa tahu mereka malah bisa jadi pelanggan Anda.
Dari Tabloid Nova
Sumber: perencanakeuangan.com
Saya jadi ingat ketika sekitar dua minggu yang lalu saya membaca sebuah tulisan dari seorang pengusaha terkenal di Indonesia. Dia mengatakan, "Kalau Anda membuka usaha, maka apa yang harus Anda lakukan adalah... lakukan saja." Saya pikir betul juga. Banyak diantara kita yang ketika akan membuka usaha, seringkali terbentur pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya hitung menghitung seperti, "Apa kira-kira usaha saya ini bisa untung ya... Coba saya hitung dulu...".
Sebetulnya, menghitungnya sih enggak apa-apa. Tindakan survei yang Anda lakukan sebelum membuka usaha juga tidak apa-apa. Tapi sayangnya, seringkali banyak dari kita yang terlalu lama berkutat di masalah survei kelayakan usaha dan hitung menghitung sehingga kita jadi kehilangan emosi yang dibutuhkan dalam membuka usaha.
Saran saya, Ibu - Bapak, ketika Anda sudah berniat membuka usaha, tidak apa-apa bila Anda ingin mengadakan survei atau acara hitung-menghitung terlebih dahulu. Tapi, jangan sampai tindakan yang Anda lakukan tersebut membuat Anda jadi menunda-nunda tindakan untuk membuka usaha.
Nah, sebelum Anda membuka usaha, ada 3 hal penting yang harus Anda ketahui dalam menjalankan usaha. Kalau ke-3 hal ini Anda jalankan, mudah-mudahan risiko kegagalan dalam usaha Anda lebih bisa ditekan. Bukankah itu yang kita semua inginkan?
1. Kreatif Mencari Sumber Modal
Apakah Anda kesulitan mencari modal usaha? Apakah Anda terlalu berat untuk membayar bunga kredit usaha di bank? Bila kedua jawabannya tersebut adalah ya, maka mungkin Anda perlu mencari alternatif sumber modal yang lebih murah. Caranya? Antara lain mungkin dengan mengajak sahabat atau saudara Anda untuk menanamkan modalnya pada usaha Anda, atau malah Anda berdua atau bertiga malah bisa membuka usaha tersebut secara patungan dan menjalankannya bersama-sama.
Alternatif lainnya, cobalah meminjamkan uang dari kerabat dekat atau sahabat terdekat. Karena umumnya mereka telah mengenal Anda dan memahami tujuan Anda untuk membuka usaha. Maka bisa jadi mereka rela memberikan pinjaman uang dengan bunga di bawah bunga bank atau malah tanpa bunga.
Tapi ingat, meski saudara, yang namanya meminjam sesuatu tetap harus dikembalikan, termasuk meminjam uang. Jangan sampai malah hubungan Anda dengan kerabat atau sahabat jadi rusak nantinya gara-gara masalah uang.
2. Lokasi dan SDM
Lokasi adalah salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam membuka usaha. Ada usaha yang cocok didirikan di suatu lokasi, tapi enggak cocok di tempat lain. Usaha warnet dan fotokopi mungkin sesuai untuk lingkungan di sekitar kampus, tapi membuka toko kelontong mungkin akan lebih cocok untuk daerah pemukiman. Karenanya, lakukan survei untuk mencari tempat yang sesuai bagi usaha Anda. Amati kondisi pasarnya, potensi permintaannya, dan jangan lupa cari juga informasi tentang bagaimana prospek perkembangan daerah itu ke depannya, karena hal ini bisa sangat mempengaruhi usaha Anda.
Faktor lain adalah sumber daya manusia (SDM). SDM menjadi sangat penting karena hal inilah yang akan menggerakkan usaha Anda sehari-hari nantinya. Bila Anda memulai usaha ini sendirian mungkin enggak akan terlalu jadi masalah. Tapi, kalau Anda merekrut pegawai dalam usaha Anda, maka Anda harus memperhatikan masalah kepribadian dan kemampuannya. Kalau pegawai Anda akan berhadapan langsung dengan pelanggan Anda, pilihlah orang yang sopan dan ramah. Seorang klien saya misalnya, mempunyai sebuah usaha toko kelontong. Ketika dia menjaga sendiri tokonya, pelanggannya sangat banyak. Tapi, ketika pegawainya yang disuruh menjaga toko, pelanggannya mulai berkurang. Usut punya usut, setelah ditanyakan pada para pelanggan, rata-rata dari mereka menjawab bahwa pegawai tersebut tidak ramah dalam melayani sehingga para pelanggan menjadi enggan untuk datang ke toko itu. Tentunya Anda tidak mau hal ini terjadi pada usaha Anda kan?
3. Promosi
Segi promosi seringkali dilupakan oleh mereka yang sedang membuka usaha, atau tak jarang, kegiatan promosi dihilangkan ketika kegiatan usaha sedang lesu. Alasannya, tidak ada dana. Padahal, promosi usaha apa pun bentuknya hendaknya jangan sampai berhenti dalam waktu lama.
Bila promosi berhenti untuk waktu yang lama, orang bisa lupa pada usaha Anda. Tapi kalau Anda selalu melakukan promosi secara rutin, orang akan selalu teringat pada usaha Anda. Promosi yang kontinyu akan selalu berdampak baik pada usaha Anda. Bila kelesuan usaha menimpa secara keseluruhan pada Anda dan pesaing Anda, tetaplah berpromosi. Mungkin Anda memang harus sedikit berkorban dulu, karena pemasukan minim sedangkan pengeluaran promosi terus ada. Tetapi, saya percaya bahwa bila kelesuan usaha ditentukan atas faktor kondisi ekonomi, maka suatu saat kondisinya akan pulih kembali.
Nah, saat kondisi mulai pulih, orang mulai membutuhkan kembali barang dan jasa Anda, saat itulah Anda akan menuai hasilnya. Orang akan membeli dari Anda, karena Andalah yang diingat karena Anda yang paling rajin berpromosi. Bayangkan bila Anda tidak berpromosi disaat kondisi buruk, bisa-bisa Anda malah dikira sudah bangkrut. Nah, bagaimana? Mudah-mudahan 3 hal tersebut di atas bisa membantu Anda dalam menyukseskan usaha Anda. Salam.
Memulai Usaha dari Rumah
Bila Anda tertarik membuka usaha, kenapa Anda tidak mencoba untuk menjalankannya dari rumah? Ya, memulai usaha dari rumah bisa sangat bermanfaat, tapi tentu saja hal ini harus disesuaikan dengan kondisi rumah Anda dan sifat dari usaha Anda. Tentu saja penilaian terbaik untuk dua hal ini adalah di tangan Anda sebagai sang calon wirausahawan. Bila keduanya tidak memungkinkan untuk memulai usaha dari rumah, jangan dipaksakan. Namun, bila usaha Anda memungkinkan untuk dijalankan dari rumah akan sangat bagus karena Anda akan mendapat berbagai manfaat.
Membuka usaha di rumah memungkinkan kita untuk meluangkan waktu untuk keluarga. Dengan memulai usaha dari rumah, kita bisa mempunyai waktu lebih untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Oleh karena itu, kalau Anda wanita, memulai usaha dari rumah sangat sesuai untuk Anda yang ingin tetap menunaikan kodrat kewanitaan Anda sebagai ratu rumah tangga sekaligus bisa bekerja untuk mendapatkan penghasilan. Memulai usaha dari rumah juga merupakan suatu penghematan yang cukup berarti, karena dengan memulai usaha di rumah, berarti Anda mengurangi kebutuhan biaya untuk menyewa atau membeli tempat usaha. Nah, kalau Anda ingin menjalankan usaha dari rumah, jangan lupa beritahukan dan jalin hubungan baik dengan tetangga dan aparat setempat. Ini penting untuk keamanan tempat usaha Anda, dan juga supaya warga sekitar tahu usaha Anda, siapa tahu mereka malah bisa jadi pelanggan Anda.
Dari Tabloid Nova
Sumber: perencanakeuangan.com
Sabtu, 06 Desember 2008
PERKIRAAN PLAFOND KREDIT USAHA TANI (KUT)
Rekomendasi
Berdasarkan hasil kajian terhadap; (i) kebutuhan likuiditas petani dalam menjalankan usahatani padi, jagung & kedele, (ii) angka perkiraan luas lahan tanaman pangan yang berlebih / over estimated sekitar 18 – 20 persen, dan (iii) jenis usahatani tanaman yang mendesak mendapat alokasi KUT (hanya untuk padi, jangung & kedele) maka disampaikan usulan sebagai berikut;
1. Angka plafond KUT untuk musim tanam 1999/2000 dan MT 2000 sebesar Rp 4,502,- triliun. Angka ini hanya sekitar 42 persen dari angka plafond yang disampaikan oleh Departemen Koperasi & PKM.
2. Nilai paket KUT untuk masing – masing jenis usahatani;
No Jenis Usahatani Rekomendasi
Nilai paket KUT (Rp/ Ha) Perbandingan dg nilai paket KUT yg diusulkan BIMAS Deptan
( % ) Rp / Ha
1 Padi sawah 1.685.000,- 61,0 2.762.500,-
2 Padi bukan sawah 1.315.000,- 56,1 2.342.600,-
3 Jagung 1.365.000,- 61,7 2.265.250,-
4 Kedelai 1.030.000,- 45,4 2.265.250,-
Permasalahan
Departemen Koperasi & PKM mengajukan anggaran untuk program KUT sebesar Rp 10,65,- triliun pada tahun anggaran 1999/2000. Angka tersebut lebih tinggi 20 persen dibandingkan dengan dana tahun anggaran 1998/1999. Jumlah tersebut sulit dipenuhi oleh APBN yang sedang menanggung banyak beban akibat krisis dan untuk mendorong pemulihan ekonomi. Seperti; restrukturisasi & rekapitalisasi sektor perbankan, program Jaring Pengaman Sosial (JPS) / pengentasan kemiskinan (poverty reduction), pemenuhan kewajiban pembayaran hutang luar negeri yang mengalami pembengkakan sebagai akibat krisis nilai tukar, dan pengamanan ketersediaan bahan pangan pokok.
