TUTOR FIBERGLASS
MEMBUAT BARANG DARI FIBERGLASS
Bahan Pembuat Fiberglass
Bahan pembuat fiberglass pada umumnya terdiri dari 11 macambahan, 6 macam sebagai bahan utama dan 5 macam sebagai bahan finishing, diantaranya : erosil, pigmen, resin, katalis, talk, mat, aseton,PVA, mirror,cobalt, dan dempul.
a. Erosil
berglass Bahan ini berbentuk bubuk sangat halus seperti bedak bayiberwarna putih. Berfungsi sebagai perekat mat agar fiberglass menjadikuat dan tidak mudah patah/pecah.
b. Resin
Bahan ini berujud cairan kental seperti lem, berkelir hitam atau bening.Berfungsi untuk mengencerkan semua bahan yang akan dicampur. Resin mempunyai beberapa tipe dari yang keruh, berwarna hingga yang bening dengan berbagai kelebihannya seperti kekerasan, lentur, kekuatan dan lain-lain. Selain itu harganya-pun bervariasi.
c.Katalis
Katalis berbentuk cairan jernih dengan bau menyengat. Fungsinya sebagai katalisator agar resin lebih cepat mengeras. Penambahan katalis ini cukup sedikit saja tergantung pada jenis resin yang digunakan. Selain itu umur resin juga mempengaruhi jumlah katalis yang digunakan. Artinya resin yang sudah lama dan mengental akan membutuhkan katalis lebih sedikit bila dibandingkan dengan resin baru yang masih encer. Zat kimia ini biasanya dijual bersamaan dengan resin. Perbandingannya adalah resin 1 liter dan katalisnya 1/40 liter.
d. Pigment
Pigment adalah zat pewarna saat bahan fiberglass dicampur. Pemilihan warna disesuaikan dengan selera pembuatnya. Pada umumnya pemilihan warna untuk mempermudah proses akhir saat pengecatan.
e. Mat
Bahan ini berupa anyaman mirip kain dan terdiri dari beberapa model, dari model anyaman halus sampai dengan anyaman yang kasar atau besar dan jarang-jarang. Berfungsi sebagai pelapis campuran/adonan dasar fiberglass, sehingga sewaktu unsur kimia tersebut bersenyawa dan mengeras, mat berfungsi sebagai pengikatnya. Akibatnya fiberglass menjadi kuat dan tidak getas.
f. Talk
Sesuai dengan namanya, bahan ini berupa bubuk berwarna putih seperti sagu. Berfungsi sebagai campuran adonan fiberglass agar keras dan agak lentur.
g. Aseton
Pada umumnya cairan ini berwarna bening, fungsinya yaitu untuk mencairkan resin. Zat ini digunakan apabila resin terlalu kental yang akan mengakibatkan pembentukan fiberglass menjadi sulit dan lama keringnya.
h. Cobalt
Cairan kimia ini berwarna kebiru-biruan berfungsi sebagai bahan aktif pencampur katalis agar cepat kering, terutama apabila kualitas katalisnya kurang baik dan terlalu encer. Bahan ini dikategorikan sebagai penyempurna, sebab tidak semua bengkel menggunakannya. Hal ini tergantung pada kebutuhan pembuat dan kualitas resin yang digunakannya. Perbandingannya adalah 1 tetes cobalt dicampur dengan 3 liter katalis. Apabila perbandingan cobalt terlalu banyak, dapat menimbulkan api.
i. PVA
Bahan ini berupa cairan kimia berkelir biru menyerupai spiritus. Berfungsi untuk melapis antara master mal/cetakan dengan bahan fibreglass. Tujuannya adalah agar kedua bahan tersebut tidak saling menempel, sehingga fiberglass hasil cetakan dapat dilepas dengan mudah dari master mal atau cetakannya.
j. Mirror
Sesuai namanya, manfaatnya hampir sama dengan PVA, yaitu menimbulkan efek licin. Bahan ini berwujud pasta dan mempunyai warna bermacam-macam. Apabila PVA dan mirror tidak tersedia, perajin/pembuat fiberglass dapat memanfaatkan cairan pembersih lantai yang dijual bebas di mall/ toserba.
k. Dempul
Setelah hasil cetakan terbentuk dan dilakukan pengamplasan, permukaan yang tidak rata dan berpori-pori perlu dilakukan pendempulan.Tujuannya agar permukaan fiberglass hasil cetakan menjadi lebih halus dan rata sehingga siap dilakukan pengecatan.
