- Mempunyai (Having)
Bekerja untuk uang akan menjadikan saya tergantung dengan uang. Tergantung dengan uang akan menciptakan ketakutan, takut tak punya uang, takut kekurangan uang, sehingga bisa menjadi budak uang yang mau dan tega melakukan apa pun demi uang termasuk dengan cara yang batil.
Bekerja untuk uang akan menjadikan saya sangat mencintai uang dan kemungkinan besar dapat mengubah saya menjadi tamak. Ketika saya mendapatkan gaji yang bertambah besar atau uangnya bertambah banyak, keinginan saya pun tentu bertambah, sehingga saya menjadi semakin tamak untuk mendapatkan uang yang lebih banyak. Ketamakan bisa menjadikan seseorang mau dan mampu melakukan sesuatu yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Bekerja dapat menjadi pembelajaran untuk menguasai cara menghasilkan uang dengan mudah, mengatur pengeluaran yang efisien, serta mengelola aset dan liabilitas dengan baik. Pengetahuan tersebut meliputi aspek kognitif (pengetahuan), psikomotorik (keterampilan) dan afektif (sikap). Bekerja membuat saya mempunyai (having) kemampuan konseptual untuk menghasilkan uang dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang saya dapatkan dari prinsip bekerja untuk belajar.
- Melakukan (Doing)
- Menjadi (Being)
Bekerja sebagai pilihan dapat terwujud kalau saya sudah mempunyai penghasilan pasif (passive income) yang memadai. Penghasilan pasif adalah penghasilan yang diperoleh secara rutin dan terus menerus tanpa bekerja, karena aset yang saya miliki telah “bekerja” menghasilkan uang.
Pada saat tujuan saya tercapai saya dapat memilih akan mengajar apa, dimana dan kapan pun yang saya suka, karena saya tidak lagi bekerja untuk uang. Mengajar menjadi sebuah peribadatan dengan memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Alangkah indahnya hidup ini, sebab ilmu yang bermanfaat pahalanya akan terus mengalir kendati kita telah meninggal dunia.
- Cara menerapkan konsep tersebut
- Mencari pinjaman yang aman
- Membeli sesuatu
- Menjual kembali dan
- Menyewakan
- Saya mencari pinjaman yang aman untuk membayar uang muka sebuah rumah. Pinjaman tersebut saya dapatkan dari mertua yang tentu saja tidak mengenakan bunga dan batas waktu pengembalian yang ketat.
- Saya meminjam surat-surat rumah dari pemilik rumah yang akan saya beli untuk mengurus kredit atau pinjaman ke bank setelah membayar uang muka. Ini dimungkinkan karena saya telah memberikan uang mukanya. Bank yang saya pilih adalah bank yang mempunyai syarat-syarat yang lunak.
- Setelah dilunasi dengan pembayaran uang pinjaman bank, rumah tersebut saya sewakan dan uang sewanya digunakan untuk membayar angsuran pinjaman dan bunganya ke bank.
- Saya kemudian menjual rumah tersebut ketika harganya sedang meningkat untuk membeli rumah yang ukurannya lebih besar.
- Hasil penjualan rumah digunakan untuk melunasi pinjaman ke bank dan membayar uang muka rumah yang ukurannya lebih besar.
- Sebelum disewakan, rumah tersebut dipecah menjadi 2 (dua) sehingga mendapatkan uang sewa yang berlipat ganda.
- Uang sewa yang diperoleh digunakan untuk mengangsur pinjaman ke bank dan sisanya dikumpulkan sebagai uang simpanan.
- Setelah mencapai jumlah tertentu, simpanan tersebut saya gunakan sebagai uang muka pembelian sebuah mobil. Saya membayar uang muka yang besar untuk mendapatkan angsuran yang ringan. Untuk menambah uang muka, saya meminjam lagi kepada orang tua.
- Mobil tersebut kemudian saya fungsikan sebagai mobil pribadi sekaligus mobil sewaan dan uang sewanya digunakan untuk mengangsur pembayaran pinjaman dari bank.
- Uang sewa yang diperoleh dari 2 (dua) rumah sewa dan mobil sewaan tersebut yang kemudian digunakan untuk melunasi pinjaman kepada mertua/orang tua.
- Saat ini mobil sudah lunas, namun rumahnya masih belum terlunasi. Meski demikian saya tidak terbebani karena angsurannya sudah dibayar dari penyewaaan properti tersebut.
No response to “Cara Cerdas Mendapatkan Modal Usaha”
Leave a Reply