Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Usia Muda di Indonesia mencapai 19,9% atau berada dalam posisi teratas untuk kawasan Asia Pasifik.
Posisi Indonesia diikuti Sri Lanka sebesar 19%, Filipina pada angka 17,9%, dan Selandia Baru mencapai 16,2%. Untuk kawasan Eropa, Spanyol menduduki peringkat tertinggi untuk TPT Usia Muda pada kisaran 47,8%, Yunani berada pada 45,8%, dan Portugal 29,9%.
Direktur Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rahma Iryanti mengungkapkan usia produktif 15-29 tahun menginginkan pekerjaan formal bukan informal. Dimana, adanya perlindungan, jaminan sosial, dan kesejahteraan.
"Meskipun TPT usia muda sudah menurun tetapi jumlahnya masih besar, yaitu lebih dari 5,3 juta," ujarnya dalam diskusi Voices of Youth "Facing the Global Chalengge on Youth Employment" di Hotel Crowne, Jakarta, Selasa (27/3).
Menurut Rahma, tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga sarjana maupun diploma mendominasi TPT Usia Muda. Sedangkan, Sekolah Dasar (SD)-Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada kisaran 48%. Jumlah pengangguran usia produktif di kawasan perkotaan lebih besar untuk semua kelompok umur.
"Mereka itu sebetulnya memilih-milih pekerjaan. Jadi dia itu termasuk kelompok non-labour income," terangnya.
Di sisi lain, Rahma menjelaskan krisis ekonomi pada 1998 berdampak akan kenaikan pengangguran usia muda di Indonesia. Akibatnya, usia produktif mengalami gangguan. "Tren TPT usia muda menurun, kecuali kelompok umur 15-19 tahun yang meningkat sejak 2009 hingga 2011," katanya.
Lebih lanjut, Rahma mengungkapkan tantangan yang dihadapi pemerintah memaksa penyerapan program bantuan hanya sebesar 25,8%. Kendalanya, antara lain akses informasi yang belum merata, keterbatasan jumlah pemagangan, dan rendahnya data pemuda yang memiliki minat untuk berwirausaha.
Kendati demikian, pemerintah akan mengefektifkan program yang memberikan kesempatan peluang kerja bagi masyarakat, khususnya usia produktif. "Kita akan efektifkan supaya tidak tumpang tindih, supaya hasilnya lebih optimal," pungkasnya.
Rahma menegaskan angkatan kerja baru rata-rata setiap tahunnya bertambah 900.000, dengan tingkat pendidikan SD dan SLTP. Selanjutnya, sebagian akan memasuki pasar kerja dengan keterbatasan.
"Tahun 2010 sekitar 1,2 juta siswa keluar dari sekolah pada tingkat pendidikan SD dan SLPT, dimana 300.000 tidak sanggup melanjutkan karena terkendala masalah biaya," ujarnya.
Posisi Indonesia diikuti Sri Lanka sebesar 19%, Filipina pada angka 17,9%, dan Selandia Baru mencapai 16,2%. Untuk kawasan Eropa, Spanyol menduduki peringkat tertinggi untuk TPT Usia Muda pada kisaran 47,8%, Yunani berada pada 45,8%, dan Portugal 29,9%.
Direktur Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rahma Iryanti mengungkapkan usia produktif 15-29 tahun menginginkan pekerjaan formal bukan informal. Dimana, adanya perlindungan, jaminan sosial, dan kesejahteraan.
"Meskipun TPT usia muda sudah menurun tetapi jumlahnya masih besar, yaitu lebih dari 5,3 juta," ujarnya dalam diskusi Voices of Youth "Facing the Global Chalengge on Youth Employment" di Hotel Crowne, Jakarta, Selasa (27/3).
Menurut Rahma, tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga sarjana maupun diploma mendominasi TPT Usia Muda. Sedangkan, Sekolah Dasar (SD)-Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada kisaran 48%. Jumlah pengangguran usia produktif di kawasan perkotaan lebih besar untuk semua kelompok umur.
"Mereka itu sebetulnya memilih-milih pekerjaan. Jadi dia itu termasuk kelompok non-labour income," terangnya.
Di sisi lain, Rahma menjelaskan krisis ekonomi pada 1998 berdampak akan kenaikan pengangguran usia muda di Indonesia. Akibatnya, usia produktif mengalami gangguan. "Tren TPT usia muda menurun, kecuali kelompok umur 15-19 tahun yang meningkat sejak 2009 hingga 2011," katanya.
Lebih lanjut, Rahma mengungkapkan tantangan yang dihadapi pemerintah memaksa penyerapan program bantuan hanya sebesar 25,8%. Kendalanya, antara lain akses informasi yang belum merata, keterbatasan jumlah pemagangan, dan rendahnya data pemuda yang memiliki minat untuk berwirausaha.
Kendati demikian, pemerintah akan mengefektifkan program yang memberikan kesempatan peluang kerja bagi masyarakat, khususnya usia produktif. "Kita akan efektifkan supaya tidak tumpang tindih, supaya hasilnya lebih optimal," pungkasnya.
Rahma menegaskan angkatan kerja baru rata-rata setiap tahunnya bertambah 900.000, dengan tingkat pendidikan SD dan SLTP. Selanjutnya, sebagian akan memasuki pasar kerja dengan keterbatasan.
"Tahun 2010 sekitar 1,2 juta siswa keluar dari sekolah pada tingkat pendidikan SD dan SLPT, dimana 300.000 tidak sanggup melanjutkan karena terkendala masalah biaya," ujarnya.
Source : http://www.mediaindonesia.com/read/2012/03/03/308566/4/2/Hebat...-Pengangguran-di-Indonesia-Tertinggi-se-Asia-Pasifik
No response to “Gawat, Tingkat Pengangguran di Indonesia Tertinggi Se-ASIA”
Leave a Reply