Peralatan Fiberglass
Di samping bahan-bahan yang disebutkan di atas, dalam pembuatan fiberglass diperlukan peralatan antara lain :
a.Wadah, untuk tempat mencampur resin dan mencuci alat.
b.Pengaduk untuk resin dan pengambil pigment.
c.Kuas, untuk meratakan resin pada permukaan yang dilapisi fiberglass.
d.Masker, untuk menghindari masuknya zat kimia berbahaya, bau menyengat, serbuk/serat halus
dan lain-lain.
e.Kain lap, untuk membersihkan kotoran/ceceran resin.
f.Alat tambahan lain seperti gergaji, gunting, gerinda dan lain-lain mungkin dibutuhkan dalam
beberapa jenis pekerjaan.
a. Pembuatan master cetakan
Membuat master cetakan merupakan langkah awal dari pembuatan fiberglass. Ada dua pilihan bahan yang akan digunakan untuk membuat master cetakan, yakni bahan dari gips dan bahan dari fiberglass. Masing- masing bahan master cetakan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pembuatan master cetakan dari bahan gips akan lebih mudah dikerjakan, dan saat pelepasan fiberglass hasil dari master cetakannya mudah dilakukan, bahkan dapat dilakukan dengan merusak master cetakannya. Di samping itu harganyapun relatif lebih murah. Kekurangannya adalah konstruksinya rapuh dan hanya dapat dipakai sekali saja. Untuk bahan master cetakan dari fiberglass memang harganya lebih mahal. Di samping itu proses pembuatan master cetakan dan proses pelepasan fiberglass hasil dari master cetakan lebih sulit dikerjakan.Kelebihannya adalah konstruksinya lebih kuat/tidak mudah patah dan master cetakannya dapat dipergunakan beberapa kali. Oleh karena itu, dalam membuat master cetakan pembuat fiberglass lebih senang menggunakan bahan dari fiberglass juga. Dengan demikian yang akan dibahas di sini adalah membuat master cetakan dari bahan fiberglass. Proses pembuatannya sebagai berikut :
2) Melapisi mal tersebut dengan PVA atau mirror.Apabila bahan ini tidak tersedia maka dapat
menggunakan cairan pembersih lantai.
3) Menyiapkan wadah sebagai tempat adonan fiberglass berupa kaleng bekas oli atau kaleng bekas
cat, yang penting keadaannya bersih.
4) Membuat adonan fiberglass dengan cara mencampur jadi satu talk, resin, dan katalis. Aduk dengan
cepat bahan-bahan ini hingga merata, kalau kelamaan dapat mengeras duluan.
5) Selanjutnya adonan fiberglass diulaskan dengan cepat pada mal sebelah luar dan ditunggu sampai
kering. Agar cepat kering dapat dijemur di terik matahari.
6) Memasang/menempatkan mat pada permukaan lapisan adonan fiberglass. Ukuran mat
menyesuaikan bentuk mal.
7) Menyiapkan adonan fiberglass lagi, dan diulaskan kembali di atas lapisan mat dengan cepat serta
ditunggu sampai kering.
8) Apabila lapisan fiberglass sudah kering, master cetakan dapat dilepas dari mal-nya dan siap
digunakan sebagai cetakan fiberglass.Agar dapat dihasilkan kualitas fiberglass yang kuat, campuran
bahan untuk master cetakan harus lebih tebal daripada fiberglass hasil, yaitu sekitar 2 - 3 mm atau
dilakukan 3 - 4 kali pelapisan.
1) Menyiapkan master cetakan.
2) Menyiapkan wadah sebagai tempat adonan fiberglass berupa kaleng bekas oli/ kaleng bekas
cat/mangkuk, yang penting keadaannya bersih.
3) Resin sejumlah 1,5 - 2 liter dicampur dengan talk dan diaduk rata.
4) Apabila campuran yang terjadi terlalu kental maka perlu ditambahkan katalis. Penggunaan katalis
harus sesuai dengan perbandingan 1 : 1/40. Oleh karena itu apabila resinnya 2 liter, maka
katalis-nya 50 cc.
5) Selanjutnya ditambahkan erosil antara 400 - 500 gram pada campuran tersebut dan pigmen atau
zat pewarna.
6) Apabila semua campuran ter-sebut diaduk masih terlalu kental, maka perlu ditambah-kan katalis
dan apabila campurannya terlalu encer dapat ditambahkan aseton. Pemberian banyak sedikitnya
katalis akan mempengaruhi cepat atau lambatnya proses pengeringan. Pada cuaca yang dingin akan
dibutuhkan katalis yang lebih banyak.
7) Setelah campuran bahan dasar dibuat, langkah berikutnya yaitu memoles permukaan master
cetakan pada bagian dalam dengan mirror (sebagai pelicin dan pengkilap) dan dilakukan memutar
sampai lapisannya benar-benar merata.