Disamping itu, sejak bulan Oktober 1999 Bank Indonesia (BI) tidak lagi dapat menyalurkan kredit likuiditas bagi program KUT dan program – program lainnya. Kemampuan keuangan pemerintah (APBN) untuk menggantikan fungsi KLBI sangat terbatas mengingat berbagai beban yang saat ini menghimpitnya. Kondisi perbankan untuk memobilisasi dana dan menyalurkannya bagi kepentingan program KUT juga belum dapat diharapkan mengingat pembenahan dan pemulihan kesehatan sektor perbankan baru dimulai.
Tujuan
Studi ini dimaksudkan untuk melakukan verifikasi terhadap angka kebutuhan dana untuk program KUT tahun anggaran 1999/2000 yang diajukan oleh Departemen Koperasi dan PKM. Sekaligus memberikan masukan pada jajaran pimpinan Departemen Keuangan tentang alokasi dana yang dibutuhkan untuk mendukung ketersediaan bahan pangan pokok melalui program KUT. Terkait dengan hal ini maka studi diarahkan untuk;
1. Menentukan jenis usahatani tanaman pangan yang prioritas dalam konteks ketahanan pangan nasional dan oleh karenanya perlu mendapat dukungan melalui program KUT.
2. Mengidentifikasi besarnya kebutuhan kredit untuk usahatani tanaman pangan yang dimaksud pada butir ‘1’ dengan berpedoman pada pola pembiayaan usahatani yang selama ini telah dijalankan oleh petani.
3. Melakukan verifikasi data luas lahan yang dapat ditanami untuk usahatani tanaman pangan sebagaimana dimaksud paba butir ‘1’.
Metodologi
Pemilihan lokasi studi. Dalam rangka penghitungan plafond KUT untuk tanaman pangan pada musim tanam mendatang (MT 1999/2000, & MT 2000) dilakukan verifikasi data luas program intensifikasi tanaman pangan dua musim lalu (MT 1998/1999 & MT 1999) dan verifikasi kebutuhan kreditnya. Lokasi kegiatan verifikasi akan dikonsentrasikan pada daerah (propinsi) dengan plafond dan realisasi KUT terbesar. Data posisi per 30 Maret 1999 menunjukkan 10 propinsi penerima KUT terbesar, adalah; Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara, Lampung, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Utara.
Kegiatan pengumpulan data. Lingkup kegiatan ini mencakup;
(i) Pengumpulan data sekunder sebagai basis penyusunan model penghitungan plafond KUT dan beban APBN. Data dimaksud adalah luas lahan sawah, luas tanam padi dan paket KUT untuk padi. Data ini akan dikumpulkan dari BPS, Dept. Pekerjaan Umum, Dept. Pertanian.
(ii) Kegiatan verifikasi data dasar yang digunakan untuk penghitungan plafond KUT bagi tanaman padi. Dalam kegiatan ini akan dilakukan pengumpulan data primer untuk mengukur akurasi data luas lahan sawah, luas tanam dan kebutuhan kredit petani padi.
(iii) Melakukan survai dengan metoda wawancara pada petani untuk memperkirakan besarnya kebutuhan kredit pada usahatani tanaman pangan utama (padi, jagung & kedelai) dengan mempertimbangkan kemampuan modal sendiri yang dimiliki oleh rumah tangga petani.
Temuan
Jenis usahatani tanaman pangan prioritas . Penentuan tiga komoditas prioritas utama, yaitu; Padi, Jagung & Kedelai, dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa penyaluran KUT pada TP 1999/2000 dimasudkan untuk mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan dari sisi ketersediaan (suplai) melalui pengamanan produksi domestik. Oleh karena itu prioritas utama penyaluran KUT diberikan pada usahatani tanaman pangan yang menghasilkan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia, yakni; usahatani padi, usahatani jagung dan usahatani kedelai.
Kebutuhan paket KUT lebih kecil bila mempertimbangkan pola pembiayaan & pengelolaan usahatani yang dijalankan oleh petani. Perbedaan angka paket kredit per hektar untuk ketiga jenis komoditas diatas disebabkan oleh beda pendekatan yang digunakan dalam melihat kebutuhan kredit ditingkat usahatani. Dept. Pertanian / Badan Pengendali Bimas lebih berorientasi pada total kebutuhan biaya usahatani daripada modal tunai yang dibutuhkan dalam usahatani. Dengan pendekatan semacam itu maka secara implisit Badan Pengendali Bimas (Dept. Pertanian) mengasumsikan bahwa petani sama sekali tidak memiliki kemampuan modal untuk menjalankan usahatani. Padahal dalam kenyataannya petani memiliki kemampuan untuk membiayai sebagian biaya usahataninya baik dengan modal dalam bentuk uang tunai maupun natura (seperti; menggunakan benih milik sendiri, tenaga kerja dalam keluarga, tenaga kerja luar keluarga yang dibayar dengan hasil panen sesuai dengan kebiasaaan setempat / bawon / ceblokan, tenaga kerja luar keluarga yang dibayar dengan tenaga kerja sendiri dengan sistem sambatan dll).
Kebutuhan petani terhadap uang tunai (modal) untuk membiayai usahataninya sangat menonjol dalam kegiatan pembelian benih berlabel, pupuk dan pestisida (obat – obatan pemberantas hama & penyakit). Mengingat kualitas benih sangat menentukan produktivitas usahatani maka diusulkan agar alokasi dana KUT untuk benih tetap seperti usulan BIMAS Deptan. Hasil verifikasi dilapang menunjukkan bahwa hingga saat ini sekitar 40 persen petani padi masih menggunakan benih dari tanaman sendiri.
Koreksi terhadap data angka luas tanam. Penggunaan angka koreksi luas tanam dilatarbelakangi oleh fakta bahwa selama masa pemerintahan Orde Baru angka tersebut senantiasa meningkat dari tahun ke tahun. Pelaporan semacam ini juga terjadi untuk daerah Jawa (khususnya) selama sepuluh tahun terakhir padahal di wilayah tersebut telah banyak terjadi alih fungsi lahan sawah ke peruntukan lain (terutama pemukiman dan industri serta jalan). Faktor lain yang mendukung penggunaan angka koreksi terhadap luas tanam tanaman padi & palawija adalah pernyataan Bapak Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian pada pertemuan di Departemen Keuangan sekitar satu tahun yang lalu bahwa angka – angka produksi padi & palawija over estimated sekitar 18 – 20 persen.
sumber : agrina-online
Berdasarkan hasil kajian terhadap; (i) kebutuhan likuiditas petani dalam menjalankan usahatani padi, jagung & kedele, (ii) angka perkiraan luas lahan tanaman pangan yang berlebih / over estimated sekitar 18 – 20 persen, dan (iii) jenis usahatani tanaman yang mendesak mendapat alokasi KUT (hanya untuk padi, jangung & kedele) maka disampaikan usulan sebagai berikut;
1. Angka plafond KUT untuk musim tanam 1999/2000 dan MT 2000 sebesar Rp 4,502,- triliun. Angka ini hanya sekitar 42 persen dari angka plafond yang disampaikan oleh Departemen Koperasi & PKM.
2. Nilai paket KUT untuk masing – masing jenis usahatani;
No Jenis Usahatani Rekomendasi
Nilai paket KUT (Rp/ Ha) Perbandingan dg nilai paket KUT yg diusulkan BIMAS Deptan
( % ) Rp / Ha
1 Padi sawah 1.685.000,- 61,0 2.762.500,-
2 Padi bukan sawah 1.315.000,- 56,1 2.342.600,-
3 Jagung 1.365.000,- 61,7 2.265.250,-
4 Kedelai 1.030.000,- 45,4 2.265.250,-
Permasalahan
Departemen Koperasi & PKM mengajukan anggaran untuk program KUT sebesar Rp 10,65,- triliun pada tahun anggaran 1999/2000. Angka tersebut lebih tinggi 20 persen dibandingkan dengan dana tahun anggaran 1998/1999. Jumlah tersebut sulit dipenuhi oleh APBN yang sedang menanggung banyak beban akibat krisis dan untuk mendorong pemulihan ekonomi. Seperti; restrukturisasi & rekapitalisasi sektor perbankan, program Jaring Pengaman Sosial (JPS) / pengentasan kemiskinan (poverty reduction), pemenuhan kewajiban pembayaran hutang luar negeri yang mengalami pembengkakan sebagai akibat krisis nilai tukar, dan pengamanan ketersediaan bahan pangan pokok.
Disamping itu, sejak bulan Oktober 1999 Bank Indonesia (BI) tidak lagi dapat menyalurkan kredit likuiditas bagi program KUT dan program – program lainnya. Kemampuan keuangan pemerintah (APBN) untuk menggantikan fungsi KLBI sangat terbatas mengingat berbagai beban yang saat ini menghimpitnya. Kondisi perbankan untuk memobilisasi dana dan menyalurkannya bagi kepentingan program KUT juga belum dapat diharapkan mengingat pembenahan dan pemulihan kesehatan sektor perbankan baru dimulai.
