Tiga bulan lamanya, Hj Tien Saidatina tak sadarkan diri di ruangan ICU sebuah rumah sakit kota Jakarta. Siapa pun yang mengenalnya bilang, tak lama lagi dia pergi selamanya. Tetapi Sang Khalik berkehendak lain. Bunda Tien bangkit dari mati surinya. Ia sukses mengembangkan sederet bisnis, mulai dari umrah dan haji plus hingga klinik bekam.
Tujuh tahun silam, sebuah perusahaan maskapai penerbangan terbesar milik negara, PT Garuda Indonesia, hampir kehilangan seorang karyawan terbaiknya. Adalah Hj Tien Saidatina, itulah karyawan senior yang telah berbakti lebih dari 20 tahun di perusahaan itu. Saat karirnya sedang menuju puncak saat itu, Tien justru pindah ruangan yang tak lain adalah ruangan ICU sebuah rumah sakit di Jakarta.
Usus buntunya pecah. Penanganan melalui operasi nyaris membuatnya meregang nyawa selamanya. Tiga bulan lamanya, Tien tak sadarkan diri. Mati suri dalam waktu yang sangat lama, membuat siapa pun yang mengenalnya sama sekali tak berharap ia akan hidup kembali.
“Alhamdulilah, saya masih diberi kesempatan Allah untuk kembali hidup di dunia,” tukas Tien mengenang masa-masa yang diakuinya tak menyadari apa pun, bahkan tak tahu jika dirinya ada. Bangun dari tidur panjangnya, single parent dua orang anak ini akhirnya minta pensiun dini dari Garuda. Waktu itu, ia belum sembuh benar dari derita panjangnya.
Obat sudah tak mampu memulihkan tubuhnya hingga kembali normal. “Mau lari kemana lagi. akhirnya bekam,” ujar ibunda Edy dan Mela ini. Bekam yang ia maksud adalah sebuah terapi kesehatan yang konon sudah turun-temurun di Indonesia. Alhasil, rutin melakukan terapi Bekam, ia akhirnya pulih total.
Bahagia ia kembali sehat dengan terapi Bekam, Tien kemudian belajar menjadi terapis atau praktisi Bekam. Bersama teman-temannya saat kerja di Garuda, ia belajar Bekam kepada seorang guru Bekam yang sudah tak asing yakni Ustadz Ahmad Bekam. Tien akhirnya membuka klinik Bekam di rumahnya. Ia berhasil menyembuhkan siapa pun dengan terapi Bekam. Bukan hanya pasien di Jakarta tetapi hingga pelosok nusantara.
Bukan hanya Bekam. Tien juga menekuni terapi kesehatan lainnya, yakni Tapping. Lenny Ekasari, sahabat Tien semasa kerja di Garuda mengatakan, baik Tapping mau pun Bekam mampu membuat siapa sembuh dari penyakit yang dideritanya. “Bahkan Bekam sudah merupakan kombinasi dengan medis,” kata Lenny, yang juga merupakan kawan Tien sesama praktisi bekam dan tapping.
Menyangkut biaya terapi, Tien tak terang-terangan mematok harga. Tetapi gurunya, Ahmad Bekam memberikan perincian harga berdasarkan berat-ringannya penyakit yang diderita. “Biasanya mulai dari Rp 300 ribu hingga Rp 1,5 juta. Bisa juga di atas angka tersebut. Tapi bagi yang tak mampu dilakukan subsidi silang saja,” tukasnya saat menyambangi kantor Tien di Gedung Menara Salemba, Jakarta, lantai 8.
Dari Menara Salemba itulah, kiprah Bunda Tien dalam dunia bisnis bersinar terang. Sembuh dari sakit, ternyata ia tak hanya mengembangkan terapi Bekam, tetapi juga bergabung menjadi tim marketing PT Lima Utama Sukses (LUAS) devisi marketing PT Arminareka Perdana, perusahaan penyelenggara umrah dan haji plus. Tien masuk ke dunia baru, dunia yang sangat berbeda dengan profesinya di Garuda Indonesia.
Melalui program marketing LUAS, Arminareka membuat hati Tien terpanggil masuk ke dalamnya. Apa pasal? Perusahaan ini bisa memberangkatkan siapa pun umat muslim menuju Baitulah, kendati tak mampu dari sisi financial. “Caranya gampang, hanya dengan mereferensi jemaah lainnya,” seraya melanjutkan, ini adalah pekerjaan yang sangat mulia.
Secara ringkas Tien menjelaskan, DP untuk umrah hanya sebesar Rp 3,5 juta, sementara haji plus sebesar Rp 5 juta. Setelah melakukan DP, jemaah bisa mereferensi jemaah lainnya. Komisi dari dari referensi satu orang jemaah umrah sebesar Rp 1,5 juta dan untuk referensi haji plus sebesar Rp 2,5 juta. Itu belum dihitung dengan benefit asuransi serta komisi pasangan setelah mendapatkan satu jemaah berikutnya. Bahkan, komisinya bisa diwariskan kepada ahli waris jemaah.
“Jemaah yang telah direferensi transfer hari Senen, hari Kamis sudah masuk rekening jemaah yang mereferensikan,” tandasnya. Semuanya sudah terotomatisasi oleh sistem Arminareka. Komisi yang didapatkan, bisa dikumpulkan untuk umrah atau haji plus, mau pun untuk keperluan jemaah sehari-hari.
Lebih dari itu, sebut Tien, kian banyak mendapatkan jemaah, merupakan sebuah peluang bisnis yang berpotensi mendatangkan keuntungan besar. Untuk itu, bagi calon jemaah yang ingin membuka perwakilan di wilayah yang berpotensi menarik lebih banyak jemaah, merupakan sebuah prospek bisnis yang sangat cerah.
Atas dasar manajemen Allah, demikian Tien menyebutkan spirit utamanya dalam berusaha, ia berhasil memberangkatkan lebih dari 30 ribu jemaah ke Baitulah. Bisa diperkirakan seberapa besar komisi yang ia raih. Untuk prestasinya, Tien berkali-kali mendapatkan penghargaan dari Arminareka.
“Kunci saya dalam berusaha adalah action, nyata dan akurat,” ujarnya. Maka itu, ia lebih senang menjelaskan yang simpel-simpel saja kepada calon jemaah ketimbang harus bertele-tele. Disamping juga, ia selalu mengutamakan kesabaran dalam menjalankan usahanya. Itulah sebabnya Tien memberi nama “Tim Pena Senyum Selalu” untuk tim marketing yang dipimpinnya.
Melza Mourad, salah satu tim Luas yang sukses dididik Bunda Tien, tak bisa menyembunyikan rasa harunya terhadap kebangkitan sosok Bunda Tien. “Beliau sakit sampe tiga bulan tidak sadar. Saya lihat, setelah beliau sadar kembali, kayaknya ada kehidupan baru, kayak ada magnet, jemaahnya hampir 30 ribu,”.
Ingin Menjadi Jemaah atau Perwakilan Arminareka?
Hubungi :
Bunda Tien, Hp 0812 9349 720
No response to “HIDUP DARI MATI SURI BERBULAN-BULAN, KINI MENJADI PENGUSAHA SUKSES”
Leave a Reply