8) Agar didapatkan hasil yang lebih baik, perlu ditunggu beberapa menit sampai pelicin tersebut
menjadi kering. Untuk mempercepat proses pengeringan, dapat dijemur di terik matahari.
9) Apabila mirror sudah terserap, permukaan cetakan dapat dilap dengan menggunakan kain bersih
hingga mengkilap.
10) Permukaan cetakan diolesi PVA untuk menjaga agar permukaan cetakan tidak lengket dengan
fiberglass hasil. Apabila mirror dan PVA tidak tersedia, dapat digunakan cairan pembersih lantai
sebagai gantinya.
11) Mengoleskan permukaan cetakan dengan adonan/ campuran dasar sampai merata, dan ditunggu
sampai setengah kering. Seperti langkah sebelumnya, yakni untuk mempercepat proses
pengeringan, dapat dijemur di terik matahari.
12) Selanjutnya di atas campuran yang telah dioleskan dapat diberi selembar mat sesuai dengan
kebutuhan. Tentu saja ukuran mat harus menyesuaikan dengan ukuran dan bentuk cetakan.
13) Selanjutnya di atas mat tersebut dilapisi lagi dengan adonan dasar. Untuk menghindari adanya
gelembung, pengolesan adonan dasar dilakukan sambil ditekan, sebab gelembung akan
mengakibatkan fiberglass mudah keropos. Jumlah pelapisan adonan dasar disesuaikan dengan
keperluan, makin tebal lapisan maka akan makin kuat daya tahannya.
14) Selain itu sebagai penguat dapat ditambahkan tulangan besi atau tripleks, terutama untuk bagian
yang lebar. Tujuannya adalah agar hasilnya tidak mengalami kebengkokan.
15) Pelepasan fiberglass hasil dilakukan apabila lapisan adonan tersebut sudah kering dan mengeras,
sebab apabila dilepas sebelum kering dapat terjadi penyusutan.
c. Langkah finishing
Pada langkah finishing, langkah pertama yang dilakukan yaitumerapikan fiberglass setelah dilepaskan dari master cetakannya denganmenggunakan gergaji, gunting, atau gerinda. Apabila fiberglass hasil telah rapi dapat dilakukan proses pengamplasan permukaan, pendempulan,dan pengecatan fiberglass, sesuai dengan warna yang diinginkan
atau
Istilah fiberglass umumnya digunakan untuk suatu produk baik lembaran maupun masif berserat menggunakan bahan dasar resin. Proses pembuatan fiberglass itu sendiri melalui beberapa proses dan membutuhkan bahan baku antara lain resin, katalis, talc, wax, pigmen (pewarna). Sedangkan proses pembuatannya yaitu (i) pengadaan bahan-bahan Fiberglass, (ii) proses pembuatan desain, (iii) proses pencetakan. 1. Bahan-bahan Fiberglass Untuk mebuat fiberglass dibutuhkan beberapa bahan baku antara lain:
* Resin
Resin adalah bahan kimia yang berbentuk cair, menyerupai minyak goreng, tetapi agak kental. Jenis resin bermacam-macam. Untuk bahan aksesoris fiberglass, umumnya menggunakan resin bening atau resin butek. Resin bening, biasanya digunakan untuk bentuk yang menonjolkan kebeningannya. Sedangkan resin jenis butek lebih banyak digunakan untuk pembuatan aksesoris, disamping harganya murah, resin ini dapat dengan mudah dibeli di toko-toko kimia.
* Katalis
Cairan ini bisa dibilang pendamping setia resin, cairan ini biasanya berwarna bening dan berbau agak sengak. Cairan ini berfungsi untuk mempercepat proses pengerasan adonan fiber, semakin banyak katalis maka akan semakin cepat adonan mengeras akan tetapi hasilnya kurang bagus. Cairan ini jika mengenai kulit akan terasa panas, seperti cairan air zuur.
* Talc
Bahan berbentuk bubuk putih yang menyerupai terigu ini berfungsi sebagai pengental adonan fiberglass utama (resin, katalis dll) sehingga sepeti plastik. Semakin banyak campuran Talc pada adonan, maka hasil fiberglass akan menjadi lebih tebal dan berat.
* Wax (Mold Release)
Bahan ini sepintas mirip mentega/keju ketika masih di dalam wadahnya. Berfungsi sebagai pelicin pada tahap pencetakan dan agar resin tidak menempel pada cetakan. 2. Pembuatan desain Langkah-langkah dalam membuat desain antara lain dengan:
1. Membuat visualisasi produk dengan gambar melalui komputer. Melakukan pembuatan pola melalui komputer yang kemudian dituangkan dalam gambar desain. Hal ini bertujuan memvisualisasikan desain prosuk yang akan dibuat dan mempermudah dalam pencetakan.