Tujuan
Studi ini dimaksudkan untuk melakukan verifikasi terhadap angka kebutuhan dana untuk program KUT tahun anggaran 1999/2000 yang diajukan oleh Departemen Koperasi dan PKM. Sekaligus memberikan masukan pada jajaran pimpinan Departemen Keuangan tentang alokasi dana yang dibutuhkan untuk mendukung ketersediaan bahan pangan pokok melalui program KUT. Terkait dengan hal ini maka studi diarahkan untuk;
1. Menentukan jenis usahatani tanaman pangan yang prioritas dalam konteks ketahanan pangan nasional dan oleh karenanya perlu mendapat dukungan melalui program KUT.
2. Mengidentifikasi besarnya kebutuhan kredit untuk usahatani tanaman pangan yang dimaksud pada butir ‘1’ dengan berpedoman pada pola pembiayaan usahatani yang selama ini telah dijalankan oleh petani.
3. Melakukan verifikasi data luas lahan yang dapat ditanami untuk usahatani tanaman pangan sebagaimana dimaksud paba butir ‘1’.
Metodologi
Pemilihan lokasi studi. Dalam rangka penghitungan plafond KUT untuk tanaman pangan pada musim tanam mendatang (MT 1999/2000, & MT 2000) dilakukan verifikasi data luas program intensifikasi tanaman pangan dua musim lalu (MT 1998/1999 & MT 1999) dan verifikasi kebutuhan kreditnya. Lokasi kegiatan verifikasi akan dikonsentrasikan pada daerah (propinsi) dengan plafond dan realisasi KUT terbesar. Data posisi per 30 Maret 1999 menunjukkan 10 propinsi penerima KUT terbesar, adalah; Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara, Lampung, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Utara.
Kegiatan pengumpulan data. Lingkup kegiatan ini mencakup;
(i) Pengumpulan data sekunder sebagai basis penyusunan model penghitungan plafond KUT dan beban APBN. Data dimaksud adalah luas lahan sawah, luas tanam padi dan paket KUT untuk padi. Data ini akan dikumpulkan dari BPS, Dept. Pekerjaan Umum, Dept. Pertanian.
(ii) Kegiatan verifikasi data dasar yang digunakan untuk penghitungan plafond KUT bagi tanaman padi. Dalam kegiatan ini akan dilakukan pengumpulan data primer untuk mengukur akurasi data luas lahan sawah, luas tanam dan kebutuhan kredit petani padi.
(iii) Melakukan survai dengan metoda wawancara pada petani untuk memperkirakan besarnya kebutuhan kredit pada usahatani tanaman pangan utama (padi, jagung & kedelai) dengan mempertimbangkan kemampuan modal sendiri yang dimiliki oleh rumah tangga petani.
Temuan
Jenis usahatani tanaman pangan prioritas . Penentuan tiga komoditas prioritas utama, yaitu; Padi, Jagung & Kedelai, dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa penyaluran KUT pada TP 1999/2000 dimasudkan untuk mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan dari sisi ketersediaan (suplai) melalui pengamanan produksi domestik. Oleh karena itu prioritas utama penyaluran KUT diberikan pada usahatani tanaman pangan yang menghasilkan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia, yakni; usahatani padi, usahatani jagung dan usahatani kedelai.
Kebutuhan paket KUT lebih kecil bila mempertimbangkan pola pembiayaan & pengelolaan usahatani yang dijalankan oleh petani. Perbedaan angka paket kredit per hektar untuk ketiga jenis komoditas diatas disebabkan oleh beda pendekatan yang digunakan dalam melihat kebutuhan kredit ditingkat usahatani. Dept. Pertanian / Badan Pengendali Bimas lebih berorientasi pada total kebutuhan biaya usahatani daripada modal tunai yang dibutuhkan dalam usahatani. Dengan pendekatan semacam itu maka secara implisit Badan Pengendali Bimas (Dept. Pertanian) mengasumsikan bahwa petani sama sekali tidak memiliki kemampuan modal untuk menjalankan usahatani. Padahal dalam kenyataannya petani memiliki kemampuan untuk membiayai sebagian biaya usahataninya baik dengan modal dalam bentuk uang tunai maupun natura (seperti; menggunakan benih milik sendiri, tenaga kerja dalam keluarga, tenaga kerja luar keluarga yang dibayar dengan hasil panen sesuai dengan kebiasaaan setempat / bawon / ceblokan, tenaga kerja luar keluarga yang dibayar dengan tenaga kerja sendiri dengan sistem sambatan dll).
Kebutuhan petani terhadap uang tunai (modal) untuk membiayai usahataninya sangat menonjol dalam kegiatan pembelian benih berlabel, pupuk dan pestisida (obat – obatan pemberantas hama & penyakit). Mengingat kualitas benih sangat menentukan produktivitas usahatani maka diusulkan agar alokasi dana KUT untuk benih tetap seperti usulan BIMAS Deptan. Hasil verifikasi dilapang menunjukkan bahwa hingga saat ini sekitar 40 persen petani padi masih menggunakan benih dari tanaman sendiri.
Koreksi terhadap data angka luas tanam. Penggunaan angka koreksi luas tanam dilatarbelakangi oleh fakta bahwa selama masa pemerintahan Orde Baru angka tersebut senantiasa meningkat dari tahun ke tahun. Pelaporan semacam ini juga terjadi untuk daerah Jawa (khususnya) selama sepuluh tahun terakhir padahal di wilayah tersebut telah banyak terjadi alih fungsi lahan sawah ke peruntukan lain (terutama pemukiman dan industri serta jalan). Faktor lain yang mendukung penggunaan angka koreksi terhadap luas tanam tanaman padi & palawija adalah pernyataan Bapak Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian pada pertemuan di Departemen Keuangan sekitar satu tahun yang lalu bahwa angka – angka produksi padi & palawija over estimated sekitar 18 – 20 persen.
sumber : agrina-online
PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI
PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI SKALA RUMAH TANGGA SIRUP ...
Jangan Remehkan Usaha Rumahan
Sikap yang negatif terhadap usaha rumahan merupakan salah satu sifat yang menghambat entrepreneurship atau kewirausahaan. Kenyataannya banyak bisnis besar dimulai dari dapur atau garasi.
Demikian dikatakan Reynald Khasali melalui makalahnya dalam seminar nasional entrepreneurship bertema "How To Be A Success Entrepreneur" yang diselenggarakan Dewan Eksekutif Mahasiswa Psikologi (Demapsi) Universitas Diponegoro, Minggu (7/5).
Menurut Reynald, beberapa bisnis rumahan yang tetap eksis bahkan terkenal misalnya seperti Mustika Ratu, Femina Group, Lapis Legit Happy di Jakarta, Legita Cake di Pontianak, dan lain-lain.
Sifat penghambat kedua yaitu yang disebut sindroma formalitas. Untuk merintis jalan sebagai entrepreneurship tidak perlu menunggu punya uang dulu atau bankable baru berbisnis, juga tidak perlu menunggu jadi PT. Belum memiliki kantor, konsultan, sekretaris, dan sebagainya bukan penghambat untuk memulai bisnis.
Adapun sifat penghambat ketiga adalah sindroma tidak akan berhasil. Sindroma yaitu anggapan sudah ada orang yang melakukannya, sudah ada produk serupa di pasaran, dan merasa sayang terhadap penghasilan tetap.
Reynald mengatakan, kenyataannya para entrepreneur berhasil karena visi yang sulit dimengerti oleh kebanyakan orang. Menurut Reynald, sifat-sifat yang mendukung kesuksesan seorang entrepreneur adalah berpikir sederhana tetapi penuh perhitungan. Seorang wirausahawan adalah seorang yang selalu mencari peluang dan panjang akal.
Kesuksesan sebagai wirausahawan juga didukung keaktifan menemukan hal-hal atau cara-cara baru. Rasa antusias perlu terus didorong tapi jangan ngawur.
Terakhir, menjadi wirausahawan dapat dimulai dengan langkah kecil yang terencana, cepat, dan fleksibel.
Adapun Hasan Abdullah selaku pembicara dalam seminar tersebut mengatakan, jiwa kewirausahaan adalah jiwa kemandirian seseorang untuk memenangkan kompetisi global. Etos kerja sangat dibutuhkan dan tentu didukung kejujuran dalam berusaha.
Kewirausahaan adalah seni memainkan dalam berbisnis, seni mengembangkan pola kerja, seni bertahan, seni melakukan usaha, serta seni kejujuran.
Wirausaha yang sukses adalah yang bisa menyelesaikan semua masalahnya sendiri.
sumber : Kompas
Demikian dikatakan Reynald Khasali melalui makalahnya dalam seminar nasional entrepreneurship bertema "How To Be A Success Entrepreneur" yang diselenggarakan Dewan Eksekutif Mahasiswa Psikologi (Demapsi) Universitas Diponegoro, Minggu (7/5).
Menurut Reynald, beberapa bisnis rumahan yang tetap eksis bahkan terkenal misalnya seperti Mustika Ratu, Femina Group, Lapis Legit Happy di Jakarta, Legita Cake di Pontianak, dan lain-lain.
Sifat penghambat kedua yaitu yang disebut sindroma formalitas. Untuk merintis jalan sebagai entrepreneurship tidak perlu menunggu punya uang dulu atau bankable baru berbisnis, juga tidak perlu menunggu jadi PT. Belum memiliki kantor, konsultan, sekretaris, dan sebagainya bukan penghambat untuk memulai bisnis.
Adapun sifat penghambat ketiga adalah sindroma tidak akan berhasil. Sindroma yaitu anggapan sudah ada orang yang melakukannya, sudah ada produk serupa di pasaran, dan merasa sayang terhadap penghasilan tetap.
Reynald mengatakan, kenyataannya para entrepreneur berhasil karena visi yang sulit dimengerti oleh kebanyakan orang. Menurut Reynald, sifat-sifat yang mendukung kesuksesan seorang entrepreneur adalah berpikir sederhana tetapi penuh perhitungan. Seorang wirausahawan adalah seorang yang selalu mencari peluang dan panjang akal.
