Senin, 18 Februari 2013

Laba Dari Pisang Ijo


Kini, selera makanan masyarakat Indonesia makin beragam. Tidak melulu makanan londo cepat saji yang sekarang kian merebak, penikmat kuliner juga mulai melirik makanan tradisional citarasa nusantara.
Salah satunya adalah pisang ijo dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Menu makanan khas Makassar ini terbuat dari pisang berbalut tepung berwarna hijau. Lantas, pisang ini diguyuri bubur sumsum, kacang tanah, taburan cokelat meses, dan es batu. Rasanya sangat menggugah selera.

Kini, makanan khas Makassar ini tidak hanya beken di daerah asalnya saja. Makanan ini juga cukup populer di daerah lain. Soalnya, belakangan ini, banyak bermunculan gerai pisang ijo seperti di Bandung, Bogor, dan Jakarta.

Makanan ini menjadi populer di pulau Jawa berkat terobosan Taufik Effendi. Ia membuka usaha pisang ijo dengan bendera usaha bernama Pisang Ijo Ala'din di Bandung. Meski baru mengembangkan usaha ini setahun lalu, bisnis Taufik terus berbiak hingga sekarang.

Taufik menyajikan menu ini karena melihat tingginya rasa ingin tahu masyarakat Bandung terhadap pisang ijo. Selain itu, ia juga berhasrat menaikkan pamor makanan khas Makassar ini.

Taufik memodifikasi tiap menu dengan pelbagai pilihan rasa yang menjadikan makanan ini semakin diminati. "Kami mengemas pisang ijo dengan tambahan rasa agar lebih enak," imbuhnya. Ada rasa vanila rum, cokelat kismis, stroberi, nangka, serta taburan keju parut Ia mematok harga antara Rp 3.500 sampai Rp 4.500 per porsi.

Baru setahun menjalankan usaha, bisnis Taufik berkembang cepat. Sebab, ia membuat strategi jitu dengan cara menawarkan pola kemitraan. Namanya kemitraan Pisang Ijo Ala'din.

Awalnya, Taufik menawarkan kemitraan pada rekan-rekannya di Bandung. Gayung bersambut. Tawarannya laku keras. Kini, setahun setelah membuka usaha, Taufik sudah memiliki 73 gerai di Bandung.

Malah, saat ini, kemitraan Pisang Ijo Ala'din sudah merambah di Bogor dan Jakarta. Di Jakarta, misalnya, Beberapa calon mitra sudah mulai persiapan membuka beberapa gerai sekaligus. Taufik bilang, saat ini, setiap gerai rata-rata bisa menjual 40 porsi per hari. Dalam sehari, omzet gerai kecil Pisang Ijo Ala'din yang berupa gerobak bisa mencapai Rp 280.000.

Cepat balik modal

Nah, bagi yang tertarik menjadi mitra, Taufik memungut biaya komitmen di awal perjanjian sebesar Rp 5,5 juta. Dana itu sudah termasuk biaya investasi awal untuk lima tahun. Karena ini kemitraan, Anda dibebaskan dari biaya franchise fee dan royalty fee. Dengan investasi awal sebesar itu, Anda berhak atas peralatan komplet berupa gerobak, perkakas dapur, alat promosi, seragam pekerja, pelatihan, dan paket produk perdana sebanyak 25 porsi.

Anda juga leluasa menentukan lokasi berjualan. Meski begitu, lokasi berjualan sesama mitra usaha sama harus berjarak minimal satu sampai dua kilometer. Mitra wajib membeli bahan baku pisang ijo ke pusat. "Mitra mendapatkan keuntungan sekitar Rp 1.500 untuk setiap porsi pisang ijo yang laku terjual," beber Taufik.

Salah satu mitra Pisang Ijo Ala'din adalaah Riezka Rahmatiana. Saat ini, ia berhasil meraih angka penjualan 80 porsi per hari dengan mendapatkan omzet sekitar Rp 280.000. "Dengan asumsi minimal penjualan 40 porsi per hari, saya langsung kembali modal dalam tempo empat bulan," jelasnya. (Dessy Rosalina/Kontan)

No response to “Laba Dari Pisang Ijo”

Leave a Reply