2. Membuat cetakan fiberglass sesuai ukuran gambar Gambar produk yang telah dibuat kemudian digunakan untuk menciptakan cetakan fiberglass dengan ukuran tertentu. Cetakan ini dibuat dari bahan fiberglass untuk mempermudah pembentukan.
3. Finising desain cetakan fiberglass. Finising dilakukan untuk melihat keakuratan ukuran dan kesesuaian bentuk cetakan dengan model gambar.
3. Proses pencetakan
Terdapat beberapa cara dalam pembuatan fiberglass antara lain:
* Resin + Katalis = mudah pecah
* Fiberglass Cloth + Resin + Katalis
* Resin + talk + Katalis = Kuat
Didalam pembuatan fiberglass mengunakan cara yang kedua yaitu Resin + talk + Katalis. Proses pencetakan dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu:
1. Siapkan alat-alat berupa gelas air mineral, pengaduk, dan sarung tangan.
2. Tuangkan resin, katalis dan talc kedalam gelas air mineral dengan perbandingan campuran Resin : Katalis = 1 liter : 10cc (0,01 L), sedangkan resin ditambah talk kira-kira perbandingan 1:1 3. Tambahkan air secukupnya untuk menjaga agar bahan baku tidak mudah mengeras
4. Tambahkan pigmen sesuai warna yang dikehendaki dan aduk-aduk sampai merata
5. Tuangkan bahan baku kedalam cetakan dan tunggu hingga mengering dan keras
6. Keluarkan fiberglass dari cetakan
BAHAN PEMBUAT FIBERGLASS
Resin
Resin adalah bahan kimia yang berbentuk cair, menyerupai minyak goreng, tetapi agak kental. Jenis resin bermacam-macam. Untuk bahan aksesoris fiberglass, umumnya menggunakan resin bening atau resin butek. Resin bening, biasanya digunakan untuk bentuk yang menonjolkan kebeningannya, seperti untuk aksesoris visor, kap lampu dll sebagai pengganti mika, namun penggunaan resin bening yang ada dipasaran untuk pengganti mika, masih belum menghasilkan kualitas yang memuaskan. Sedangkan resin jenis butek lebih banyak digunakan untuk pembuatan aksesoris, disamping harganya murah, resin ini dapat dengan mudah dibeli di toko-toko kimia.
Katalis
Cairan ini bisa dibilang pendamping setia resin, cairan ini biasanya berwarna bening dan berbau agak sengak. Cairan ini berfungsi untuk mempercepat proses pengerasan adonan fiber, semakin banyak katalis maka akan semakin cepat adonan mengeras tetapi hasilnya kurang bagus. Cairan ini jika mengenai kulit akan terasa panas, seperti cairan air zuur.
Kalsium Karbonat
Bahan berbentuk bubuk putih yang menyerupai terigu ini berfungsi sebagai pengental adonan fiberglass utama (resin, katalis dll). Semakin banyak campuran Kalsium Karbonat pada adonan, maka hasil fiberglass akan menjadi lebih tebal dan berat. Bahan ini dapat diganti dengan Talc, tetapi warna Talc agak lebih gelap. Tetapi saya belum menemukan perbedaan yang signifikan penggunaan Talc & Kalsium Karbonat.
Met/Matt
Met merupakan bahan serat kaca. Bahan ini berfungsi sebagai serat penguat dari adonan fiberglass ketika akan dicetak, agar hasilnya menjadi lebih kuat dan tidak mudah pecah. Bentuk met bermacam-macam, ada yang mirip bihun, kain, karung dan sarang lebah. Tetapi yang banyak dijumpai dipasaran adalah yang berbentuk seperti bihun.
Kobalt (Cobalt Blue)
Kobalt adalah bahan kimia yang berbentuk cair, berwarna biru mirip tinta dan mempunyai aroma tidak sedap. Cairan ini digunakan untuk tambahan campuran adonan resin & katalis, agar adonan lebih merekat pada met dan mempercepat pengerasan adonan fiber. Terlalu banyak menambahkan Kobalt dapat mengakibatkan hasil fiber yang getas (rapuh).
Wax (Mold Release)
Bahan ini sepintas mirip mentega/keju ketika masih di dalam wadahnya. Berfungsi sebagai pelicin pada tahap pencetakan yang menggunakan mal/molding, agar antara molding dengan hasil cetakan tidak saling merekat, sehingga dengan mudah dapat dilepaskan.