Kesuksesan sebagai wirausahawan juga didukung keaktifan menemukan hal-hal atau cara-cara baru. Rasa antusias perlu terus didorong tapi jangan ngawur.
Terakhir, menjadi wirausahawan dapat dimulai dengan langkah kecil yang terencana, cepat, dan fleksibel.
Adapun Hasan Abdullah selaku pembicara dalam seminar tersebut mengatakan, jiwa kewirausahaan adalah jiwa kemandirian seseorang untuk memenangkan kompetisi global. Etos kerja sangat dibutuhkan dan tentu didukung kejujuran dalam berusaha.
Kewirausahaan adalah seni memainkan dalam berbisnis, seni mengembangkan pola kerja, seni bertahan, seni melakukan usaha, serta seni kejujuran.
Wirausaha yang sukses adalah yang bisa menyelesaikan semua masalahnya sendiri.
sumber : Kompas
MEMBUKA USAHA SAMPINGAN
Pada beberapa edisi lalu saya mengatakan ke-pada Anda bahwa untuk mendapatkan penghasilan tambahan ada empat cara yang bisa Anda lakukan. Yakni bekerja pada orang lain, bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian, membuka usaha sampingan, atau melakukan investasi.
Dari keempat hal tersebut, membuka usaha sampingan biasanya merupakan cara yang cukup baik untuk mendapatkan peng-hasilan tambahan. Dengan membuka usaha sampingan, pertama-tama Anda mungkin harus terlibat penuh didalamnya. Tapi lama kelamaan, bila usaha itu besar, Anda bisa menyerahkan pengelolaannya pada orang lain, sehingga Anda bisa punya lebih banyak waktu. Sementara pemasukan terus berjalan.
Bandingkan dengan apabila Anda bekerja pada orang lain atau bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian. Bekerja pada orang lain jelas Anda harus mengikuti jam kerja yang disyaratkan. Sedangkan bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian, biasanya Anda bisa menentukan waktu kerja Anda sendiri, tapi tetap saja Anda akan sibuk
PENGHASILAN BISA BESAR
Jangan salah kira, usaha sampingan, apabila Anda jalankan dengan sungguh-sungguh bisa memberikan hasil yang sama bahkan lebih besar dibanding bila Anda bekerja dan mendapatkan gaji.
Saya pernah memperhatikan tukang sate yang berjualan di dekat rumah saya. Setiap hari, dari jam 17.00 - 24.00 (7 jam kerja), ia bisa menjual sekitar 250 tusuk sate ayam. Kalau satu tusuk dihargai Rp 400, maka ini berarti ia mendapatkan Rp 100 ribu sehari. Dalam sebulan, ia bisa bekerja sekitar 25 hari. Ini berarti pemasukannya sebulan mencapai Rp 2,5 juta. Saya pernah tanya berapa sih keuntungannya dari Rp 2,5 juta itu? Dia bilang sekitar 60 persen. Ini berarti keuntungannya adalah Rp 1,5 juta setiap bulan. Itu belum termasuk keuntungan dari penjualan lontongnya.
Tentu saja Anda tidak harus jadi penjual sate bila Anda memang tidak mau. Anda bisa membuka usaha lain yang mungkin lebih Anda kuasai seluk-beluknya. Prinsipnya di sini adalah apa pun usahanya, kalau Anda jalankan dengan serius, hasilnya bisa besar.
Pada awalnya yang namanya usaha mungkin tidak akan selalu berjalan lancar. Penghasilannya mungkin belum seberapa. Tapi itu karena usaha Anda mungkin belum dikenal orang banyak. Namanya juga masih baru. Lama kelamaan, seiring dengan makin dikenalnya usaha Anda, usaha Anda pasti akan mulai berkembang, sehingga hasil yang Anda dapatkan makin besar pula.
Tukang sate tadi misalnya. Saya yakin, pertama kali ia membawa dagangannya, orang mungkin masih ragu-ragu untuk mencoba satenya, karena orang baru pertama kali melihat tukang sate ini. Tapi lama kelamaan, orang mulai memesan satenya, dan akhirnya orang ini identik dengan sate. Setiap kali ia lewat di depan rumah saya, saya langsung teringat akan satenya. Itu bukti bahwa usaha apa pun membutuhkan pengenalan.
Orang harus kenal lebih dulu dengan usaha Anda, apa pun usaha itu. Entah toko, entah restoran kecil, entah usaha jahitan. Mungkin pengenalannya makan waktu satu tahun, dua tahun, atau mungkin hanya beberapa bulan, tergantung bagaimana promosi Anda. Setelah kenal, barulah selebihnya tergantung pada kualitas produk Anda. Bila sekali saja konsumen tak suka, seterusnya mereka kapok membeli produk Anda. Apa pun jenisnya. Karena itu, Anda juga harus menjaga kualitas produk agar sesuai keinginan konsumen.
TIDAK HARUS MENINGGALKAN PEKERJAAN
Siapa bilang bahwa Anda harus meninggalkan pekerjaan tetap Anda sekarang bila Anda menjalankan usaha Anda? Anda tidak harus meninggalkan pekerjaan tetap Anda. Anda bisa menjalankan usaha Anda sambil Anda tetap bekerja di pekerjaan Anda sekarang.
Hitung-hitung, Anda nantinya akan punya pendapatan yang dobel kan? Pertama-tama, mungkin pendapatan usaha Anda masih jauh lebih kecil dibanding gaji dari pekerjaan Anda. Tetapi lama-lama, seiring dengan makin dikenalnya usaha Anda, usaha Anda akan makin maju, dan pendapatan usaha Anda siapa tahu akan meningkat dan bisa menyamai gaji Anda?
Kemudian, siapa tahu juga pendapatan usaha Anda bisa meningkat lagi dan melebihi gaji Anda? Saya banyak melihat contoh orang yang merintis usaha sambil tetap mempertahankan pekerjaannya. Lama-lama ketika usahanya makin sukses, pendapatan dari usahanya meningkat, dan jumlahnya jauh melebihi gajinya. Sehingga ia memiliki pilihan apakah ia akan mempertahankan kedua pendapatannya, atau meninggalkan pekerjaannya dan terjun total 100 persen ke dalam usahanya dengan harapan agar penghasilan dari usahanya bisa makin besar.
Bagi Anda yang menjadi ibu rumah tangga dan hanya suami yang bekerja, mungkin bisa lebih enak lagi. Anda merintis usaha Anda, sementara suami Anda tetap mendapatkan gaji dari pekerjaannya. Masing-masing dari Anda sekarang menghasilkan pendapatan bagi keluarga. Bukan begitu?
SIAP MELUANGKAN WAKTU
Kalau Anda menjalankan usaha Anda sambil masih tetap bekerja, maka Anda harus siap meluangkan waktu. Bagi Anda yang menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga, Anda harus siap menyisihkan sekitar mungkin 4 jam setiap hari untuk mengurus usaha baru Anda. Bagi Anda yang juga bekerja di kantor, mungkin Anda harus siap menjalankan usaha Anda pada malam hari. Terserah Anda. Yang jelas, Anda harus memiliki komitmen untuk mau menjalankan usaha Anda, dan jangan kaget kalau nanti Anda akan lebih capek dari biasanya. Ini wajar, karena Anda menjalankan dua pekerjaan sekaligus kan?
Tapi apa yang membuat Anda mau lebih capek dari biasanya? Apa yang membuat Anda mau repot-repot menjalankan usaha Anda? Ini karena Anda ingin agar usaha Anda bisa berkembang kelak dan pengelolaannya bisa Anda serahkan ke anak buah Anda sehingga Anda bisa punya lebih banyak waktu untuk keluarga Anda kelak sementara tetap men-dapatkan penghasilan. Jadi, Anda investasi waktu (mau lebih sibuk) sekarang, dengan harapan agar Anda mendapatkan waktu yang lebih banyak kelak. Jadi, sesibuk apa pun sekarang, kenapa Anda tidak luangkan waktu untuk merintis sebuah usaha?
PERLU DUKUNGAN KELUARGA
Minta dukungan dari keluarga Anda. Kalau perlu, ajak suami Anda untuk ikut membantu Anda. Libatkan suami Anda dari awal. Dengan demikian, suami Anda bisa ikut berperan dalam usaha Anda. Dukungan suami itu penting lo. Banyak usaha rumahan yang gagal karena tidak adanya dukungan suami.
Bukan berarti Anda tidak akan berhasil dalam usaha Anda bila tidak didukung suami, tapi memang akan sangat membantu kalau suami Anda ikut mendukung usaha Anda kan? Kalau perlu, jangan katakan pada suami bahwa ini adalah usaha Anda. Katakan padanya bahwa ini adalah usaha keluarga, bukan usaha Anda. Kelak kalau usaha ini besar, suami Anda bisa ikut terlibat di dalamnya. Bukankah akan mengasyikkan bila suami-istri bekerja bersama membangun usaha keluarga?
TIDAK HARUS SEKOLAH TINGGI
Apakah Anda adalah salah satu dari mereka yang tidak mengenyam sekolah tinggi? Apakah Anda cuma lulusan SMP? Apakah Anda cuma lulusan SMEA? Atau apakah Anda sama sekali tidak pernah sekolah dan hanya punya pengalaman?
Baca ini: Anda tidak harus mengenyam sekolah tinggi lebih dulu untuk bisa membuka usaha dan berhasil dalam usaha Anda. Kita sudah sering mendengar dan melihat dengan mata kepala sendiri bahwa ada banyak orang berhasil dalam membangun usahanya dari nol, meski tidak memiliki pendidikan tinggi. Liputan di NOVA, baik rubrik Profil maupun Peristiwa, sering menampilkannya.
