Senin, 19 November 2012

Budidaya Belut ( Synbranchus )

Belut adalah jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung serta tubuhnya licin. Belut menyukai anak - anak katak dan ikan yang masih kecil. Belut suka di temui di sawah - sawah, di rawa - rawadan di kali - kali kecil berlumpur. Belut mulai di kenal sejak tahun 1979 di Indonesia, sampai saat ini belut sudah dibudidayakan serta menjadi salah satu komoditas ekspor.

Budidaya Belut1.Pusat Budidaya Belut
Pusat budidaya belut Internasional terpusat di Malaysia, Hongkong, Jepang, Perancis dan Taiwan. Sedangkan  pusat budidaya belut di Indonesia berada di daerah Yogyakarta dan di daerah Jawa Barat. Sedangkan di daerah lainnya baru menjadi tempat penampungan belut hasil tangkapan dari alam atau sebagai pos penampungan.

2.Jenis Belut
Klasifikasi belut sebagai berikut ini :
  • Kelas : Pisces
  • Subkelas : Teleostei
  • Ordo : Synbranchoidae
  • Famili : Synbranchidae
  • Genus : Synbranchus
  • Species : Synbranchus bengalensis Mc clell (belut rawa), Monopterus albus Zuieuw (belut sawah), Macrotema caligans Cant ( belut sungai atau laut )
Jadi jenis belut yang di kenal ada 3 macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut sungai atau laut. Tapi belut yang sering kita jumpai adalah jenis belut sawah.

3.Manfaat Belut
Manfaat dari belut diantaranya:
  • Sebagai penyediaan sumber protein hewani.
  • Sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti makanan belut goreng kriuk.
  • Sebagai obat penambah darah.

4. Lokasi Budidaya Belut
Menurut klimatologis belut tidak memerlukan kondisi iklim serta geografis yang spesifik. Begitu juga dengan  ketinggian tempat, kelembabab dan curah hujan. Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak terkontaminasi bahan-bahan kimia beracun, minyak dan limbah pabrik. Begitu juga dengan tanah dasar kolam tidak beracun atau tercemar.Suhu udara atau temperatur optimal bagi pertumbuhan belut yaitu berkisar antara 25-31 derajat celcius. Prinsipnya kondisi perairan adalah air bersih dan kaya oleh oksigen terutama untuk bibit atau benih yang masih kecil yakni ukuran 1-2 centi meter. Sedangkan untuk belut dewasa tidak memilih kualitas air serta mampu hidup di air yang keruh.
5. Pedoman Teknis Budidaya Belut

Penyiapan Kolam dan Peralatan
Kolam budidaya ikan belut mesti dibedakan antara lain:
  • Kolam induk atau kolam pemijahan kapasitasnya 6 ekor/m2
  • Kolam pendederan bagi benih belut berukuran 1-2 centi meter daya tampungnya 500 ekor/m2
  • Kolam belut remaja untuk belut ukuran 3-5 centi meter daya tampungnya 250 ekor/m2
  • Kolam pemeliharaan belut konsumsi yang terbagi menjadi 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan yaitu : Bagi pemeliharaan belut ukuran 5-8 centi meter hingga menjadi ukuran 15-20 centi meter daya tampungnya 100 ekor/m2 dan bagi belut dengan ukuran 15-20 centi meter hingga menjadi ukuran 30-40 centi meter daya tampungnya 50 ekor/m2 , hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 30-50 centi meter.
Bangunan jenis - jenis kolam belut pada umumnya hampir sama hanya dibedakan dengan ukuran, kapasitas serta daya tampung belut itu sendiri. Pembuatan kolam belut dengan bahan bak dinding tembok atau disemen dan dasar bak tidak perlu diplester.
Peralatan lain berupa media dasar kolam, sumber air yang selalu ada, alat penangkapan yang diperlukan, ember plastik dan peralatan-peralatan lainnya. Bagian dasar kolam tersusun dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi serta jerami padi.  Kolam yang masih kosong untuk lapisan pertama diberi sekam padi setebal 10 centi meter, diatasnya ditimbun menggunakan pupuk kandang setebal 10 centi meter, lalu diatasnya lagi ditimbun menggunakan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Sesudah tumpukan-tumpukan bahan organik selesai dibuat dengan tebal seluruhnya sekitar 30 centi meter, setelah itu air dialirkan kedalam kolam secara perlahan-lahan hingga setinggi 50 centi meter (bahan organik dan air). Dengan begitu media dasar kolam sudah selesai, diamkan media itu beberapa saat supaya menjadi lumpur sawah. Sesudah itu belut-belut diluncurkan ke dalam kolam.

Penyiapan Bibit
Menyiapkan Bibit
Anakan belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang sudah berukuran 5-8 centi meter. Di pelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan. Bibit dapat diperoleh dari kolam pembibitan atau dapat pula diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam. Pemilihan bibit dapat diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan.
Biasanya belut yang dipijahkan adalah  belut betina berukuran ± 30 centi meter dan belut jantan berukuran ± 40 centi meter. Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m2 . Waktu pemijahan berlangsung sekitar 10 hari barulah telur-telur belut menetas. Sesudah menetas umur 5-8 hari dengan ukuran anak belut berkisar 1,5–2,5 centi meter. Pada ukuran ini belut segera diambil untuk ditempatkan di kolam pendederan calon benih atau calon bibit selama ± 1 bulan hingga anakan belut tersebut berukuran 5-8 centi meter. Pada ukuran ini anak belut sudah dapat diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama 2 X 2 bulan atau total 4 bulan.

Perlakuan serta Perawatan Bibit
Dari hasil pemijahan anakan belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Pada hal ini benih mesti diperlakukan dengan secermat mungkin supaya tidak banyak yang hilang. Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir.

Pemeliharaan Pembesaran
Pemupukan
Jerami yang telah lapuk dibutuhkan agar membentuk pelumpuran yang subur serta pupuk kandang juga dibutuhkan sebagai salah satu bahan organik utama.
Pemberian Pakan
Jika dibutuhkan dapat diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar yang diberikan setiap 10 hari sekali.
Pemeliharaan Kolam dan Tambak
Yang mesti diperhatikan dalam pemeliharaan belut adalah menjaga kolam supaya tidak beracun dan aman daribgangguan dari luar.

6. Hama dan Penyakit

Hama
Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut. Di kolam terbuka maupun di alam bebas, hama yang kerap menyerang belut diantaranya : berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air dan ikan gabus. Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing.
Budidaya belut secara intensif tidak banyak diserang hama.
Penyakit
Penyakit yang banyak menyerang umumnya penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, serta protozoa yang berukuran kecil.

7. Panen
Pemanenan belut ada 2 jenis yakni :
  1. Berupa benih atau bibit yang dijual untuk diternak dan dibudidayakan.
  2. Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi, besar atau panjangnya disesuai dengan permintaan pasar atau konsumen. Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan seperti bubu atau posong, jaring atau jala bermata lembut, dengan pancing serta pengeringan air kolam hingga belut tinggal diambil saja.

8. Pasca Panen

Dalam budidaya belut secara komersial dan dalam jumlah yang besar, penanganan pasca panen perlu memperoleh  perhatian yang serius. Hal ini supaya belut bisa diterima oleh konsumen dalam kualitas yang baik, hingga mempunyai jaringan pemasaran yang luas.

No response to “Budidaya Belut ( Synbranchus )”

Leave a Reply