Bahan Pembuat Fiberglass
Bahan pembuat fiberglass pada umumnya terdiri dari 11 macambahan, 6 macam sebagai bahan utama dan 5 macam sebagai bahan finishing, diantaranya : erosil, pigmen, resin, katalis, talk, mat, aseton,PVA, mirror,cobalt, dan dempul.
a. Erosil
berglass Bahan ini berbentuk bubuk sangat halus seperti bedak bayiberwarna putih. Berfungsi sebagai perekat mat agar fiberglass menjadikuat dan tidak mudah patah/pecah.
b. Resin
Bahan ini berujud cairan kental seperti lem, berkelir hitam atau bening.Berfungsi untuk mengencerkan semua bahan yang akan dicampur. Resin mempunyai beberapa tipe dari yang keruh, berwarna hingga yang bening dengan berbagai kelebihannya seperti kekerasan, lentur, kekuatan dan lain-lain. Selain itu harganya-pun bervariasi.
c.Katalis
Katalis berbentuk cairan jernih dengan bau menyengat. Fungsinya sebagai katalisator agar resin lebih cepat mengeras. Penambahan katalis ini cukup sedikit saja tergantung pada jenis resin yang digunakan. Selain itu umur resin juga mempengaruhi jumlah katalis yang digunakan. Artinya resin yang sudah lama dan mengental akan membutuhkan katalis lebih sedikit bila dibandingkan dengan resin baru yang masih encer. Zat kimia ini biasanya dijual bersamaan dengan resin. Perbandingannya adalah resin 1 liter dan katalisnya 1/40 liter.
d. Pigment
Pigment adalah zat pewarna saat bahan fiberglass dicampur. Pemilihan warna disesuaikan dengan selera pembuatnya. Pada umumnya pemilihan warna untuk mempermudah proses akhir saat pengecatan.
e. Mat
Bahan ini berupa anyaman mirip kain dan terdiri dari beberapa model, dari model anyaman halus sampai dengan anyaman yang kasar atau besar dan jarang-jarang. Berfungsi sebagai pelapis campuran/adonan dasar fiberglass, sehingga sewaktu unsur kimia tersebut bersenyawa dan mengeras, mat berfungsi sebagai pengikatnya. Akibatnya fiberglass menjadi kuat dan tidak getas.
f. Talk
Sesuai dengan namanya, bahan ini berupa bubuk berwarna putih seperti sagu. Berfungsi sebagai campuran adonan fiberglass agar keras dan agak lentur.
g. Aseton
Pada umumnya cairan ini berwarna bening, fungsinya yaitu untuk mencairkan resin. Zat ini digunakan apabila resin terlalu kental yang akan mengakibatkan pembentukan fiberglass menjadi sulit dan lama keringnya.
h. Cobalt
Cairan kimia ini berwarna kebiru-biruan berfungsi sebagai bahan aktif pencampur katalis agar cepat kering, terutama apabila kualitas katalisnya kurang baik dan terlalu encer. Bahan ini dikategorikan sebagai penyempurna, sebab tidak semua bengkel menggunakannya. Hal ini tergantung pada kebutuhan pembuat dan kualitas resin yang digunakannya. Perbandingannya adalah 1 tetes cobalt dicampur dengan 3 liter katalis. Apabila perbandingan cobalt terlalu banyak, dapat menimbulkan api.
i. PVA
Bahan ini berupa cairan kimia berkelir biru menyerupai spiritus. Berfungsi untuk melapis antara master mal/cetakan dengan bahan fibreglass. Tujuannya adalah agar kedua bahan tersebut tidak saling menempel, sehingga fiberglass hasil cetakan dapat dilepas dengan mudah dari master mal atau cetakannya.
j. Mirror
Sesuai namanya, manfaatnya hampir sama dengan PVA, yaitu menimbulkan efek licin. Bahan ini berwujud pasta dan mempunyai warna bermacam-macam. Apabila PVA dan mirror tidak tersedia, perajin/pembuat fiberglass dapat memanfaatkan cairan pembersih lantai yang dijual bebas di mall/ toserba.
k. Dempul
Setelah hasil cetakan terbentuk dan dilakukan pengamplasan, permukaan yang tidak rata dan berpori-pori perlu dilakukan pendempulan.Tujuannya agar permukaan fiberglass hasil cetakan menjadi lebih halus dan rata sehingga siap dilakukan pengecatan.