Apa resepnya sehingga mereka bisa berhasil? Ketekunan dan motivasi untuk bisa berhasil. Yang lebih penting, ia walaupun tidak sekolah tinggi mau belajar. Belajar tidak harus ditempuh dengan sekolah. Anda bisa belajar dari pengalaman Anda, dari buku, dan dari pengalaman orang lain (baik keberhasilan maupun kegagalannya). Satu lagi, mereka mau memulai usahanya dari kecil lebih dulu, sebelum lama-lama usaha itu menjadi besar. Percayalah, Anda punya kesempatan yang sama dengan saya, dan dengan orang yang lain untuk bisa berhasil, walaupun Anda tidak memiliki pendidikan tinggi sekalipun.
Jadi tunggu apa lagi? Tetapkan tekad untuk membuka usaha sampingan. Sekarang juga.
sumber : tabloid Nova
Dari keempat hal tersebut, membuka usaha sampingan biasanya merupakan cara yang cukup baik untuk mendapatkan peng-hasilan tambahan. Dengan membuka usaha sampingan, pertama-tama Anda mungkin harus terlibat penuh didalamnya. Tapi lama kelamaan, bila usaha itu besar, Anda bisa menyerahkan pengelolaannya pada orang lain, sehingga Anda bisa punya lebih banyak waktu. Sementara pemasukan terus berjalan.
Bandingkan dengan apabila Anda bekerja pada orang lain atau bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian. Bekerja pada orang lain jelas Anda harus mengikuti jam kerja yang disyaratkan. Sedangkan bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian, biasanya Anda bisa menentukan waktu kerja Anda sendiri, tapi tetap saja Anda akan sibuk
PENGHASILAN BISA BESAR
Jangan salah kira, usaha sampingan, apabila Anda jalankan dengan sungguh-sungguh bisa memberikan hasil yang sama bahkan lebih besar dibanding bila Anda bekerja dan mendapatkan gaji.
Saya pernah memperhatikan tukang sate yang berjualan di dekat rumah saya. Setiap hari, dari jam 17.00 - 24.00 (7 jam kerja), ia bisa menjual sekitar 250 tusuk sate ayam. Kalau satu tusuk dihargai Rp 400, maka ini berarti ia mendapatkan Rp 100 ribu sehari. Dalam sebulan, ia bisa bekerja sekitar 25 hari. Ini berarti pemasukannya sebulan mencapai Rp 2,5 juta. Saya pernah tanya berapa sih keuntungannya dari Rp 2,5 juta itu? Dia bilang sekitar 60 persen. Ini berarti keuntungannya adalah Rp 1,5 juta setiap bulan. Itu belum termasuk keuntungan dari penjualan lontongnya.
Tentu saja Anda tidak harus jadi penjual sate bila Anda memang tidak mau. Anda bisa membuka usaha lain yang mungkin lebih Anda kuasai seluk-beluknya. Prinsipnya di sini adalah apa pun usahanya, kalau Anda jalankan dengan serius, hasilnya bisa besar.
Pada awalnya yang namanya usaha mungkin tidak akan selalu berjalan lancar. Penghasilannya mungkin belum seberapa. Tapi itu karena usaha Anda mungkin belum dikenal orang banyak. Namanya juga masih baru. Lama kelamaan, seiring dengan makin dikenalnya usaha Anda, usaha Anda pasti akan mulai berkembang, sehingga hasil yang Anda dapatkan makin besar pula.
Tukang sate tadi misalnya. Saya yakin, pertama kali ia membawa dagangannya, orang mungkin masih ragu-ragu untuk mencoba satenya, karena orang baru pertama kali melihat tukang sate ini. Tapi lama kelamaan, orang mulai memesan satenya, dan akhirnya orang ini identik dengan sate. Setiap kali ia lewat di depan rumah saya, saya langsung teringat akan satenya. Itu bukti bahwa usaha apa pun membutuhkan pengenalan.
Orang harus kenal lebih dulu dengan usaha Anda, apa pun usaha itu. Entah toko, entah restoran kecil, entah usaha jahitan. Mungkin pengenalannya makan waktu satu tahun, dua tahun, atau mungkin hanya beberapa bulan, tergantung bagaimana promosi Anda. Setelah kenal, barulah selebihnya tergantung pada kualitas produk Anda. Bila sekali saja konsumen tak suka, seterusnya mereka kapok membeli produk Anda. Apa pun jenisnya. Karena itu, Anda juga harus menjaga kualitas produk agar sesuai keinginan konsumen.
TIDAK HARUS MENINGGALKAN PEKERJAAN
Siapa bilang bahwa Anda harus meninggalkan pekerjaan tetap Anda sekarang bila Anda menjalankan usaha Anda? Anda tidak harus meninggalkan pekerjaan tetap Anda. Anda bisa menjalankan usaha Anda sambil Anda tetap bekerja di pekerjaan Anda sekarang.
Hitung-hitung, Anda nantinya akan punya pendapatan yang dobel kan? Pertama-tama, mungkin pendapatan usaha Anda masih jauh lebih kecil dibanding gaji dari pekerjaan Anda. Tetapi lama-lama, seiring dengan makin dikenalnya usaha Anda, usaha Anda akan makin maju, dan pendapatan usaha Anda siapa tahu akan meningkat dan bisa menyamai gaji Anda?
Kemudian, siapa tahu juga pendapatan usaha Anda bisa meningkat lagi dan melebihi gaji Anda? Saya banyak melihat contoh orang yang merintis usaha sambil tetap mempertahankan pekerjaannya. Lama-lama ketika usahanya makin sukses, pendapatan dari usahanya meningkat, dan jumlahnya jauh melebihi gajinya. Sehingga ia memiliki pilihan apakah ia akan mempertahankan kedua pendapatannya, atau meninggalkan pekerjaannya dan terjun total 100 persen ke dalam usahanya dengan harapan agar penghasilan dari usahanya bisa makin besar.
Bagi Anda yang menjadi ibu rumah tangga dan hanya suami yang bekerja, mungkin bisa lebih enak lagi. Anda merintis usaha Anda, sementara suami Anda tetap mendapatkan gaji dari pekerjaannya. Masing-masing dari Anda sekarang menghasilkan pendapatan bagi keluarga. Bukan begitu?
SIAP MELUANGKAN WAKTU
Kalau Anda menjalankan usaha Anda sambil masih tetap bekerja, maka Anda harus siap meluangkan waktu. Bagi Anda yang menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga, Anda harus siap menyisihkan sekitar mungkin 4 jam setiap hari untuk mengurus usaha baru Anda. Bagi Anda yang juga bekerja di kantor, mungkin Anda harus siap menjalankan usaha Anda pada malam hari. Terserah Anda. Yang jelas, Anda harus memiliki komitmen untuk mau menjalankan usaha Anda, dan jangan kaget kalau nanti Anda akan lebih capek dari biasanya. Ini wajar, karena Anda menjalankan dua pekerjaan sekaligus kan?
Tapi apa yang membuat Anda mau lebih capek dari biasanya? Apa yang membuat Anda mau repot-repot menjalankan usaha Anda? Ini karena Anda ingin agar usaha Anda bisa berkembang kelak dan pengelolaannya bisa Anda serahkan ke anak buah Anda sehingga Anda bisa punya lebih banyak waktu untuk keluarga Anda kelak sementara tetap men-dapatkan penghasilan. Jadi, Anda investasi waktu (mau lebih sibuk) sekarang, dengan harapan agar Anda mendapatkan waktu yang lebih banyak kelak. Jadi, sesibuk apa pun sekarang, kenapa Anda tidak luangkan waktu untuk merintis sebuah usaha?
PERLU DUKUNGAN KELUARGA
Minta dukungan dari keluarga Anda. Kalau perlu, ajak suami Anda untuk ikut membantu Anda. Libatkan suami Anda dari awal. Dengan demikian, suami Anda bisa ikut berperan dalam usaha Anda. Dukungan suami itu penting lo. Banyak usaha rumahan yang gagal karena tidak adanya dukungan suami.
Bukan berarti Anda tidak akan berhasil dalam usaha Anda bila tidak didukung suami, tapi memang akan sangat membantu kalau suami Anda ikut mendukung usaha Anda kan? Kalau perlu, jangan katakan pada suami bahwa ini adalah usaha Anda. Katakan padanya bahwa ini adalah usaha keluarga, bukan usaha Anda. Kelak kalau usaha ini besar, suami Anda bisa ikut terlibat di dalamnya. Bukankah akan mengasyikkan bila suami-istri bekerja bersama membangun usaha keluarga?
TIDAK HARUS SEKOLAH TINGGI
Apakah Anda adalah salah satu dari mereka yang tidak mengenyam sekolah tinggi? Apakah Anda cuma lulusan SMP? Apakah Anda cuma lulusan SMEA? Atau apakah Anda sama sekali tidak pernah sekolah dan hanya punya pengalaman?
Baca ini: Anda tidak harus mengenyam sekolah tinggi lebih dulu untuk bisa membuka usaha dan berhasil dalam usaha Anda. Kita sudah sering mendengar dan melihat dengan mata kepala sendiri bahwa ada banyak orang berhasil dalam membangun usahanya dari nol, meski tidak memiliki pendidikan tinggi. Liputan di NOVA, baik rubrik Profil maupun Peristiwa, sering menampilkannya.
Apa resepnya sehingga mereka bisa berhasil? Ketekunan dan motivasi untuk bisa berhasil. Yang lebih penting, ia walaupun tidak sekolah tinggi mau belajar. Belajar tidak harus ditempuh dengan sekolah. Anda bisa belajar dari pengalaman Anda, dari buku, dan dari pengalaman orang lain (baik keberhasilan maupun kegagalannya). Satu lagi, mereka mau memulai usahanya dari kecil lebih dulu, sebelum lama-lama usaha itu menjadi besar. Percayalah, Anda punya kesempatan yang sama dengan saya, dan dengan orang yang lain untuk bisa berhasil, walaupun Anda tidak memiliki pendidikan tinggi sekalipun.
