Senin, 19 November 2012

Pelatihan Budidaya Burung Murai Batu


murai batuPeluang Usaha Budidaya  Burung Murai Batu prospeknya sangat baik karena selain suara kicauannya yang merdu burung murai batu juga mempunyai nilai jual yang lumayan tinggi. Tiap satu ekor murai jantan berusia 1 minggu, dihargai  Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta, tentu ini adalah sebuah harga yang lumayan untuk seekor burung kecil. Inilah yang menjadikan Peluang Usaha Budidaya  Burung Murai Batu prospeknya sangat menjanjikan.

Dalam budidaya murai batu yang harus diperhatikan adalah cara menjodohkan murai batu yang jantan dan murai batu yang betina, sebab jika murai batu jantan tidak suka pada murai batu betina maka burung murai batu ini tak akan menghasilkan telur. Murai batu jantan dan murai batu betina memiliki perbedaan pada warna bulu, dimana murai batu jantan memiliki warna bulu yang pekat dan tua, untuk bagian atas hitam maka murai batu jantan berwarna hitam dan berkilau. Sedangkan murai batu betina berwarna pudar untuk bagian atas yang berwarna hitam dan dada yang berwarna coklat pudar.

Pelatihan Budidaya Burung Murai Batu


Untuk memulai budidaya murai batu maka pilihlah induk jantan yang berumur minimal 1 tahun dan induk betina berumur 10 bulan. Pilihlah induk burung urai batu yang rajin berbunyi dan tidak cacat fisiknya. Penjodohan dilakukan dengan mendekatkan burung dalam dua sangkar yang berbeda, jika terlihat cocok maka mulailah disatukan dalam satu kandang.

Kandang bagi murai batu memilki ukuran 1m x 2m tinggi 2m. Di dalam kandang harus buat rapi antara tempat pakan, tempat minum burung, tempat mandinya dan tempat sarang. Untuk bagian tempat sarang anda dapat membuatnya dari kayu dengan ukuran 40cm x 20cm tinggi 30cm.

Tempat Penangkaran Murai Batu

A + B = lokasi untuk penempatan sarang; dalam satu kandang bisa diberi dua atau tiga tempat biar burung memilih sendiri mau bersarang di mana.
C = Atap tertutup
D= Atap terbuka (digunakan kawat strimin)
E= Wadah air (untuk mandi)
F= Lokasi/wadah pakan/air untuk minum
G=Tangkringan

Panjang x lebar x tinggi: Untuk murai batu dan burung ukuran sedang, disesuaikan dengan lebar kawat strimin di pasaran sehingga tidak repot mengerjakannya ==> panjang dan lebar = 90 cm; tinggi 180 atau 200 cm.

Bahan: bisa dari apa saja asal kuat.

Batas samping kanan-kiri dan belakang = dinding/ tembok atau papan yang tahan lama dsb.

Atas = bagian yang tertutup bisa langsung di atasnya adalah genting dengan semua bagian kandang sudah tertutup kawat strimin.

Tangkringan = kayu asem, kayu jati serutan dll yang penting keras, dengan diameter sekitar 2 – 3 cm.

Papan tempat pakan (F) kayu yang kuat.

Perlu diperhatikan juga yaitu makanan burung murai batu supaya anak burung yang dihasilkan berkualitas prima. Untuk pakan bisa kita berikan full jangkrik.  Namun bisa juga kita kasih makan ulat atau pelet burung.

Cara menjodohkan murai batu


Pertama kita harus tahu dulu mana murai batu betina dan murai batu jantan yang sudah siap di jidihkan atau istilahnya sudah saling jatuh cinta. Cara mengetahuinya mudah sekali yaitu antara satu sangkar Murai batu jantan dan tiga sangkar masing-masing berisi murai batu betina didekatkan satu sama lain.

Dari situ, akan terlihat mana Murai batu betina yang disukai oleh murai jantan yang sudah birai. Setelah kita lihat keduanya siap, baru kita masukkan ke dalam kandang besar untuk perkawinan. Biasanya kalo kedua burung murai batu sudah saling cocok, Individu Jantan akan memperlihatkan bahasa tubuh, seperti mengibas-kibaskan ekornya dan menampilkan suara yang merdu untuk menarik perhatian individu betina.

Jika reaksi indukan murai batu betina mengambil posisi membungkuk dan melebarkan kedua sayapnya, itu menandakan ia sudah benar-benar siap untuk kawin. Maka segera masukkan kedua indukan murai batu dalam kandang penangkaran yang besar. Keluarkan betina dari dalam sangkar, sedangkan indukan Jantan usahakan masih didalam sangkar yang digantung di dalam kandang besar. Biarkan proses penjodohan ini berlanjut sampai indukan Betina benar-benar siap untuk dikawinkan. Biasanya indukan betina akan sering hinggap disekitar sangkar indukan Jantan. Burung murai batu normalnya dapat bertelur dua atau tiga buah telur dalam sebulan.

Dalam beberapa kejadian, jika burung murai batu telah ditempatkan bersama-sama, mereka akan cepat melakukan aktifitas perkawinan. Setelah ini berlangsung, indukan murai batu betina akan membangun sarangnya dalam waktu sehari dan akan mulai bertelur pertama kali setelah hari-hari berikutnya. Telur pertama, kedua dan ketiga biasanya merupakan telur yang tidak berproduksi/tidak menetas (infertilitas).

Idealnya, burung murai batu harus membangun sarangnya beberapa hari setelah saling mengenal. Biasanya induk Jantan yang mulai menyusun sarang. Setelah separuh dari sarang terkumpul, induk murai batu betina akan segera keluar sarang dan mulai menyelesaikan sarangnya.

Biasanya, setelah dua hari berlangsung sarang akan selesai dan induk betina akan beristirahat. Setelah kurang lebih empat hari, induk betina akan mulai bertelur. Dalam sehari ia akan bertelur sekali. Jumlah telur yang akan dierami tiga sampai empat telur. Bahkan ada yang sampai berjumlah lia telur. Saat jumlah telur sudah mencapai 3 butir, induk betina biasanya sudah mulai melakukan pengeraman. Terimakasih telah membaca Pelatihan Budidaya Burung Murai Batu , semoga pelatihan budidaya ini dapat membantu anda dalam budidaya murai batu

No response to “Pelatihan Budidaya Burung Murai Batu ”

Leave a Reply