Peralatan Fiberglass
Di samping bahan-bahan yang disebutkan di atas, dalam pembuatan fiberglass diperlukan peralatan antara lain :
a.Wadah, untuk tempat mencampur resin dan mencuci alat.
b.Pengaduk untuk resin dan pengambil pigment.
c.Kuas, untuk meratakan resin pada permukaan yang dilapisi fiberglass.
d.Masker, untuk menghindari masuknya zat kimia berbahaya, bau menyengat, serbuk/serat halus
dan lain-lain.
e.Kain lap, untuk membersihkan kotoran/ceceran resin.
f.Alat tambahan lain seperti gergaji, gunting, gerinda dan lain-lain mungkin dibutuhkan dalam
beberapa jenis pekerjaan.
- Pembuatan Fiberglass
a. Pembuatan master cetakan
Membuat master cetakan merupakan langkah awal dari pembuatan fiberglass. Ada dua pilihan bahan yang akan digunakan untuk membuat master cetakan, yakni bahan dari gips dan bahan dari fiberglass. Masing- masing bahan master cetakan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pembuatan master cetakan dari bahan gips akan lebih mudah dikerjakan, dan saat pelepasan fiberglass hasil dari master cetakannya mudah dilakukan, bahkan dapat dilakukan dengan merusak master cetakannya. Di samping itu harganyapun relatif lebih murah. Kekurangannya adalah konstruksinya rapuh dan hanya dapat dipakai sekali saja. Untuk bahan master cetakan dari fiberglass memang harganya lebih mahal. Di samping itu proses pembuatan master cetakan dan proses pelepasan fiberglass hasil dari master cetakan lebih sulit dikerjakan.Kelebihannya adalah konstruksinya lebih kuat/tidak mudah patah dan master cetakannya dapat dipergunakan beberapa kali. Oleh karena itu, dalam membuat master cetakan pembuat fiberglass lebih senang menggunakan bahan dari fiberglass juga. Dengan demikian yang akan dibahas di sini adalah membuat master cetakan dari bahan fiberglass. Proses pembuatannya sebagai berikut :
1) Membuat mal cetakan Membuat mal cetakan dapat dilakukan dengan cara membuat tutup bumper
dengan kertas karton yang ukuran dan bentuknya sama persis dengan ukuran dan bentuk aslinya.
Apabila tersedia bentuk asli tutup bumper (tentunya yang sudah tidak terpakai), maka bentuk asli
tutup bumper ini dapat dimanfaatkan sebagai mal.
2) Melapisi mal tersebut dengan PVA atau mirror.Apabila bahan ini tidak tersedia maka dapat
menggunakan cairan pembersih lantai.
3) Menyiapkan wadah sebagai tempat adonan fiberglass berupa kaleng bekas oli atau kaleng bekas
cat, yang penting keadaannya bersih.
4) Membuat adonan fiberglass dengan cara mencampur jadi satu talk, resin, dan katalis. Aduk dengan
cepat bahan-bahan ini hingga merata, kalau kelamaan dapat mengeras duluan.
5) Selanjutnya adonan fiberglass diulaskan dengan cepat pada mal sebelah luar dan ditunggu sampai
kering. Agar cepat kering dapat dijemur di terik matahari.
6) Memasang/menempatkan mat pada permukaan lapisan adonan fiberglass. Ukuran mat
menyesuaikan bentuk mal.
7) Menyiapkan adonan fiberglass lagi, dan diulaskan kembali di atas lapisan mat dengan cepat serta
ditunggu sampai kering.
8) Apabila lapisan fiberglass sudah kering, master cetakan dapat dilepas dari mal-nya dan siap
digunakan sebagai cetakan fiberglass.Agar dapat dihasilkan kualitas fiberglass yang kuat, campuran
bahan untuk master cetakan harus lebih tebal daripada fiberglass hasil, yaitu sekitar 2 - 3 mm atau
dilakukan 3 - 4 kali pelapisan.
- Pembuatan fiberglass hasil
1) Menyiapkan master cetakan.
2) Menyiapkan wadah sebagai tempat adonan fiberglass berupa kaleng bekas oli/ kaleng bekas
cat/mangkuk, yang penting keadaannya bersih.
3) Resin sejumlah 1,5 - 2 liter dicampur dengan talk dan diaduk rata.
4) Apabila campuran yang terjadi terlalu kental maka perlu ditambahkan katalis. Penggunaan katalis
harus sesuai dengan perbandingan 1 : 1/40. Oleh karena itu apabila resinnya 2 liter, maka
katalis-nya 50 cc.
5) Selanjutnya ditambahkan erosil antara 400 - 500 gram pada campuran tersebut dan pigmen atau
zat pewarna.
