Minggu, 17 Februari 2013

Nudget Ikan


Nugget merupakan produk olahan makanan yang banyak dibuat dari daging ikan. Kemasan yang praktis dan banyak mengandung protein menjadi kelebihan makanan yang banyak digemari anak-anak tersebut. Daya simpan nugget yang mampu bertahan cukup lama (disimpan dalam freezer) juga menjadi salah satu alasan makin meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap produk gurih dan renyah itu.
nuggetsayurikannilaPeluang itulah yang disadari oleh Tri Haryanti (31) untuk dikembangkan menjadi sebuah usaha produksi aneka nugget sayur daging ikan. Mengusung Shiva sebagai nama usahanya, saat ini Tri Haryanti mampu memproduksi 5 buah jenis nugget yaitu nugget sayur ikan nila, nugget sayur ikan lele, nugget sayur ayam keju, nugget sayur ayam jamur, dan nugget sayur tempe.
Tri Haryanti mengisahkan jika ide awal menjalankan peluang usaha kreasi nugget sayur tersebut diperoleh dari putrinya. “Saat itu anak saya susah makan, kemudian saya mencoba membuat inovasi makanan baru (nugget) dan ternyata dia menyukainya,” ujar Tri.
Sejak itulah, Tri makin termotivasi untuk mengembangkan usahanya dengan belajar dari majalah kuliner dan tayangan televisi. Di rumahnya Banaran Cangkringan Sleman, Tri pertama kali mengembangkan nugget ikan nila dengan bahan baku yang diambil dari Waduk Kedung Ombo Jawa Tengah.
Produksi Nuget Sayur
Dibantu 1 orang tenaga produksi, Tri Haryanti mengkreasi produk nuggetnya dengan beragam sayuran segar. “Sayuran yang kami gunakan selalu segar, kami beli dari petaninya langsung di Pasar Pakem,” kata ibu 3 orang putri tersebut.
Komposisi bahan yang digunakan dalam produksi nugget sayur tersebut antara lain: bahan baku utama (ikan nila, ikan lele, daging ayam, jamur tiram, dan tempe), wotel, brokoli, tepung roti, telur, bawang bombay, bawang putih, lada, gula, garam, dan kecap ikan.
“Dahulu bahan baku yang kami gunakan hanya 1-4 kg sekali produksi, namun saat ini bisa mencapai 10 kg daging dan 1 karung tepung,” imbuh Tri.
Diakui nugget hasil kreasinya tersebut pada awalnya dipasarkan dengan keliling di TK, perumahan, sembari menunggu anaknya sekolah.
“Sambil menunggui anak saya yang masih TK, saya berkeliling menjual nugget itu dengan menggunakan freezer bag yang mampu menampung 50-60 bungkus nugget,” tambah alumni Geologi UGM tersebut.
Saat ini, seiring perkembangan usahanya yang makin meningkat, Tri memasarkan produk nuggetnya dengan dititipkan ke warung-warung yang memiliki freezer. Selain itu, mengikuti perkembangan teknologi, Tri mencoba menawarkan produknya melalui media online dan jejaring sosial.
Pemasaran Produk Nuget
Harga produk Nugget Shiva cukup terjangkau, untuk Nugget Sayur Ikan Nila Rp. 9.000,00; Nugget Sayur Ikan Lele Rp. 9.000,00; Nugget Sayur ayam Keju Rp. 9.000,00; Nugget Sayur Ayam Jamur Rp.7.000,00; dan Nugget Sayur Tempe Rp. 4.000,00. “Dengan harga seperti itu, dalam satu hari kami rata-rata menghabiskan 40 bungkus (Rp.200.000,00), sehingga dalam satu bulan bisa memperoleh omzet 5 juta rupiah,” jelas ibu yang pernah menjadi pengajar di Timika Papua tersebut.
Kendala utama yang dirasakan Tri dalam menjalankan usahanya tersebut adalah pemasaran. Selama ini pemasaran yang beliau jalankan belum bisa maksimal karena tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga dengan 3 orang anak.
“Saat ini saya mencoba mengefektifkan pemasaran dengan menggunakan media online berupa portal iklan gratis,” jelas Tri. Selain pemasaran. kurangnya tenaga produksi juga menjadi kendala tersendiri bagi Ibu Tri.
Ditambah lagi proses pengiriman pesanan ke luar kota yang membutuhkan banyak waktu, maka harus menggunakan packing khusus agar tidak rusak sampai tempat tujuan.
Di akhir wawancaranya, Tri berharap usahanya akan semakin berkembang dan memiliki lebih banyak varian rasa yang menarik. “Dengan produk yang makin berkembang, saya bermimpi untuk memiliki rumah makan sendiri yang menyajikan makanan khusus nugget,” imbuh Tri dengan penuh keyakinan.

No response to “Nudget Ikan”

Leave a Reply