Jadi tunggu apa lagi? Tetapkan tekad untuk membuka usaha sampingan. Sekarang juga.
sumber : tabloid Nova
Meraup Uang Jutaan dari Laundry Bulanan
Laundry dengan hitungan per potong sudah sangat jamak. Sistem kiloan sudah mulai banyak ditemui, tetapi sangat jarang yang menetapkan harga atas dasar ukuran bulanan, seperti bisnis yang dijalankan Widyawati Irda.
Tidak pernah ada satu manusia pun di muka bumi ini, yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Karena, itu, setiap manusia wajib membekali diri dengan cara apa pun, untuk menghadapi hal-hal yang tidak terduga, sekali pun hal ini tidak menjamin manusia tersebut terbebas dari hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti sering dikatakan, untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, tapi manusia tetap wajib berusaha.
Berbekal pandangan ini, Widyawati Irada, mantan engineer pada sebuah perusahaan elektronik di Muka Kuning, Batam, membuka usaha laundry bersama dengan partnernya, Endrayani. “Tujuanku membuka usaha ini selain untuk menambah penghasilan, juga agar tetap terus eksis dan berkarya meski ‘cuma’ ibu rumah tangga. Aku juga nggak mau 100% bergantung sama suami, karena kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan sana. Jadi, kita wajib membekali diri. Di samping itu, dengan membuka usaha, muncul suatu keharusan untuk terus mengasah diri. Aku yakin banget hal ini berdampak positif pada kualitas pengasuhan anak-anakku, khususnya,” kata Adhe, begitu orang-orang menyapanya.
Di sisi lain, saat laundry ini dibangun (Februari 2003), bisnis laundry masih sangat jarang ditemui, terutama di perumahan-perumahan. Dengan demikian, pasarnya masih sangat luas, mengingat Batam dihuni ribuan pekerja pabrik yang hampir setiap hari kerja lembur, sehingga tidak memiliki cukup waktu untuk urusan cuci mencuci. Belum lagi cuaca Batam yang sukar diramalkan. Sedangkan pembantu rumah tangga selain susah dicari, standar gajinya juga sangat tinggi. “Padahal pekerjaan ibu rumah tangga itu tiada habisnya. Jadi, daripada direpotkan oleh masalah cucian ya dilaundry saja atau setidaknya mempercayakan urusan menyeterika baju-baju mereka ke laundry,” ujarnya. Di sisi lain, mencuci dan menyeterika merupakan pekerjaan yang paling gampang dan dapat disambi mengurus anak-anak.
Dengan modal awal sekitar Rp200 ribu yang hanya digunakan untuk membeli gantungan baju, keranjang baju, kantung plastik, dan jemuran mengingat mesin cuci, setrikaan, dan tempat menjemur pakaian sudah tersedia, kedua nyonya rumah ini membuka usahanya yang diberi nama Familia Laundry. Dalam perjalanannya, ada penambahan alat-alat lain seperti steamer, tag gun, dan tag pin untuk identifikasi baju masing-masing pelanggan. Selain itu, mencuci dan menyeterika yang semula dikerjakan sendiri, setahun kemudian dibantu dua karyawan. “Ketika tersadar rumah kami sudah sesak dengan baju-baju, kami membeli satu unit rumah untuk ruang produksi dan mess karyawan, serta satu unit mobil untuk operasional, beberapa mesin cuci dan alat pengering dengan pinjam ke bank sebesar Rp200 juta. Kami juga memperlebar pelayanan kami yang pada awalnya cuma di Batu Aji ke Tiban, Nagoya, Sungai Panas, dan Batam Centre,” katanya.
Familia Laundry menyediakan pelayanan laundry bulanan dengan tarif Rp80 ribu/bulan, laundry kiloan (Rp6 ribu/kg), dry cleaning (mulai dari Rp15 ribu/piece), laundry bed cover (mulai dari Rp15 ribu/piece), laundry karpet/permadani (Rp7.500/m²), laundry linen untuk spa, dan laundry seragam karyawan perusahaan. Dengan jumlah pelanggan tetap sekitar 150 baik keluarga maupun perorangan, setiap bulan dibukukan omset sebesar Rp25 juta. “Kami memperlakukan setiap pelanggan dengan cara khusus. Hampir semua permintaan mereka yang spesifik tapi masuk akal, kami penuhi. Yang pasti, masing-masing baju pelanggan kami cuci sendiri-sendiri. Ini yang tidak selalu dapat dijumpai di semua laundry, sekali pun kapasitasnya laundry besar,” ucap Adhe yang sering kebanjiran order saat menjelang lebaran, natal, dan imlek.
Untuk menambah pemasukan, di samping berpromosi dengan menyebarkan brosur dan beriklan secara kontinyu, Familia Laundry menjalin kerja sama dengan pengusaha busana muslim di mana member atau non member mereka yang berbelanja dengan nominal tertentu akan mendapat diskon 10% di Familia Laundry, sedangkan pelanggan laundry ini berpeluang mendapat voucher diskon untuk menjadi member mereka. “Kami juga berencana bekerja sama dengan beberapa teman di bidang-bidang usaha yang lain, seperti pengusaha gorden/vitrage,” kata ibu dua anak yang bermimpi menciptakan gaya hidup mencucikan pakaian di mal, sambil cuci mata ini. “Kelar jalan-jalan, mampir lagi ke laundry, cucian sudah kering, bersih, rapi, dan wangi,” imbuhnya.
Waralaba? “Belum ada rencana. Kami juga belum membuka cabang. Yang ada hanya agen yang tersebar di Tiban, Sagulung, Batam Centre, dan Muka Kuning. Agen-agen ini bertugas mengumpulkan baju kotor milik pelanggan, lalu baju-baju itu kami jemput, diproses, dan akhirnya dikembalikan lagi dalam kondisi bersih ke agen. Saat ini, aku lebih tertarik memotivasi para ibu rumah tangga untuk mengikuti jejakku. Untuk itu, aku membuat website tentang usahaku ini serta memberi kesempatan kepada mereka, dengan membuat dan menjual CD (compact disc) yang berisi panduan praktis dari A–Z tentang cara membuka usaha laundry, memilih baju pelanggan, dan lain-lain.
Dengan cara ini, aku ingin memperkenalkan laundry keluarga secara lebih luas. Harapanku, semakin banyak ibu rumah tangga yang membuka usaha laundry, selain tingkat ketergantungan terhadap suami berkurang, juga masyarakat dengan sendirinya akan semakin terdidik menggunakan jasa laundry sebagai bagian dari gaya hidup mereka,” ucapnya. Bagaimana ibu-ibu?
sumber : majalahpengusaha
Tidak pernah ada satu manusia pun di muka bumi ini, yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Karena, itu, setiap manusia wajib membekali diri dengan cara apa pun, untuk menghadapi hal-hal yang tidak terduga, sekali pun hal ini tidak menjamin manusia tersebut terbebas dari hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti sering dikatakan, untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, tapi manusia tetap wajib berusaha.
Berbekal pandangan ini, Widyawati Irada, mantan engineer pada sebuah perusahaan elektronik di Muka Kuning, Batam, membuka usaha laundry bersama dengan partnernya, Endrayani. “Tujuanku membuka usaha ini selain untuk menambah penghasilan, juga agar tetap terus eksis dan berkarya meski ‘cuma’ ibu rumah tangga. Aku juga nggak mau 100% bergantung sama suami, karena kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan sana. Jadi, kita wajib membekali diri. Di samping itu, dengan membuka usaha, muncul suatu keharusan untuk terus mengasah diri. Aku yakin banget hal ini berdampak positif pada kualitas pengasuhan anak-anakku, khususnya,” kata Adhe, begitu orang-orang menyapanya.
Di sisi lain, saat laundry ini dibangun (Februari 2003), bisnis laundry masih sangat jarang ditemui, terutama di perumahan-perumahan. Dengan demikian, pasarnya masih sangat luas, mengingat Batam dihuni ribuan pekerja pabrik yang hampir setiap hari kerja lembur, sehingga tidak memiliki cukup waktu untuk urusan cuci mencuci. Belum lagi cuaca Batam yang sukar diramalkan. Sedangkan pembantu rumah tangga selain susah dicari, standar gajinya juga sangat tinggi. “Padahal pekerjaan ibu rumah tangga itu tiada habisnya. Jadi, daripada direpotkan oleh masalah cucian ya dilaundry saja atau setidaknya mempercayakan urusan menyeterika baju-baju mereka ke laundry,” ujarnya. Di sisi lain, mencuci dan menyeterika merupakan pekerjaan yang paling gampang dan dapat disambi mengurus anak-anak.
Dengan modal awal sekitar Rp200 ribu yang hanya digunakan untuk membeli gantungan baju, keranjang baju, kantung plastik, dan jemuran mengingat mesin cuci, setrikaan, dan tempat menjemur pakaian sudah tersedia, kedua nyonya rumah ini membuka usahanya yang diberi nama Familia Laundry. Dalam perjalanannya, ada penambahan alat-alat lain seperti steamer, tag gun, dan tag pin untuk identifikasi baju masing-masing pelanggan. Selain itu, mencuci dan menyeterika yang semula dikerjakan sendiri, setahun kemudian dibantu dua karyawan. “Ketika tersadar rumah kami sudah sesak dengan baju-baju, kami membeli satu unit rumah untuk ruang produksi dan mess karyawan, serta satu unit mobil untuk operasional, beberapa mesin cuci dan alat pengering dengan pinjam ke bank sebesar Rp200 juta. Kami juga memperlebar pelayanan kami yang pada awalnya cuma di Batu Aji ke Tiban, Nagoya, Sungai Panas, dan Batam Centre,” katanya.