6) Apabila semua campuran ter-sebut diaduk masih terlalu kental, maka perlu ditambah-kan katalis
dan apabila campurannya terlalu encer dapat ditambahkan aseton. Pemberian banyak sedikitnya
katalis akan mempengaruhi cepat atau lambatnya proses pengeringan. Pada cuaca yang dingin akan
dibutuhkan katalis yang lebih banyak.
7) Setelah campuran bahan dasar dibuat, langkah berikutnya yaitu memoles permukaan master
cetakan pada bagian dalam dengan mirror (sebagai pelicin dan pengkilap) dan dilakukan memutar
sampai lapisannya benar-benar merata.
8) Agar didapatkan hasil yang lebih baik, perlu ditunggu beberapa menit sampai pelicin tersebut
menjadi kering. Untuk mempercepat proses pengeringan, dapat dijemur di terik matahari.
9) Apabila mirror sudah terserap, permukaan cetakan dapat dilap dengan menggunakan kain bersih
hingga mengkilap.
10) Permukaan cetakan diolesi PVA untuk menjaga agar permukaan cetakan tidak lengket dengan
fiberglass hasil. Apabila mirror dan PVA tidak tersedia, dapat digunakan cairan pembersih lantai
sebagai gantinya.
11) Mengoleskan permukaan cetakan dengan adonan/ campuran dasar sampai merata, dan ditunggu
sampai setengah kering. Seperti langkah sebelumnya, yakni untuk mempercepat proses
pengeringan, dapat dijemur di terik matahari.
12) Selanjutnya di atas campuran yang telah dioleskan dapat diberi selembar mat sesuai dengan
kebutuhan. Tentu saja ukuran mat harus menyesuaikan dengan ukuran dan bentuk cetakan.
13) Selanjutnya di atas mat tersebut dilapisi lagi dengan adonan dasar. Untuk menghindari adanya
gelembung, pengolesan adonan dasar dilakukan sambil ditekan, sebab gelembung akan
mengakibatkan fiberglass mudah keropos. Jumlah pelapisan adonan dasar disesuaikan dengan
keperluan, makin tebal lapisan maka akan makin kuat daya tahannya.
14) Selain itu sebagai penguat dapat ditambahkan tulangan besi atau tripleks, terutama untuk bagian
yang lebar. Tujuannya adalah agar hasilnya tidak mengalami kebengkokan.
15) Pelepasan fiberglass hasil dilakukan apabila lapisan adonan tersebut sudah kering dan mengeras,
sebab apabila dilepas sebelum kering dapat terjadi penyusutan.
c. Langkah finishing
Pada langkah finishing, langkah pertama yang dilakukan yaitumerapikan fiberglass setelah dilepaskan dari master cetakannya denganmenggunakan gergaji, gunting, atau gerinda. Apabila fiberglass hasil telah rapi dapat dilakukan proses pengamplasan permukaan, pendempulan,dan pengecatan fiberglass, sesuai dengan warna yang diinginkan
atau
Bahan Fiberglass
* Resin
Resin adalah bahan kimia yang berbentuk cair, menyerupai minyak goreng, tetapi agak kental. Jenis resin bermacam-macam. Untuk bahan aksesoris fiberglass, umumnya menggunakan resin bening atau resin butek. Resin bening, biasanya digunakan untuk bentuk yang menonjolkan kebeningannya. Sedangkan resin jenis butek lebih banyak digunakan untuk pembuatan aksesoris, disamping harganya murah, resin ini dapat dengan mudah dibeli di toko-toko kimia.
* Katalis
Cairan ini bisa dibilang pendamping setia resin, cairan ini biasanya berwarna bening dan berbau agak sengak. Cairan ini berfungsi untuk mempercepat proses pengerasan adonan fiber, semakin banyak katalis maka akan semakin cepat adonan mengeras akan tetapi hasilnya kurang bagus. Cairan ini jika mengenai kulit akan terasa panas, seperti cairan air zuur.
* Talc
Bahan berbentuk bubuk putih yang menyerupai terigu ini berfungsi sebagai pengental adonan fiberglass utama (resin, katalis dll) sehingga sepeti plastik. Semakin banyak campuran Talc pada adonan, maka hasil fiberglass akan menjadi lebih tebal dan berat.
* Wax (Mold Release)
Bahan ini sepintas mirip mentega/keju ketika masih di dalam wadahnya. Berfungsi sebagai pelicin pada tahap pencetakan dan agar resin tidak menempel pada cetakan. 2. Pembuatan desain Langkah-langkah dalam membuat desain antara lain dengan:
1. Membuat visualisasi produk dengan gambar melalui komputer. Melakukan pembuatan pola melalui komputer yang kemudian dituangkan dalam gambar desain. Hal ini bertujuan memvisualisasikan desain prosuk yang akan dibuat dan mempermudah dalam pencetakan.
2. Membuat cetakan fiberglass sesuai ukuran gambar Gambar produk yang telah dibuat kemudian digunakan untuk menciptakan cetakan fiberglass dengan ukuran tertentu. Cetakan ini dibuat dari bahan fiberglass untuk mempermudah pembentukan.
3. Finising desain cetakan fiberglass. Finising dilakukan untuk melihat keakuratan ukuran dan kesesuaian bentuk cetakan dengan model gambar.
3. Proses pencetakan
Terdapat beberapa cara dalam pembuatan fiberglass antara lain:
* Resin + Katalis = mudah pecah
* Fiberglass Cloth + Resin + Katalis
* Resin + talk + Katalis = Kuat
Didalam pembuatan fiberglass mengunakan cara yang kedua yaitu Resin + talk + Katalis. Proses pencetakan dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu:
1. Siapkan alat-alat berupa gelas air mineral, pengaduk, dan sarung tangan.
2. Tuangkan resin, katalis dan talc kedalam gelas air mineral dengan perbandingan campuran Resin : Katalis = 1 liter : 10cc (0,01 L), sedangkan resin ditambah talk kira-kira perbandingan 1:1 3. Tambahkan air secukupnya untuk menjaga agar bahan baku tidak mudah mengeras
4. Tambahkan pigmen sesuai warna yang dikehendaki dan aduk-aduk sampai merata
5. Tuangkan bahan baku kedalam cetakan dan tunggu hingga mengering dan keras
6. Keluarkan fiberglass dari cetakan
BAHAN PEMBUAT FIBERGLASS
Resin
Resin adalah bahan kimia yang berbentuk cair, menyerupai minyak goreng, tetapi agak kental. Jenis resin bermacam-macam. Untuk bahan aksesoris fiberglass, umumnya menggunakan resin bening atau resin butek. Resin bening, biasanya digunakan untuk bentuk yang menonjolkan kebeningannya, seperti untuk aksesoris visor, kap lampu dll sebagai pengganti mika, namun penggunaan resin bening yang ada dipasaran untuk pengganti mika, masih belum menghasilkan kualitas yang memuaskan. Sedangkan resin jenis butek lebih banyak digunakan untuk pembuatan aksesoris, disamping harganya murah, resin ini dapat dengan mudah dibeli di toko-toko kimia.
Katalis
Cairan ini bisa dibilang pendamping setia resin, cairan ini biasanya berwarna bening dan berbau agak sengak. Cairan ini berfungsi untuk mempercepat proses pengerasan adonan fiber, semakin banyak katalis maka akan semakin cepat adonan mengeras tetapi hasilnya kurang bagus. Cairan ini jika mengenai kulit akan terasa panas, seperti cairan air zuur.
Kalsium Karbonat
Bahan berbentuk bubuk putih yang menyerupai terigu ini berfungsi sebagai pengental adonan fiberglass utama (resin, katalis dll). Semakin banyak campuran Kalsium Karbonat pada adonan, maka hasil fiberglass akan menjadi lebih tebal dan berat. Bahan ini dapat diganti dengan Talc, tetapi warna Talc agak lebih gelap. Tetapi saya belum menemukan perbedaan yang signifikan penggunaan Talc & Kalsium Karbonat.
Met/Matt
Met merupakan bahan serat kaca. Bahan ini berfungsi sebagai serat penguat dari adonan fiberglass ketika akan dicetak, agar hasilnya menjadi lebih kuat dan tidak mudah pecah. Bentuk met bermacam-macam, ada yang mirip bihun, kain, karung dan sarang lebah. Tetapi yang banyak dijumpai dipasaran adalah yang berbentuk seperti bihun.
Kobalt (Cobalt Blue)
Kobalt adalah bahan kimia yang berbentuk cair, berwarna biru mirip tinta dan mempunyai aroma tidak sedap. Cairan ini digunakan untuk tambahan campuran adonan resin & katalis, agar adonan lebih merekat pada met dan mempercepat pengerasan adonan fiber. Terlalu banyak menambahkan Kobalt dapat mengakibatkan hasil fiber yang getas (rapuh).
Wax (Mold Release)
Bahan ini sepintas mirip mentega/keju ketika masih di dalam wadahnya. Berfungsi sebagai pelicin pada tahap pencetakan yang menggunakan mal/molding, agar antara molding dengan hasil cetakan tidak saling merekat, sehingga dengan mudah dapat dilepaskan.
2 Responses to “Usaha Seni Fiber Glass”
mantaap,,,
Thun depan kita buka bengkel
Leave a Reply