Familia Laundry menyediakan pelayanan laundry bulanan dengan tarif Rp80 ribu/bulan, laundry kiloan (Rp6 ribu/kg), dry cleaning (mulai dari Rp15 ribu/piece), laundry bed cover (mulai dari Rp15 ribu/piece), laundry karpet/permadani (Rp7.500/m²), laundry linen untuk spa, dan laundry seragam karyawan perusahaan. Dengan jumlah pelanggan tetap sekitar 150 baik keluarga maupun perorangan, setiap bulan dibukukan omset sebesar Rp25 juta. “Kami memperlakukan setiap pelanggan dengan cara khusus. Hampir semua permintaan mereka yang spesifik tapi masuk akal, kami penuhi. Yang pasti, masing-masing baju pelanggan kami cuci sendiri-sendiri. Ini yang tidak selalu dapat dijumpai di semua laundry, sekali pun kapasitasnya laundry besar,” ucap Adhe yang sering kebanjiran order saat menjelang lebaran, natal, dan imlek.
Untuk menambah pemasukan, di samping berpromosi dengan menyebarkan brosur dan beriklan secara kontinyu, Familia Laundry menjalin kerja sama dengan pengusaha busana muslim di mana member atau non member mereka yang berbelanja dengan nominal tertentu akan mendapat diskon 10% di Familia Laundry, sedangkan pelanggan laundry ini berpeluang mendapat voucher diskon untuk menjadi member mereka. “Kami juga berencana bekerja sama dengan beberapa teman di bidang-bidang usaha yang lain, seperti pengusaha gorden/vitrage,” kata ibu dua anak yang bermimpi menciptakan gaya hidup mencucikan pakaian di mal, sambil cuci mata ini. “Kelar jalan-jalan, mampir lagi ke laundry, cucian sudah kering, bersih, rapi, dan wangi,” imbuhnya.
Waralaba? “Belum ada rencana. Kami juga belum membuka cabang. Yang ada hanya agen yang tersebar di Tiban, Sagulung, Batam Centre, dan Muka Kuning. Agen-agen ini bertugas mengumpulkan baju kotor milik pelanggan, lalu baju-baju itu kami jemput, diproses, dan akhirnya dikembalikan lagi dalam kondisi bersih ke agen. Saat ini, aku lebih tertarik memotivasi para ibu rumah tangga untuk mengikuti jejakku. Untuk itu, aku membuat website tentang usahaku ini serta memberi kesempatan kepada mereka, dengan membuat dan menjual CD (compact disc) yang berisi panduan praktis dari A–Z tentang cara membuka usaha laundry, memilih baju pelanggan, dan lain-lain.
Dengan cara ini, aku ingin memperkenalkan laundry keluarga secara lebih luas. Harapanku, semakin banyak ibu rumah tangga yang membuka usaha laundry, selain tingkat ketergantungan terhadap suami berkurang, juga masyarakat dengan sendirinya akan semakin terdidik menggunakan jasa laundry sebagai bagian dari gaya hidup mereka,” ucapnya. Bagaimana ibu-ibu?
sumber : majalahpengusaha
WIRAUSAHA
Menjadi wira usaha bisa dikatakan gampang-gampang susah, tetapi niat dan keinginan anda menjadi wira usaha haruslah diasah
Intelektualisasi Sampah
Telah banyak orang mendulang sukses dari sampah, namun tidak banyak yang memandang sampah secara komprehensif seperti yang dilakukan Wisnu Wardhana (49).
“Sanggar” ini berada tepat di pinggir jalan raya, di bekas lahan tak bertuan yang dikenal angker, bernama Bulak Gremeng. Tidak seangker namanya—yang kurang lebih berarti “padang bersuara gumaman”, saat SH memasuki lokasi Sanggar ini, justru kesan keramahan dan kenyamanan yang segera terasa.
Semuanya tampak sederhana, serba-tertata rapi, seolah mencerminkan pribadi Wisnu, sang pemilik yang saat “menjemput” SH pun tampil apa adanya. Gaya bahasanya yang “ceplas-ceplos” namun “berisi” pun membuat suasana di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah ini berbeda. Walau semuanya terkesan bersahaja, berada di tempat ini, SH seolah sedang berada di “kampus mini”.
Pun tak ada impresi kumuh “tercium” di sanggar ini, walaupun hampir semua aktivitas di area seluas 6.000 m2 ini berurusan dengan sampah. Gerobak hilir mudik pada pagi dan sore hari mengangkut sampah menuju tempat ini dari Perumahan Minomartani. Berbagai jenis sampah rumah tangga pun ditumpahkan dari gerobak-gerobak itu, diikuti kegiatan penyortiran sepanjang pagi hingga siang hari. Bau sampah memang tercium dalam tahap ini, namun begitu berakhir, aroma itu segera pergi, karena lokasi penyortiran langsung dibersihkan. Yang tersisa adalah sejumlah gundukan sampah berukuran sekitar 2x2x2 meter, yang akan menjalani proses berikutnya, sampai benar-benar menjadi kompos yang siap dijual.
“Bakal kompos ini tidak mengeluarkan bau, karena yang terjadi pada proses komposting bukan pembusukan melainkan penguraian,” tutur I Dewa Putu Eska Sasnanda (Nanda), Manajer Divisi Pendidikan di sanggar ini.
“Bakal kompos ini harus sering diaduk untuk menjaga suhunya. Suhunya mesti cukup untuk mematikan bakteri yang tidak bermanfaat, rata-rata hingga 80 derajad Celcius,” tambah Nanda.
Tukang Sampah “Intelek”
Berbicara dengan Wisnu tidak seperti sedang berbicara dengan tukang sampah betulan. Padahal, lelaki yang punya hobi bermain game dan “berpikir” ini selama bertahun-tahun benar-benar menjalani profesi tukang sampah. Setiap hari, ia mendorong gerobak dan mengambil sampah dari rumah ke rumah di kompleks perumahan tempat tinggalnya.
Setelah lebih dari lima tahun menarik gerobak sampah, tepatnya tahun 1996, Wisnu pun mendirikan “sanggar” untuk para tukang sampah. Wisnu yang dalam perbincangan dengan SH terdengar fasih berbahasa Inggris ini pun menamakan sanggarnya “Karya Penarik Sampah” (KPS).
“Perkumpulan itu saya namakan ‘sanggar’ karena di dalamnya ada makna ‘perkumpulan’, ada aktivitas yang dilakukan, ada kehendak berbagi, di samping adanya unsur komunikasi dan produksi,” papar Wisnu berfilosofi.
Sejak didirikan di tahun 1996, sanggar yang berada di tepi Sungai Klanduan itu pun “hidup” oleh aktivitas penanganan sampah. Pada tahun 2003, lebih dari 40 pekerja terlibat dalam proses pengelolaan di KPS. Pada saat itu, dua bedeng produksi KPS bahkan mampu mengolah hingga 18 ton sampah per bulan. “Dua per tiga timbulan sampah se-Sleman per hari masuk ke TPA ini,” kenang Wisnu.
Penghargaan
Upayanya memberdayakan masyarakat setempat untuk mengelola sampah kala itu membuatnya menuai berbagai penghargaan, di antaranya penghargaan dari Ashoka Indonesia pada tahun 1999. Kala itu, Wisnu dianggap sebagai pembaharu sosial di bidang lingkungan dan pendidikan. Sejak tahun 1997, profilnya pun sering muncul di berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik.
Banyak pihak lantas berdatangan ke TPA-nya untuk menimba ilmu. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) misalnya, pernah melakukan studi banding selama tiga bulan di TPA-nya. Bahkan, Direktur IMF Hubert Neiss pada masa itu konon menyempatkan diri berkunjung ke KPS ini dan mengatakan bahwa usaha pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Wisnu patut diberi bantuan.
Dipalak
Seiring berkembangnya produktivitas KPS-nya, ternyata banyak tantangan yang harus dihadapi Wisnu. Penghargaan menjadi tidak berarti lagi saat pihaknya justru dipalak oleh oknum dari pemerintah daerah. “Saya heran, saya mengurus sampah kan membantu masyarakat dan pemerintah, kok masih diriwuki (diganggu-red),” ungkapnya.
Kekecewaan Wisnu bertambah saat para pegawainya direkrutnya dari kalangan pekerja seks komersial (PSK), pada waktu itu mulai tidak bangga lagi dengan profesi mereka sebagai pekerja di KPS, padahal taraf hidup mereka secara ekonomi dan sosial meningkat.
“Mereka mendapatkan penghasilan lumayan, taraf hidup mereka meningkat, tapi mereka sering tidak mau mengaku bekerja di KPS,” tutur Wisnu. Penghasilan berlebih konon justru mereka gunakan untuk berlaku urakan, seperti nongkrong dan minum-minuman keras.
Kenyataan ini membuat Wisnu sempat “ngambek”. Ia pun menarik diri dan menghentikan aktivitas di KPS-nya, dan memberi ruang bagi dirinya sendiri untuk “menemukan makna” aktivitasnya.
Bangkit Lagi
Bulan September lalu, saat SH berkunjung ke TPA-nya, lokasi pengoplosan sampah ini baru saja dibuka lagi setelah selama hampir lima tahun berhenti beroperasi.
Sanggar Kegiatan yang belakangan dinamai “Citizen Based Initiative-Karya Penggayuh Sentosa (CBI-KPS) ini pun mulai berdenyut lagi. Wisnu, yang mengaku bangga menjadi “tukang sampah” ini berharap sanggarnya benar-benar menjadi ajang pembelajaran bagi masyarakat untuk mengelola sampah. Ia kini bahkan bercita-cita mendirikan “Institut Sampah” yang kelak mampu menghasilkan profesor-profesor di bidang persampahan.
Cita-cita ayah dari dua anak perempuan dan dua anak laki-laki ini tentu tak berlebihan, mengingat sejak dibuka lagi, sanggar yang didirikannya itu tak henti didatangi para suster biara, para pelajar, mahasiswa, bahkan dosen-dosen dari universitas terkemuka di Yogyakarta, untuk menimba ilmu soal persampahan.
“Seluruh biara susteran dan sejumlah perumahan di Sleman dan Yogyakarta telah menerapkan sistem pengelolaan sampah kami,” ungkap Nanda, “murid” Wisnu yang kini telah menjadi rekan kerjanya di CBI-KPS.
“Prinsip yang diterapkan CBI-KPS ini adalah zero waste, artinya sampah dikelola semaksimal mungkin sehingga menyisakan sesedikit mungkin residu (sampah yang tidak bisa digunakan lagi-red),” papar Wisnu lugas.
Menurut Wisnu, sampah nonorganik juga dapat diupayakan menjadi produk baru atau bahan daur ulang demi meningkatkan pendapatan masyarakat, misalnya dengan membuatnya menjadi barang kerajinan. Penanganan sampah menurutnya harus komprehensif, antara lain mencakup aspek sosial, politik, budaya, dan ekonomi masyarakat.
Wisnu juga memasyarakatkan motto “Sampah Selesai di Rumah”. Artinya, masalah sampah harus diatasi dari rumah-rumah, karena bila tidak dikelola dengan tepat, sampah akan mengganggu kesehatan dan kenyamanan lingkungan. “Walau berat tantangannya, mari kita mulai membiasakan memilah sampah sejak dari rumah,” imbaunya.
Sumber : sinar harapan
“Sanggar” ini berada tepat di pinggir jalan raya, di bekas lahan tak bertuan yang dikenal angker, bernama Bulak Gremeng. Tidak seangker namanya—yang kurang lebih berarti “padang bersuara gumaman”, saat SH memasuki lokasi Sanggar ini, justru kesan keramahan dan kenyamanan yang segera terasa.
Semuanya tampak sederhana, serba-tertata rapi, seolah mencerminkan pribadi Wisnu, sang pemilik yang saat “menjemput” SH pun tampil apa adanya. Gaya bahasanya yang “ceplas-ceplos” namun “berisi” pun membuat suasana di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah ini berbeda. Walau semuanya terkesan bersahaja, berada di tempat ini, SH seolah sedang berada di “kampus mini”.
Pun tak ada impresi kumuh “tercium” di sanggar ini, walaupun hampir semua aktivitas di area seluas 6.000 m2 ini berurusan dengan sampah. Gerobak hilir mudik pada pagi dan sore hari mengangkut sampah menuju tempat ini dari Perumahan Minomartani. Berbagai jenis sampah rumah tangga pun ditumpahkan dari gerobak-gerobak itu, diikuti kegiatan penyortiran sepanjang pagi hingga siang hari. Bau sampah memang tercium dalam tahap ini, namun begitu berakhir, aroma itu segera pergi, karena lokasi penyortiran langsung dibersihkan. Yang tersisa adalah sejumlah gundukan sampah berukuran sekitar 2x2x2 meter, yang akan menjalani proses berikutnya, sampai benar-benar menjadi kompos yang siap dijual.
“Bakal kompos ini tidak mengeluarkan bau, karena yang terjadi pada proses komposting bukan pembusukan melainkan penguraian,” tutur I Dewa Putu Eska Sasnanda (Nanda), Manajer Divisi Pendidikan di sanggar ini.
“Bakal kompos ini harus sering diaduk untuk menjaga suhunya. Suhunya mesti cukup untuk mematikan bakteri yang tidak bermanfaat, rata-rata hingga 80 derajad Celcius,” tambah Nanda.
Tukang Sampah “Intelek”
Berbicara dengan Wisnu tidak seperti sedang berbicara dengan tukang sampah betulan. Padahal, lelaki yang punya hobi bermain game dan “berpikir” ini selama bertahun-tahun benar-benar menjalani profesi tukang sampah. Setiap hari, ia mendorong gerobak dan mengambil sampah dari rumah ke rumah di kompleks perumahan tempat tinggalnya.
Setelah lebih dari lima tahun menarik gerobak sampah, tepatnya tahun 1996, Wisnu pun mendirikan “sanggar” untuk para tukang sampah. Wisnu yang dalam perbincangan dengan SH terdengar fasih berbahasa Inggris ini pun menamakan sanggarnya “Karya Penarik Sampah” (KPS).
“Perkumpulan itu saya namakan ‘sanggar’ karena di dalamnya ada makna ‘perkumpulan’, ada aktivitas yang dilakukan, ada kehendak berbagi, di samping adanya unsur komunikasi dan produksi,” papar Wisnu berfilosofi.
Sejak didirikan di tahun 1996, sanggar yang berada di tepi Sungai Klanduan itu pun “hidup” oleh aktivitas penanganan sampah. Pada tahun 2003, lebih dari 40 pekerja terlibat dalam proses pengelolaan di KPS. Pada saat itu, dua bedeng produksi KPS bahkan mampu mengolah hingga 18 ton sampah per bulan. “Dua per tiga timbulan sampah se-Sleman per hari masuk ke TPA ini,” kenang Wisnu.
Penghargaan
Upayanya memberdayakan masyarakat setempat untuk mengelola sampah kala itu membuatnya menuai berbagai penghargaan, di antaranya penghargaan dari Ashoka Indonesia pada tahun 1999. Kala itu, Wisnu dianggap sebagai pembaharu sosial di bidang lingkungan dan pendidikan. Sejak tahun 1997, profilnya pun sering muncul di berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik.
Banyak pihak lantas berdatangan ke TPA-nya untuk menimba ilmu. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) misalnya, pernah melakukan studi banding selama tiga bulan di TPA-nya. Bahkan, Direktur IMF Hubert Neiss pada masa itu konon menyempatkan diri berkunjung ke KPS ini dan mengatakan bahwa usaha pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Wisnu patut diberi bantuan.
Dipalak
Seiring berkembangnya produktivitas KPS-nya, ternyata banyak tantangan yang harus dihadapi Wisnu. Penghargaan menjadi tidak berarti lagi saat pihaknya justru dipalak oleh oknum dari pemerintah daerah. “Saya heran, saya mengurus sampah kan membantu masyarakat dan pemerintah, kok masih diriwuki (diganggu-red),” ungkapnya.
Kekecewaan Wisnu bertambah saat para pegawainya direkrutnya dari kalangan pekerja seks komersial (PSK), pada waktu itu mulai tidak bangga lagi dengan profesi mereka sebagai pekerja di KPS, padahal taraf hidup mereka secara ekonomi dan sosial meningkat.
“Mereka mendapatkan penghasilan lumayan, taraf hidup mereka meningkat, tapi mereka sering tidak mau mengaku bekerja di KPS,” tutur Wisnu. Penghasilan berlebih konon justru mereka gunakan untuk berlaku urakan, seperti nongkrong dan minum-minuman keras.
Kenyataan ini membuat Wisnu sempat “ngambek”. Ia pun menarik diri dan menghentikan aktivitas di KPS-nya, dan memberi ruang bagi dirinya sendiri untuk “menemukan makna” aktivitasnya.
Bangkit Lagi
Bulan September lalu, saat SH berkunjung ke TPA-nya, lokasi pengoplosan sampah ini baru saja dibuka lagi setelah selama hampir lima tahun berhenti beroperasi.
Sanggar Kegiatan yang belakangan dinamai “Citizen Based Initiative-Karya Penggayuh Sentosa (CBI-KPS) ini pun mulai berdenyut lagi. Wisnu, yang mengaku bangga menjadi “tukang sampah” ini berharap sanggarnya benar-benar menjadi ajang pembelajaran bagi masyarakat untuk mengelola sampah. Ia kini bahkan bercita-cita mendirikan “Institut Sampah” yang kelak mampu menghasilkan profesor-profesor di bidang persampahan.
Cita-cita ayah dari dua anak perempuan dan dua anak laki-laki ini tentu tak berlebihan, mengingat sejak dibuka lagi, sanggar yang didirikannya itu tak henti didatangi para suster biara, para pelajar, mahasiswa, bahkan dosen-dosen dari universitas terkemuka di Yogyakarta, untuk menimba ilmu soal persampahan.
“Seluruh biara susteran dan sejumlah perumahan di Sleman dan Yogyakarta telah menerapkan sistem pengelolaan sampah kami,” ungkap Nanda, “murid” Wisnu yang kini telah menjadi rekan kerjanya di CBI-KPS.
“Prinsip yang diterapkan CBI-KPS ini adalah zero waste, artinya sampah dikelola semaksimal mungkin sehingga menyisakan sesedikit mungkin residu (sampah yang tidak bisa digunakan lagi-red),” papar Wisnu lugas.
Menurut Wisnu, sampah nonorganik juga dapat diupayakan menjadi produk baru atau bahan daur ulang demi meningkatkan pendapatan masyarakat, misalnya dengan membuatnya menjadi barang kerajinan. Penanganan sampah menurutnya harus komprehensif, antara lain mencakup aspek sosial, politik, budaya, dan ekonomi masyarakat.
Wisnu juga memasyarakatkan motto “Sampah Selesai di Rumah”. Artinya, masalah sampah harus diatasi dari rumah-rumah, karena bila tidak dikelola dengan tepat, sampah akan mengganggu kesehatan dan kenyamanan lingkungan. “Walau berat tantangannya, mari kita mulai membiasakan memilah sampah sejak dari rumah,” imbaunya.
Sumber : sinar harapan